"Harusnya lo sadar, secara gak langsung lo udah mainin perasaan gue. Harusnya lo tau, gue punya hati yang selalu lo buat bingung"
.
.
.
.
.
."Kenapa, Raka?"
"Kenapa lo selalu nyium gue tanpa alasan?"
"Harusnya lo sadar, secara gak langsung lo udah mainin perasaan gue. Harusnya lo tau, gue punya hati yang selalu lo buat bingung"
"Apa yang lo lakuin dan apa yang lo ucapin kemarin itu tulus?"
"Apa yang mau lo tunjukin ke gue?"
Agatha sibuk bermonolog sambil menyetir, kini tatapannya beralih ke arloji yang melingkar manis di tangan kirinya.
"jam 07.25, njir asli gue telat" gerutunya kesal, tinggal 5 menit lagi kelas akan dimulai.
Suasana dalam ruang kelas XI IPA 4 begitu panas padahal ini masih pagi. Semua siswa sibuk berkutat dengan selembar kertas dan soal matematika di meja mereka masing
-masing.Tok...tok..tok.... suara ketukan pintu, seorang siswi berdiri di depan pintu dengan napas tak karuan.
"Kamu tau kan sekrang jadwal ulangan matematika! Kenapa masih juga telat?!" sembur Buk Lia yang melihat Agatha berdiri diambang pintu.
"Maaf, buk" ucap Agatha santai sambil menatap mata Buk Lia yang menatapnya tajam.
"Ini" ucap Buk Lia seraya mengulurkan selembar kertas dan soal.
"Kerjakan di luar. Ingat Agatha, kamu harus mendapat nilai diatas 80" ucap Buk Lia mengingatkan, Agatha hanya mengangguk patuh.
Di lembar soal itu jelas tercetak waktu ulangan hanya 45 menit, dan ini sudah berjalan 40 menit. Agatha dengan teliti menjawab soal-soal itu, tidak begitu sulit baginya bahkan ia tinggal mengerjakan satu nomor terakhir.
"Baiklah waktu habis, silahkan kumpulkan lembar jawaban di atas meja saya" perintah Buk Lia. Mendengar perintah Buk Lia semua siswa langsung sibuk mengumpulkan lembar jawabannya.
"Baiklah, klian bisa istirahat. Ibu akan bagikan hasilnya besok" ucap Buk Lia lalu beranjak pergi meninggalkan kelas.
"Waktu habis" ucap Buk Lia mengangetkan Agatha yg tengah sibuk mengoreksi pekerjaannya.
"Nih buk, saya yakin kali ini nilai saya gak hancur hancur amat" ucap Agatha menyerahkan lembar jawabannya.
"Kita liat hasilnya besok, awas jika kamu mengecewakan" ucap Buk Lia berlalu pergi meninggalkan Agatha yg masih mematung.
Dari tempatnya berdiri Agatha melihat ketiga sahabatnya berjalan keluar kelas, mereka tak menoleh sedikitpun pada Agatha. Gadis itu sadar kejadian kemarin pasti sangat mengecewakan sahabat-sahabatnya, terutama Bianca.
"Tunggu" teriak Agatha, ketiga sahabtnya tak mengindahkan teriakkan itu mereka malah terus berjalan menyusuri koridor menuju kantin.
"Please, dengerin gue" teriak Agatha kali ini ketiga sahabatnya berhenti, dengan segera gadis itu berlali kecil mendekati mereka.
"Mau apa lagi lo? Udh cukup yg lo lakuin kemarin dan gak ada yg perlu kita denger dari mulut lo itu" sembur Mila dengan penuh emosi.
"Kalian salah pa--"
"Stop, Tha!" potong Aldo sambil menatap tajam Agatha. "Jujur gue kecewa sama lo" sambungnya dan berlalu pergi.
"Puas lo udh ngebuat persahabatn kita rusak!" bentak Mila, Agatha hanya diam karna ia tau ini adalah kesalahannya dan wajar jika sahabat-sahabatnya membencinya kini.
"Gua gak nyangka lo sejahat ini sama Bianca. Emang dasar ya lo kegenitan jadi cewek, semua cowok lo embat. Buas ya lo!" ucap Mila, ia benar-benar emosi bahkan ia sama sekali tak peduli jika perkataannya barusan begitu menyakitkan untuk seorang sahabat.
Agatha sangat sakit mendengar kata-kata dari mulut sahabatnya tapi ia lebih sakit lagi karna Bianca sedari tadi hanya menatapnya tajam dan tak mau bicara sepatah katapun.
"Kasi gue kesempatan untuk jelasin, Bianca tolong bicara. Lo bisa maki gue sesuka lo tapi tolong jangan diem gini" lirih Agatha.
"Gak ada yg perlu lo jelasin lagi, apa yg kita liat kemarin udh cukup jelas" ucap Mila seraya menarik tangan Bianca untuk segera pergi.
"Tunggu! Please, bicara sama gue Bi" pinta Agatha dengan cepat mencengkal tangan Bianca untuk menghentikan langkahnya.
"Lepasin tangan Bianca sekarang!" bentak Mila.
"Gak akan sebelum Bianca bicara sa--" ucapan Agatha terhenti karna...
P L A K...!!! Satu tamparan mendarat tepat di pipi Agatha, hatinya semakin sakit, air mata jatuh membanjiri pipi yang kini merah dan terasa perih akibat tamparan Bianca.
"Cuma itu yang pantes lo dapetin!" ucap Bianca dengan mata berkaca-kaca, ia membendung air di pelupuk matanya. Bianca juga sakit dan sedih karna semua ini, Agatha sahabatnya sendiri tega menjalin hubungan dengan Agas, padahal Agatha tau Agas adalah cowok yang Bianca suka sejak awal mereka menginjakkan kaki di SMA itu.
______
Yuhuuuuu.....
udah chapter 14 nih, gimana nunggu lanjutan ceritanya? pasti bosen ya?
Jangan bosen nungguin kelanjutan BHAL dong, aku bakal usaha update terus biar ceritanya cepet selesai, jadi gak ada yang bakal bilang. "ceritanya ngegantung bnget sih"
sampai ketemu di chapter 15
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE A GOOD READERS (:
CONTINUED💘instagram : ldiian_
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Hate After Love [slow update]
Teen Fiction"Kak Niko, tunggu!" teriak Agatha dengan segera berjalan mendekat, cowok itu langsung menghentikan langkahnya dan berbalik. "Kenapa?" tanya Niko dingin. "Yang waktu itu. Pas Raka nyium gue depan lo, itu-" "Cukup!" potong Niko. "Aku minta maaf kak" u...