Chapter 5

195 63 15
                                    

Ketika aku melupakan sesuatu akan dirimu. Percayalah, hanya kamu satu-satunya orang yg mampu mengingatkan ku.

.
.
.
.

🙎🙎🙎

Agatha berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Dari kejauhan ia melihat seorang pria yg tak asing baginya.

"Dokter Adrian" panggil Agatha dari kejauhan.

"Agatha" kata Dokter itu menghampiri Agatha.

"Tumben kamu ke RS. Bawa bunga segala, mau jengukin temen?"

"Enggak dok"

"Jengukin pacar ya?" Tanya dokter itu sambil tersenyum jail.

Gadis itu menggeleng pelan "Agatha mau jenguk mama"

Dokter Adrian tersenyum dan mengelus pucuk kepala Agatha. "Mama kamu kangen berat sama kamu"

Agatha tersenyum mendengar perkataan dokter itu.

"Temenin Gatha ketemu mama ya dok"

"Ayo Agatha" ucap dokter Adrian mengajak gadis itu.

Dokter Adrian berjalan menuju sebuah ruangan. Ia membuka pintu ruangan itu, Agatha mengikuti langkah Dokter Adrian dan masuk ke ruangan itu.

Hening.
Hanya terdengar suara mesin monitor jantung, bahkan dentingan jam dinding di ruangan itu jelas terdengar.

Agatha melihat seorang wanita terbaring lemas dengan serangkaian alat pembantu kehidupan yg melekat di tubuhnya. Wajah wanita itu pucat, badanya kurus, hanya terbungkus tulang dan kulit. Rambut pirang wanita itu kian menipis.

'Deg' jantung Agatha berdebar, tubuhnya melemas. Mata bulatnya membendung air mata yg kini menetes dan membasahi wajah cantiknya. Ia benar benar tidak sanggup melihat pemandangan pilu yg sangat menyakitkan hatinya.

"Mama...!" Suara Agatha bergetar hebat, ia benar-benar shock melihat kondisi mama.

Selama setahun lebih ini Agatha tak pernah menjenguk Olivia--mama Agatha di rumah sakit.

Agatha terlalu takut jika suatu saat nanti Olivia terbangun dan menyalahkan semuanya pada Agatha.

"Kamu di sini untuk Olivia kan Gatha. Jangan pernah takut jika Olivia akan terbangun dari komanya dan menyalahkan kamu" ucap Dokter Adrian.

"Tapi dok, mama kayak gini karna Agatha kan. Hiks.."

"Ini semua kehendak Tuhan Gath" ucap dokter itu sambil mengelus pucuk kepala Agatha dan beranjak pergi membiarkan gadis itu mendekati Olivia.

Agatha meletakan rangkaian bunga itu di samping Olivia.
Tubuhnya terguncang hebat menahan sesak di dada karna tangis Agatha kian menjadi.

"Mama. Hiks.."

"Mama apa kabar?"

"Udah lama banget ya Thatha gak jenguk mama" sambil mengelus kepala mamanya.

"Thatha di sini buat mama" ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Oh ya ma. Aku bawain bunga kesukaan mama" Agatha memindahkan rangkaian bunga itu di tangan Olivia.

Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang