Chapter 28

93 6 0
                                    

Orang bodoh dengan tingkah konyolnya itu adalah lo

.
.
.
.
.
.
.
.

Agatha menunduk, menyeka air matanya yang terus mengalir. Saat ini jangankan bicara, untuk menatap Bagus sejenak pun Agatha tak mampu.

Bagus mengalihkan pandangannya menatap Agatha yang masih tertunduk  seraya menarik lembut dagu Agatha agar ia bisa melihat wajahnya.

"Hey" Bagus mengusap air mata yang membasahi pipi Agatha.

"Lo gak pantes merasa sedih bahkan nangis seperti ini"

Agatha memejamkan mata sambil menggeleng pelan.

"Maa..aaff, Bagus" ucap Agatha parau.

Bagus tersenyum sambil menatap gadis dihadapannya itu. "Bukan lo, tapi Agas yang harus minta maaf untuk semua ini"

Agatha tersenyum tipis, entah apa yang harus ia katakan tak ada kata lain selain kata maaf. Apa yang sudah Agas lakukan, Tuhan?

"Agatha" panggil Bagus pada Agatha yang masih sibuk dengan pikirannya.

"Ii..yaa" Agatha kembali menatap Bagus.

"Gue minta maaf" Bagus memberi jeda pada ucapannya.

Agatha hanya diam, menunggu Bagus melanjutkan ucapannya.

"Sebelumnya gue punya niat jahat ke lo, dengan menjadikan lo pelampiasan dendam gue ke Agas. Waktu Agas nyium lo depan umum otak gue otomatis berpikir lo adalah ceweknya Agas, dan gue pikir dengan itu gue nemuin satu kelemah Agas yaitu lo. Gue gak habis pikir, gue berubah, benar-benar seorang Bagus Stevano yang dipenuhi dendam atas kematian saudara kembar gue. Tapi berkat Niko, gue sadar sekrang. Dengan menjadikan lo media balas dendam itu justru ngebuat gue semakin ambisius, tapi sekarang gue sadar ada jalan lain yang lebih mudah dan ngebuat perasaan gue jauh dari kebencian dan dendam" lanjutnya.

Agatha tersenyum, menatap Bagus seraya menggenggam tangan cowok itu. Agatha paham betul apa yang sedang Bagus rasakan, apapun yang bisa Agatha lakukan tak akan pernah berhasil mengobati perih rasa kehilangan dan bersalah Bagus atas kematian kembarannya itu.

"Siapapun itu, kalau diposisi lo pasti akan berbuat yang sama. Dan lo berhak benci Agas bahkan lo harusnya benci gue juga"

"Lo gak ada hubungannya sama Agas" bantah Bagus menoleh melihat gadis itu kembali tertunduk dan menangis.

"Maaf, Bagus" lirihnya.

Entah sudah berapa kali gadis itu menunduk dan menangis sambil mengucapkan maaf pada Bagus.

Bagus menarik Agatha dalam peluknya, sambil menepuk pelan punggung gadis itu.

"Simpen kata maaf lo, karna gue gak akan memaafkan orang yang meminta maaf bukan atas kesalahannya"

Agatha makin terisak dalam pelukan Bagus. Matanya sembab, kepalanya pusing dan tubuhnya bergetar karna terus menangis.

Bagus mengurai pelukannya lalu menatap lembut mata sembab gadis di hadapannya itu.

"Berhenti menangisi hal yang gak seharusnya lo tangisi" tangan Bagus tergerak menghapus air mata gadis itu.

Agatha mengangguk pelan sambil tersenyum.

Untuk apa yang Agatha ketahui hari ini, ia berjanji akan melakukan apapun agar bisa mengobati rasa kehilangan dan penyesalan yang Bagus rasakan.

***

Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang