Chapter 19

86 13 0
                                    

Gue gak nyangka lo semurah itu. Bahkan lo gak pantes dirupiahkan, karna lo gak punya harga diri.

.
.
.
.
.

Pagi ini Agatha bangun lebih awal karna ia harus mengantar Keysha sekolah lebih dulu.

"Makasi kakak cantik udah nganter Key sekolah dan makasi untuk semuanya" ucap anak itu dengan tulusnya.

"Iya, sama-sama, Key. Tunggu ya, pulang sekolah kakak jemput kamu" ucap Agatha mengelus pucuk kepala Keysha, anak itu hanya mengangguk patuh lalu keluar dari mobil.

Agatha menatap punggung Keysha dari jendela mobilnya hingga anak itu hilang dari pandangannya, lalu ia kembali melajukan mobilnya menuju sekolah. Sejujurnya Agatha ingin bolos seperti kemarin, tapi tidak mungkin ia akan membolos selamanya hanya untuk menghindari Juan Alexander.

Agatha memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah, ia melihat Niko yang baru saja keluar dari mobil yang terparkir tepat di sebelah mobil Agatha. Tatapan mereka saling bertemu, tapi dengan segera Niko mengalihkan tatapannya dan melenggang pergi. Agatha segera keluar dari mobil dan mengejar cowok itu.

"Kak Niko, tunggu!" teriak Agatha dengan segera berjalan mendekat, cowok itu langsung menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Kenapa?" tanya Niko dingin.

"Yang waktu itu. Pas Raka nyium gue depan lo, itu-"

"Cukup!" potong Niko.

"Aku minta maaf kak" ucap Agatha tulus dengan mata yang menatap Niko lembut.

"Minta maaf?" jeda Niko, Agatha hanya diam lalu mengangguk pelan.

"Untuk apa lo minta maaf karna hal yang gak pernah lo sesali" sambungnya.

"Maksudnya?" tanya Agatha menatap Niko bingung.

"Waktu itu Raka nyium lo depan gue dan beberapa hari lalu gue liat Agas nyium lo depan umum" ucap Niko.

"Kak-"

"Gue gak nyangka lo semurah itu. Bahkan lo gak pantes dirupiahkan, karna lo gak punya harga diri" potong Niko lalu beranjak pergi meninggalkan Agatha yang masih mematung.

Ingin rasanya Agatha menjadi tuli untuk saat ini, kata-kata yang dilontarkan Niko padanya begitu menohok hatinya yang kini sakit dan begitu hancur. Sejak satu tahun lalu hidupnya memang sudah berubah, tak ada lagi tawa, tak ada lagi cinta, yang ada hanyalah kebencian, kebencian dan kebencian.

***

Agatha berjalan santai menyusuri koridor menuju kelasnya. Kata-kata Niko tadi masih mengelilingi memori otaknya seolah ingin tersimpan abadi untuk kepedihan hatinya.

"Ikut gue!" ucap seorang cowok yg tiba-tiba menarik kasar tangan Agatha.

Cowok itu membawa Agatha ke gudang belakang sekolah lalu dia menyandarkan Agatha di tembok dan menghimpitnya dengan satu tangan.

"Lo cewek yg dicium Agas tempo harikan?" tanya cowok itu, Agatha hanya diam memutar bola mata malas.

"Sejak hari itu gue susah nyariin lo, tapi sekarang lo malah muncul. Ternyata gak sulit ya nyariin lo, lo ceweknya agas kan" ucap cowok itu, kini menatap Agatha begitu intens

"Bukan" jwab Agatha sambil membalas tatapan cowok itu.

"Lo berani natap gue?" tanya cowok itu heran sepertinya tak ada satu gadis yg pernah menatapnya seperti Agatha sedang menatapnya saat ini.

"Kenapa enggak? Emng lo siapa sampe gue gk berani natap lo?" seru Agatha masih menatap cowok itu.

"Lo gak tau gue?" Jeda cowok itu, Agatha menggeleng.

"Okey. Kalau gitu kenalin, gue Bagas Stevano. Gue salah satu dari anak bandel sejenis cowok lo si Agas itu" sambungnya.

"Denger ya, Bagas Stevano si anak bandel ! Pertama, gue bukan ceweknya Agas. Kedua, Agas bukan cowok gue. Dan ketiga, siapapun lo, gue gak ada urusan sama lo !!" seru Agatha yg mulai kesal.

Cowok itu tersenyum miring sambil mengalihkan tatapannya dari Agatha.

"Jangan bertingkah seperti ini, lo ngebuat gue makin semangat untuk dapetin lo" ucapnya kembali menatap gadis di hadapannya itu.

"Maksud lo?" tanya Agatha polos.

Bagas mendekatkan wajahnya dengan Agatha hingga dia bisa merasakan hembusan napas cowok itu yang menerpa wajah cantiknya.

"Gue suka lo" Bagas memberi jeda pada ucapannya.

"Gue suka lo karna lo adalah miliknya Agas, apapun yg Agas miliki gue harus rebut itu" lanjut Bagas lalu mengecup pipi Agatha.

Agatha tersentak kaget, ia mengepalkan tangannya kesal, kurang ajar sekali cowok ini.

"Brengsek lo!!" seru Agatha lalu dengan sekuat tenaga ia menginjak kaki Bagas.

"Aw!!" ringis Bagas kesakitan.

"Cowok kayak lo bukan tipe gue dan cowok kayak lo lebih pantes pacaran sama banci taman lawang!!" ucap Agatha kesal dan berlalu pergi.

Bagas masih meringis menahan sakit di kakinya.

"Gue bakal bales lo, Agatha!!" teriak Bagas.

Agatha yg mendengar teriakkan itu hanya melambaikan tangan tak peduli.





_____________

Yuhuuuu....

Sudah berapa abad gak update nih?

Duh author nya males banget deh.

Niat gak sih?

Suka banget gantungin cerita!

Yahhhh gimana dong readers? Kan aku udah cantumkan "slow update" so sabar-sabar nunggunya ya :)

Jangan bosen nungguin kelanjutan BHAL Story ya 😘💕

.
.
.
.
.
To be continued !

Sampai ketemu di chapter 20
To be a good readers 👌😘💕



instagram : ldiian_






Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang