"Eh? (f/n)-chan...?" Tsuna terkejut melihatmu.
"Tsuna-kun? Kau juga..." kamu membelalakan mata tidak percaya.
"Kenapa kita di tinggal? Kemana yang lain?" Tsuna menghampirimu.
"Kita sepertinya sudah sampai di tempat tujuan..." kamu melihat keluar jendela. "Sebaiknya kita menelpon yang lain."
Tsuna mengangguk. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan menelpon Gokudera.
'Tululu--' tidak sampai 1 detik, telponnya diangkat.
"Juudaime! Saya benar-benar minta maaf!" seru Gokudera.
"Tunggu dulu! Pertama-tama elaskan kenapa aku dan (f/n)-chan ditinggal!" Tsuna kaget karena Gokudera langsung to the point.
"Sudah, sudah, Gokudera. Biar aku yang bicara," terdengar suara Yamamoto yang sepertinya mengambil ponsel Gokudera.
"Oi! Yakyuu-baka!" Gokudera marah tapi Yamamoto tetap lanjut bicara.
"Tadinya kami sekelompok juga ingin menunggu sampai kalian berdua bangun, tapi sensei bilang akan ada penilaian kelompok. Sasagawa dan Dokuro mau mengajukan diri, tapi bagi perempuan bahaya jalan berdua. Jadi aku dan Gokudera ikut juga," jelas Yamamoto.
"Lalu kami bagaimana?" tanyamu.
"Kalau begitu, kita bertemu saja di jembatan besar. Kalian bisa berjalan-jalan dulu karena ini termasuk waktu bebas sampai jam 5 sore," lanjut Yamamoto.
"Oke, terima kasih Yamamoto," kata Tsuna. Dan dia pun mematikan telponnya.
"Sekarang jam 3 sore, masih ada dua jam... Mau tidak mau, kita hanya bisa mengikuti saran Yamamoto untuk jalan-jalan sebentar," ujarmu.
"Kau benar. Kalau begitu, ayo," Tsuna pun mulai berjalan.
Di luar bis begitu panas. Tsuna pun mengajakmu ke toko kue terdekat. Biasanya ada pendingin ruangan, kue, dan es krim.
"Selamat datang, mau pesan apa?" tanya pelayannya.
"(f/n)-chan, kau mau apa?" tanya Tsuna.
"Umm... kalau begitu aku pesan (fav/cake), dan minumnya (fav/drink)," katamu jelas.
"Kalau begitu, aku Mille-feuille dan minumnya ocha saja," Tsuna menambahkan.
"Terima kasih, mohon di tunggu," pelayan itu membungkukkan badannya lalu pergi.
"Tsuna-kun, tidak kusangka kau tau kue dari Prancis," ujarmu.
"Ah, tidak... Sebenarnya aku tidak tau mau pesan apa, tapi karena teringat Haru sering mengucapkan dan namanya seperti Millefiore aku jadi penasaran," jelas Tsuna.
"Oh benar juga ya, sepertinya aku pernah lihat adegannya..." kamu mendelikkan mata. Otomatis, kamu tidak sengaja melihat seseorang yang aneh di pojok ruangan. "Eh?"
"Ada apa, (f/n)-chan?" tanya Tsuna.
"Itu, di pojok sana sepertinya ada orang kaya. Tea set, kue, dan mejanya mewah sekali," kamu menunjuk ke arah beberapa orang berpakaian hitam.
"B-Benar juga..." kata Tsuna kaku.
"Tuan, kami tidak memperbolehkan pelanggan menggunakan senjata disini," tiba-tiba kamu mendengar suara pelayan dari arah para 'orang kaya' itu.
"Xixixi... Itu bukan masalah, kan? Karena aku ini pangeran," suara seseorang yang terdengar ngeselin tapi tidak asing.
"Bel-senpai hanya norak~" suara laki-laki pemalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel World Love ❲Tsuna x Reader❳
FanfictionSetelah semua hal itu, cinta, kasih sayang, persahabatan, keluarga, kini saatnya aku harus membuka mata. Dunia itu, dunia yang selalu kuharapkan, bermimpi selalu agar bisa bergabung dengan mereka untuk mewarnai hidupku, dunia yang semu. Rasanya semu...