*Disarankan menyalakan lagu yang tersedia*
"...karena kau, Kyoko-chan..."
"Karena kau, Kyoko-chan terluka! Ini karena kau datang kesini, Kyoko-chan juga terlibat!"
"Seandainya... seandainya kau tidak kemari... Seandainya kau tidak muncul disini, Kyoko-chan tidak akan terluka!!"
Kata-kata menusuk itu masih terus terngiang dikepalaku. Aku tidak bisa menghilangkannya, setiap kali wajah Tsuna atau suaranya muncul, yang terbayang hanya kata-kata itu. Aku sudah menangis di pelukan Shoichi selama setengah jam, setelah itu dia menenangkanku.
"Ini, gunakan tisu," Shoichi memberiku sekotak tisu.
"Maaf, Shoichi-kun..." kataku mengelap air mata dan 'membersihkan' hidung.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Shoichi dengan wajah khawatir.
Aku awalnya menunduk terdiam, "Apa ini... salahku? Apa semua ini salahku karena aku muncul disini?"
"Tentu saja tidak! Byakuran-san lah yang harusnya bertanggung jawab atas semua ini," Shoichi mengerutkan alisnya, "kenapa kau bisa bilang begitu?"
"Tidak kok," aku menggeleng pelan sambil tersenyum paksa, "kau lanjutkan saja pekerjaanmu, yang lain masih bertarung diluar sana."
"B-Baiklah..." Shoichi terlihat ragu melanjutkan pekerjaannya. Tetap saja, aku tidak mau merepotkan dia.
Semua perang berakhir jam 6 pagi. Mukuro memasang ilusi kuat agar tidak ada orang yang melintas disekitar rumahmu dan Kyoko sudah dirawat di salah satu ruang. Semua penjaga pun memasuki rumahmu dan berkumpul di ruang tamu. Hibari yang tentu benci keramaian hanya bersender di dekat pintu. Kecuali aku yang duduk dibelokan tangga sehingga tak ada yang tau aku disitu.
"Kerja bagus, semuanya," kata Shoichi menuruni tangga.
"Ya.." Tsuna menjawab singkat sambil duduk di sofa, "tapi tidak begitu bagus."
"Eh?" Shoichi terkejut.
"Rumah Yamamoto di serang. Untung saja ayahnya tidak terluka parah," jelas Tsuna dengan suara datar tapi penuh amarah.
Aku pun begitu kaget, Ayah Yamamoto juga diserang...?
"Tidak apa-apa, ayah jagonya kendo, kok," suara Yamamoto terdengar dipaksa semua baik-baik saja.
"Dimana si bakaonna?" tanya Gokudera.
"Dia di kamar bersama Spanner," kata Shoichi. Yah, aku memang mengikuti Shoichi diam-diam dan aku menyuruhnya untuk tidak memberitahu bahwa tadi aku menangis.
"Dasar cewek itu, padahal kita melakukan ini demi dia," Gokudera masih seperti biasanya.
"Oh benar, Sawada! Jelaskan yang kau bilang tadi dengan ekstrim!" Ryohei berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel World Love ❲Tsuna x Reader❳
FanficSetelah semua hal itu, cinta, kasih sayang, persahabatan, keluarga, kini saatnya aku harus membuka mata. Dunia itu, dunia yang selalu kuharapkan, bermimpi selalu agar bisa bergabung dengan mereka untuk mewarnai hidupku, dunia yang semu. Rasanya semu...