Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seseorang. Aku sempat berpikir bahwa itu Byakuran yang mengerjaiku, tapi kurasa dia tidak akan membuat lelucon semacam itu. Pikiran ini terus menggangguku sampai sekarang.
Tidak seperti Reborn yang mengira aku dari sebuah family mafia, orang itu tau aku bukan dari dunia ini..., pikirku dengan serius.
"(s/n)! Jangan melamun di kelas! Perhatikan pelajarannya dengan baik!" tiba-tiba pak guru menegurku. Dan itu menyadarkan lamunanku.
"E-Eh! I-Iya... maafkan saya!" ucapku kaget. Aku pun menggeleng-geleng keras. Arrgh... Lupakan dulu!
#Author P.O.V
Tsuna mendengar percakapanmu dengan pak guru. Membuat dia berpikir tentang apa yang dikatakan Reborn. Entah kenapa.
"Menurutmu bagaimana si (s/n) itu?" kata-kata Reborn terbesit.
Bagaimana..? Kalau kau bilang begitu aku juga belum tau... Tapi kenapa saat itu aku menyebut nama Byakuran?, pikir Tsuna dengan mengerutkan alisnya sambil menopang dagu.
Jam Istirahat...
"Oke, kita akhiri pelajaran hari ini. Dan (s/n)--" pak guru memanggil namamu.
"Ya?"
"Hari ini kau piket dengan Sawada kan? Tolong bantu membawa peta-peta untuk pelajaran sejarah berikutnya," ujar Pak Guru yang langsung keluar ruangan.
"Ehh??" Tsuna yang belum juga bilang apapun itu kaget.
"Juudaime! Kalau begitu saya saja yang lakukan! Bisa-bisanya orang tua itu menyuruh anda...!" ujar Gokudera kesal.
"T-Tidak perlu, Gokudera-kun. Aku tidak keberatan, kok. (s/n)-san saja tidak mengeluh..." Tsuna tersenyum canggung.
"Kau tidak perlu memaksakan diri, Tsuna-kun," katamu.
"Tidak, akan kulakukan. Ayo, kalau tidak kita tidak punya waktu untuk istirahat," Tsuna langsung menuju pintu kelas.
"Ya!"
Lab Sejarah...
#Your P.O.V
"Etto... Dimana ya, mereka menaruhnya..." Tsuna celingukan saat memasuki lab.
"Mungkin di rak-rak?" kataku mendekati salah stau rak.
"Ya, kalau begitu ayo berpencar. Disini ada banyak rak," Tsuna menunjuk ke arah berlawanan.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya kami temukan petanya. Tapi sayangnya, peta itu ada di atas lemari yang paling tinggi. Tidak satupun dari kami yang bisa mencapainya.
"I-Itu... tinggi sekali.." kata Tsuna.
"Kalau begitu aku akan naik dengan kursi--"
"Aku saja yang memanjat." Tsuna langsung mengambil kursi dan menaikinya.
"Terima kasih..." kataku. Namun, ada sedikit rasa kecewa dalam hatiku. Aku senang sekali dia baik begini. Tapi Tsuna memang baik ke semua orang, tetap saja gadis yang dia suka adalah Kyoko...
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel World Love ❲Tsuna x Reader❳
FanficSetelah semua hal itu, cinta, kasih sayang, persahabatan, keluarga, kini saatnya aku harus membuka mata. Dunia itu, dunia yang selalu kuharapkan, bermimpi selalu agar bisa bergabung dengan mereka untuk mewarnai hidupku, dunia yang semu. Rasanya semu...