2

387 49 26
                                    

Raka berjalan santai menuju parkiran setelah menyelesaikan rapat osis tentang pensi yang akan diadakan untuk kelulusan kelas dua belas, minggu depan.

Sesekali ia bersiul, hingga ia sampai di parkiran dan berjalan mendekati motor.

Raka tersenyum simpul saat otaknya mengingat playstation, hari ini ia berencana melanjutkan kembali bermain games yang kemarin sempat tertunda akibat ujian kenaikan kelas. Namun kali ini, ia bebas bermain sampai kapanpun bahkan hingga matanya loncat keluar sekalipun.

Raka menaiki motornya hingga sesuatu terasa menaiki motornya di jok penumpang.

Raka menoleh, matanya terbelalak memandang sesosok makhluk yang membuatnya gemas akhir-akhir ini.

"Woi, ngapain lu naek-naek seenaknya, emang ya keturunan setan mah kek gini, naek turun motor orang sembarangan." cerocos Raka geram.

"Elah Rak, gue numpang aja. Gue kan nggak bawa motor. Motor gue kan ditinggal di rumah Rak, lu nggak kasian sama hayati yang udah lelah ini?" ucap Athea sambil menunjukkan ekspresi memelas.

"Nggak, suruh siapa lagi lu minggat dari rumah, ya itu sih derita lo." Raka menggidikan bahunya.

"Iihh jahattt!! Ayolah bang, anterin neng ke mana aja. Neng rela abang bawa pergi." Athea melingkarkan tangan di pinggang Raka lalu memeluknya erat.

Raka sedikit terkejut dengan perlakuan Athea pada titik kelemahannya, "Woi, enak aja lu peluk-peluk modus lu." Raka dengan cepat melepas rangkulan Athea.

Athea mendengus sebal, "Dihh najis banget gue modusin lo. Udah lah jangan banyak bacot anterin gue Rak, ke warung kek kemana kek."

"Enak aja maen anterin, tukang ojek juga harus dibayar. Apalagi gue. Gue kan ganteng, rugi banget gue nganterin cewe jadi-jadian, nanti cewe-cewe yang ngeceng gue pada lari lagi." ujar Raka sok kegantengan.

"Elah itungan banget lu jadi orang, nanti gue kasih bayaran deh."

"Bayaran gue apa aja ya"

"Iya, iya bawel banget sih lu. Cowo bukan sih?"

"Iyalah, emang lu setengah cewe setengah cowo." Raka terkekeh pelan lalu segera menghidupkan motornya.

"Sialan lu kodok."

***************

"Heh ..." Raka menggoyangkan tubuhnya, membuat Athea melepaskan pelukannya di punggung Raka.

"Ini udah nyampe." ucap Raka sambil menoleh ke arah Athea.

Mata Athea terbelalak saat sadar ia telah berada di mana.

"Anjing, gue kan udah bilang jangan bawa gue ke rumah, lah elo!" seru Athea sambil memukul punggung Raka kesal.

"Lah, tadi 'kan lo gak bilang jangan ke rumah, bilangnya anterin kemana aja, noh udah gue anterin." Raka beralasan, pura-pura tidak tahu.

"Ih, nggak ah! bawa gue pergi lagi. Cepet!" perintah Athea dengan nada marah.

"Yey, nggak ah. Udah sana turun pulang ke rumah, apaan sih minggat-minggat, kek bocah aja lu." cibir Raka.

"Heh lontong basi, enak aja lu ngomong gitu ya. Udah gue bilang gue nggak mau pulang ke rumah, titik! Gak pake koma apalagi spasi." Athea berbicara dengan suara beroktav tinggi tepat di telinga Raka, membuatnya mengusap telinga pelan dan berdecak kesal, kemudian ia turun dari motor, membuka helm lalu menarik Athea yang masih setia duduk di jok penumpang motornya.

"Turun, cepet turun!" tarik Raka paksa.

"Raka, jahat banget sih!" Athea memajukan bibirnya beberapa senti, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang