14.

240 27 1
                                    

"Gue liat lu mulai akrab sama anak IPA, bukannya lu benci banget yak sama anak IPA?" tanya Raka, saat Athea sedang asik mengunyah permen karet sambil memainkan laptop milik Raka.

"Ya, lumayan lah, ada satu yang asik menurut gua." sahut Athea santai.

"Sukur deh, lu mulai bersosialisasi sekarang." ucap Raka sambil tersenyum senang.

"Lu kenal nggak sama dia?" tanya Athea sambil melirik Raka di sebelahnya.

"Mmh, lumayan kenal lah, gua pernah sekelompok osis sama dia." ungkap Raka.

"Kok dia dijauhin gitu ya sama temen-temennya, heran gua." ucap Athea menatap Raka dengan tatapan penasaran.

"Hm, namanya juga orang, kadang yang diliat bukan orangnya dan sifatnya tapi harta sama latar belakangnya. Gue denger dari gosip receh cabe kelas IPA sih, dia anak kurang mampu yatim piatu." jelas Raka.

"Iya gue tau tentang itu, apa cuman karena itu doang mereka jauhin dia?" tanya Athea lagi, kurang puas dengan jawaban Raka.

"Mm, waktu itu gua pernah denger dia diolok-olok dengan sebutan anak haram." jawab Raka sambil mengingat-ingat.

Athea menoleh kearah Raka dan menatapnya bingung sambil berkata, "Anak haram?"

***

"Heh, pinter banget ya lu ngehindarin kita." bentak Selly, ketua bendahara kelas IPA-3 sambil menggebrak meja kantin yang di duduki Rindia.

Rindia menatap malas Selly, "Kalian mau apa lagi." jawab Rindia datar.

Sesya tertawa sinis, "Lo bilang mau apa? Liat nih tunggakan uang kas kelas lo udah mencapai dua ratus ribu, lunasin sekarang atau nilai lu jaminannya." timbal Keli, wakil bendahara.

"Apa kalian bilang? Nilai? Apa semudah itu kalian menukar uang dengan nilai pelajaran." jawab Rindia, emosinya mulai tersulut.

"Terus kalo bukan itu apa, lu nggak punya apa-apa lagi buat bayar, oh atau lu mau bayar pake harga diri lo, iya?" Kekeh Selly tersenyum miring.

Brakk ...

"Jaga ya mulut kalian!" Rindia menggebrak meja lalu beranjak memandang lantang kearah Selly.

"Heh berani nyolot ya lo." bentak Selly, tidak takut dengan Rindia.

"Gua peringatin ya sama lo, lo itu cuman kaum minoritas kasta sudra di sekolah ini, jangan belagu sama kita. Lo nggak punya apa-apa." ucap Keli sambil mendorong bahu Rindia kasar.

"Terus lo mau apa sekarang?" tiba-tiba sebuah sahutan terdengar dari jarak beberapa meter, membuat mereka menoleh kesumber suara.

Mata Selly terbelalak mendapati Athea yang sedang berdiri santai memandang tajam ke arah mereka.

"Lo bilang dia kaum minoritas kasta sudra, lo sadar sama yang lo ucapin tadi, kapan disekolah ini ada sistem kasta? Lo tau orang yang udah lo bilang kaum minoritas kasta sudra ini adalah pahlawan sekolah yang udah buat nama sekolah kita terkenal sebagai sekolah favorit, tapi kalian, kalian cuman sekumpulan kaum berotak udang yang men-tuhankan uang. Punya uang masih dari ketek emak aja belagu, nih gua bayar, dan uang ini murni hasil jerih payah gua. Camkan itu." ucap Athea sambil mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dan melemparkan secara kasar ke arah Selly dan Keli.

Selly dan Keli terdiam ciut lalu beberapa detik kemudian mereka pergi sambil menahan malu.

"The, makasih." cicit Rindia sambil menatap sendu Athea.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang