44

232 22 0
                                    

"Aurora?" ulang Derrel sambil mengerutkan dahi, mengingat beberapa kepingan masa lalu yang terbesit di pikirannya begitu saja.

Hari dimana ia membawa Athea pergi dari acara pertemuan keluarga dan rekan kerja Dani, dan mengajaknya melihat langit sambil duduk di atas atap mobil.

"Lo suka bintang?" tanya Athea pada Derrel yang masih memusatkan perhatiannya pada langit yang begitu gelap.

"Hm, bintang, cahaya indah dan sederhana yang bisa lo liat dengan mudah, lagi pula bintang bawa suatu perasaan yang mengagumkan ketika kita melihatnya, seakan pesan lo buat seseorang bisa ia sampaikan lewat cahaya nya." ungkap Derrel masih mendongkak tak melirik Athea sama sekali.

Athea mengikuti arah pandang Derrel, "Aurora juga lebih bagus," ucap Athea.

"Iya, tapi lo harus punya banyak duit buat liat dia di alaska." sahut Derrel kemudian melirik Athea yang masih menggunakan gaun yang tadi ia pakai.

"Iya juga sih, makanya nanti kalo gue udah kerja sendiri, punya duit sendiri, tujuan pertama gue ke luar negri yaitu ke islandia atau ke alaska, pokoknya ke tempat dimana gue bisa lihat warna-warnanya Aurora borealis itu, salah satu impian besar gue." ujar Athea sambil tersenyum membayangkan.

Derrel menutup mata sejenak lalu kembali membukanya, dan memandang Rosalie yang tengah memandangnya heran.

"Kapan dia akan pergi?" tanya Derrel kemudian.

"Besok," jawab Rosalie diangguki Derrel, ada sebuah rencana yang harus ia lakukan besok.

***

"Keenan," sambut Yasmine dan oma ketika Keenan baru saja masuk bersama seorang perempuan di belakangnya.

"Hay!" sahut Keenan tak kalah riang.

"Oh, i miss you so much!" Yasmine memeluk Keenan dan Gwen bergantian, begitupun oma. Sedangkan Athena hanya terdiam sambil tersenyum melihat ke arah Keenan dan Gwen, mengamati lelaki bertubuh jangkung dengan rambut coklat terang itu, beserta perempuan cantik dengan rambut lurus berwarna gold.

"Oh who is she, mm you must be Athena, right? Nice to meet you," sapa Keenan lalu menyalami Athena, dengan senang hati Athena menyambut uluran tangan Keenan dan menjabatnya pelan.

"Nice to meet you too," jawab Athena kemudian menyalami Gwen.

Meja makan pun kemudian ramai, dengan kehadiran Keenan dan Gwen yang antusias bercerita tentang pekerjaan mereka di Dallas hingga rencana untuk liburan ke hawaii.

Makan malam pun akhirnya berlangsung lama, karna Keenan yang terlalu asik bercerita

***

Athena perlahan mengetuk pintu kamar Yasmine yang sedikit terbuka.

Yasmine melirik ke asal suara lalu tersenyum memperbolehkan Athena untuk masuk.

Athena menatap aktifitas Yasmine yang sedang sibuk melipat baju dan memasukkannya ke dalam koper, beserta barang-barang lain.

"Where are you going?" tanya Athena penasaran.

"Fairbanks, alaska." jawab Yasmine sambil masih sibuk membereskan barang-barang yang lain.

"Apa yang akan kamu lakukan di sana? Bermain ski?" tanya Athena yang kini duduk di pinggir koper Yasmine.

"Ya mungkin, tapi tujuan ku untuk melihat Aurora, ini adalah bulan oktober, bulan yang tepat untuk memandang aurora, cahaya nya lebih jelas terlihat." tutur Yasmine menerangkan.

"Kamu menyukainya?"

"Hah?"

"Kamu menyukai Aurora?" ulang Athena.

"Ya, dari dulu, aku begitu memimpikan untuk melihat nya, hal yang begitu menakjubkan, sebuah fenomena alam," ungkap Yasmine.

"Mmh," Athena mengangguk-ngangguk.

"Kau, suka warna apa?" tanya Athena ketika suasana hening sejenak.

"Black, blue, grey, beberapa warna yang tak begitu mencolok dan kalem, aku suka itu." jawab Yasmine apa adanya.

Suasana kembali hening, Athena masih merancang beberapa pertanyaan namun hilang begitu saja ketika Yasmine menutup kopernya rapat.

"Can i sleep with you, aku rasa kamar ini terasa lebih nyaman." pinta Athena beralasan.

Yasmine tersenyum lalu mengangguk setuju.

Athena pun segera merangkak dan berbaring di bagian kiri ranjang.

Setelah meletakkan koper di bawah, Yasmine segera mengikuti Athena dan mematikan lampu.

Athena menutup mata, namun ia belum bisa tertidur.

"Yasmine?" panggil Athena, namun hening tak ada jawaban. Mungkin ia sudah tertidur, pikirnya.

Athena menatap langit-langit kamar yang begitu gelap, sambil merenung, "Udah lama, aku pengen banget tidur sama kak Thea, dan ternyata itu tercapai juga, hari ini, aku seneng banget, bisa belanja, ngobrol bareng, ketawa bareng, masak bareng, semua kayak mimpi, mimpi yang tentunya jadi nyata buat aku, ini indah, sangat indah tapi menjadi buruk ketika, aku sadar bahwa kamu bukan kak Thea, melainkan Yasmine, susah untuk percaya kalau Yasmine bukanlah kak Thea, tapi mau itu benar ataupun salah, aku harus menerima, yang aku mau dari kak Thea cuman satu, kembali jadi kakak aku yang dulu, kak Thea, kalau kamu bener kak Thea, dan denger ini semua, aku cuman mau bilang, maaf sebesar-besarnya, tapi kayaknya semua kata maaf gak sebanding sama apa yang kak Thea lakukan buat aku waktu itu, aku sayang kak Thea, mama juga papa, semuanya sayang kak Thea, apalagi kak Thea adalah satu-satunya keluarga sedarah yang aku punya, gak ada lagi yang lain, oleh karena itu, rasa sayang aku sama kak Thea lebih besar dari siapapun." ungkap Athena berbicara sendirian, berharap mendapat respon dari seseorang di sampingnya, namun ternyata nihil tak ada jawaban sama sekali dari sana.

***

Yasmine masih mematutkan dirinya di hadapan cermin besar di kamarnya, ia telah selesai memakai lipstik berwarna pink. Lalu kembali memandang dress putih yang sedang ia kenakan.

Jam menunjukan pukul 11.30, sekitar empat jam lagi, Yasmine harus sudah berada di bandara.

Setelah membantu Athena merapikan rambut tadi, Yasmine segera berdandan. Athena sudah pergi sejak pukul 09.00, pergi menghadiri acara pernikahan seseorang.

Yasmine memandang sebuah ukiran tulisan pada undangan di atas meja, ia berpikir dua kali untuk menjalankan rencana ini.

Ia mulai tak bisa berpikir, semua begitu memusingkan, begitu membingungkan. Apa yang harus ia lakukan sekarang, Yasmine bertanya dalam hati.

Hingga sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunannya, "Masuk lah," ucap Yasmine mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.

Pintu akhirnya terbuka, memperlihatkan sesosok lelaki tampan yang hendak memasuki kamar, ia tersenyum ke arah Yasmine lalu mendekatinya yang masih setia berdiri di depan cermin.

"You look so beautiful, i hope its the right way to you," ia memegang kedua bahu Yasmine dan memandangnya dari pantulan cermin.

"I hope so, but, aku masih tak yakin dengan rencana ini, aku tak memiliki kekuatan untuk menghadapinya." ucap Yasmine menatap dirinya sendiri dengan tatapan menyedihkan.

"Seseorang yang berhasil di masa depan, adalah seseorang yang dapat memperbaiki masa lalunya, bukan hanya melupakannya begitu saja dan meninggalkannya tak berdosa, ketika kau memilih masa depan mu, tanpa memikirkan masa lalu mu, kau akan kehilangan seseorang yang berharga di masa lalu mu, ingatlah itu, aku yakin kau bisa melakukan ini, aku selalu mendukung mu." terang Keenan mencoba meyakinkan Yasmine.

Yasmine terdiam sejenak lalu sedetik kemudian mengangguk mengerti dengan ucapan Keenan.

"Ayo lakukan ini," ucap Yasmine sambil masih mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang