23

227 26 0
                                    

Mata Athea sendu melihat sebuah gelas berukuran kecil di hadapannya, perlahan ia menegakkan tubuhnya yang sedang duduk di atas kursi di depan meja bar. Ia mengusap wajahnya lalu menopangnya dengan kedua tangan.

Pikirannya kusut, dan buntu. Ia memutuskan pergi ke club untuk melampiaskan segala keluh kesahnya pada sebotol minuman beralkohol di hadapannya kini. Suasana ini begitu memuakkan, terasa menyiksa di dalam sebuah keramaian, pikirannya melayang-layang dan mendarat pada ingatan masa lalu yang begitu menyakitinya hingga saat ini.

***

Bastian masih menggandeng tangan Athea erat ketika mereka berdua pulang dari sekolah. Untuk ke sekian kalinya, Athea dan Bastian berada di sekolah yang sama ketika Athea masuk ke jenjang sekolah menengah pertama.

Bastian sebentar lagi lulus dan naik ke kelas sepuluh meninggalkan Athea sendiri tanpa perlindungan yang selalu ia beri di sekolah, hal itu yang selalu Athea pikirkan saat ini, apakah ia bisa bertahan disana sendirian?

Bastian melepaskan genggamannya lalu duduk di sebuah kursi taman, suasana taman saat itu sepi, karna hari sudah menjelang malam.

"Bas, udah sore nggak akan pulang?" tanya Athea sambil melirik Bastian yang masih santai memandang sekeliling.

"Nggak papa, lagian besok sabtu, aku udah izin sama tante Riana buat ngajak kamu nemenin aku beli buku ujian nasional. Kali-kali kita bisa jalan-jalan malem kan The." jawabnya masih sesantai tadi.

"Hmm ..." Athea berdehem pelan.

Bastian terdiam, tak memulai pembicaraan seperti biasanya, Athea ikut terdiam bingung dengan suasana yang sedikit terasa canggung ini, ia tak terbiasa memulai suatu pembicaraan pertama, ia belum merasa percaya diri akan hal itu.

"The, aku mau jujur deh sama kamu," ucap Bastian sambil melirik Athea dengan tatapan pengharapan.

"Iya, apa?" sahut Athea, hati Athea tak bisa tenang, jantung nya berdetak begitu kencang, pikirannya mulai menerka-nerka apakah Bastian akan menyatakan perasaan padanya, lalu apa yang harus Athea jawab setelahnya.

"Aku sebenernya," ucap Bastian menggantung.

"Apa?" tanya Athea kembali dengan sorot mata berbinar.

"Aku sebenernya suka," ulang Bastian.

Athea menelan ludah, tak sabar dengan kata selanjutnya dari Bastian.

"Aku sebenernya suka, pingin nyubit idung kamu kalau lagi serius." Bastian mencubit hidung Athea sambil tertawa renyah melihat ekspresi sebal Athea.

"Ih, nyebelin banget sih." gerutu Athea.

"Ya terus kamu maunya aku bilang apa? Bilang cinta?" goda Bastian.

"Ih apaan sih, garing." ucap Athea masih sebal.

"Dih gitu banget kalo lagi ngambek, tapi bener deh aku lagi suka sama seseorang, mau tau nggak?" tanya Bastian

"Siapa? Rinrin?" tebak Athea sambil masih memegangi hidungnya yang terasa perih akibat cubitan Bastian.

"Rinrin? Yakali, aku doyan kek begituan gak lah, walaupun cantik tapi gak menarik, kamu mau tau siapa orangnya, dia adalah," Bastian kembali menggantung kata-katanya membuat Athea penasaran.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang