4

298 48 9
                                    

"Kak Thea, ada yang nyariin di depan." ucap Luna saat Athea sedang sibuk melipat baju.

Aktifitas Athea terhenti, kepalanya terangkat, memandang ke arah Luna, "Siapa Lun?"

"Bang Adit sama cewek. Cewek nya cantik. Mirip kak Thea."

"Cewek? " Athea mengerutkan dahi.

Athea segera beranjak. Dan melangkah keluar menghampiri dua orang yang tengah membelakanginya.

"Bang?" panggil Athea.

Adit memutar kepalanya menoleh. Athea melirik seseorang di pinggir Adit yang sontak membuat dahinya berkerut dalam.

"Ngapain lo kesini?" tanya Athea ketus pada sosok gadis di hadapannya.

"Kak," Athena beranjak dan menghampiri Athea.

"Pulang ya kak, Mama khawatir." bujuk Athena tulus.

Athea melirik kanan kiri lalu menarik Athena keluar.

"Kak, " panggil Athena kembali, ketika Athea melepas genggaman tangannya.

"Nggak, gue nggak mau." tukas Athea.

"Kak, Mama khawatir sama kakak. Mama sakit kak." bujuk Athena kembali sambil memasang wajah khawatir.

Athea terperengah sejenak mendengar ucapan Athena.

"Pulang yah? Jenguk Mama kak." ucap Athena kembali, ketika Athea terlihat berpikir sejenak.

Athea terdiam, mengalihkan pandangan sambil berpikir keras.

"Kak? Yah?"

Athea mengangguk pelan lalu segera masuk kedalam rumah singgah untuk berkemas, lalu berpamitan.

Mobil yang tadi Athea tumpangi terparkir di depan rumah. Athea dengan ragu melangkah masuk ke dalam rumah, melepas ranselnya sembarang dan segera memasuki kamar Riana.

Mata Athea menangkap sosok wanita yang sedang duduk bersandar di atas ranjang, mata wanita itu mengikuti arah suara pintu yang terbuka, "Thea?! " panggil Riana, ekspresi nya berubah senang.

Athea mendekat perlahan dan berdiri di pinggir Riana.

"Kamu kemana aja sayang?" Riana meraih tangan Athea yang tergantung lemah dikedua sisi badannya.

Athea tak menggubris, "Mama khawatir," lanjut Riana berkata lirih.

"Maafin Mama sama kejadian kemarin. Yah?" Riana tersenyum tulus.

Athea menarik napas dalam, dada nya terasa di penuhi berbagai perasaan yang menyesakkan ketika matanya beradu pandang dengan mata iris coklat milik Riana, "Nggak segampang itu Ma, Mama nggak nganggap aku sebagai anak. Dan sekarang mama minta maaf gitu aja, itu nggak mudah. Mama nggak akan ngerti tentang perasaan orang yang tak pernah teranggap. Jadi, gak mudah nerima maaf mama setelah semua yang telah mama dan papa torehkan sama perasaan aku." Athea melepas tangan Mama dari tangannya, ia segera keluar dari kamar, meninggalkan Riana yang dilanda perasaan bersalah, atas Athea.

***************************

Acara makan malam di rumah begitu hening, hanya terdengar dentingan sendok dan piring.

"Sebentar lagi libur beres, kamu udah nyiapin perlengkapan sekolah kamu Thena?" tanya Dani memecah keheningan.

"Udah pah." sahut Athena.

"Oh iya, Thea, Thena mau masuk ke sekolah kamu. Nanti kamu anterin dia ya, ke ruang guru." pinta Dani sambil memandang Athea yang terlihat memainkan makanannya tak nafsu.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang