20

246 27 4
                                    

Athena P.O.V

Athena keluar dari kelas Raka dan kembali berjalan mencari keberadaan Athea, tak sengaja saat ia pergi menuju kantin matanya menangkap sosok Athea yang sedang berbincang dengan seseorang di bangku tengah kantin.

Langkah Athena kembali mundur, diam-diam ia memasang kuping untuk mendengar pembicaraan mereka.

"Makasih Rin, lo banyak nolong hidup gue, lo banyak ngasih gua motivasi hidup, lo sama kaya Luna. Sama-sama berarti di hidup gue, tempat gue buat pulang."

Athena terdiam, tak percaya dengan perkataan yang telah Athea lontarkan.

Hatinya tergores ada sebuah rasa iri dan cemburu terbesit di hati Athena, Athena iri dengan perlakuan baik Athea pada dia, seseorang yang menurut Athea berarti bagi hidupnya.

Athena cemburu, ia tak terima dengan orang itu, seharusnya ia lah yang kini berada di posisi orang itu, orang yang berarti untuk Athea dan tempat Athea untuk pulang.

Athena membencinya, dia, dia lah yang telah merebut Athea, sama seperti Luna yang dulu merebut posisinya sebagai adik di hidup Athea. Dan untuk kedua kalinya Athena tak mau itu terulang, bagaimanapun ia harus memisahkan mereka berdua, seperih apapun itu.

***

"Jadi rumusnya itu, kamu harus itung keseluruhan angkanya dulu abis itu, kali masing-masing dan dibagi, nanti pasti ada jawabannya." jelas Rindia menerangkan soal matematika pada Athea.

"Wohh gitu, gampang ternyata, gua kira rumusnya gimana, abisnya gue pusing kalo diajarin sama Pak Ridho, bikin stress." celoteh Athea sambil kembali menelaah soal-soal lain.

Tiba-tiba handphone Athea bergetar, sebuah telfon masuk.

Dengan segera Athea mengangkatnya.

"Halo?"

"Kak Thea lagi dimana? Kok belum pulang jam segini?"

"Ck, gua lagi ngurusin tugas, gak usah kepo, hak apa lu ngurusin gue. Udah deh jangan sok perhatian gue males."

Dengan sekali sentuhan pada layar, telfon berakhir.

"Siapa?" tanya Rindia.

"Anak gak tau malu."

"Loh kok gitu,"

"Udah jangan bahas mending bahas soal yang lebih penting."

"Nah, nomor ini tuh sama caranya kek nomor ini, tinggal disilang aja, eh ngomong-ngomong kenapa kamu nggak belajar bareng Raka aja? Dia kan pinter selalu Ranking satu, iya kan?" tanya Rindia heran.

"Ah, males gua belajar sama dia, dia mah muluk, abis itu kalo gua nggak ngerti dia pasti jelasinnya pake urat, gak bisa tenang yang ada gua malah berantem bukannya belajar." jelas Athea.

"Oh gitu, eh iya kan ada Derrel juga ya dikelas kamu, katanya Derrel pinter juga loh, nanti pasti dia bisa ngalahin Raka di posisi ranking satu, secara dia kan pindahan Amrik." lanjut Rindia.

"Lah, mau lulusan Amrik, perancis, aussie kalo bego mah ya bego aja kali." celoteh Athea.

"Ihh kok gitu sih ngomongnya, Derrel itu baik loh The, dia pinter, keren pokoknya cowo idaman deh."

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang