25

222 22 0
                                    

"Rindi," panggil Athea ketika ia melihat sosok Rindia baru saja keluar dari perpustakaan membawa beberapa buku, Rindia melirik Athea sebentar lalu kembali berbalik mempercepat langkah, seperti enggan bertemu dengan Athea.

"Rin, Rindi," panggil Athea lagi lalu mengejarnya dan menarik tangannya membuatnya berbalik dan terhenti, wajahnya bersemu, seperti menyembunyikan sesuatu.

"Gue panggil dari tadi, kenapa sih, lo kayak ngehindarin gue gitu, gue mau ngajak lo buat-"

"The," sela Rindia membuat ucapan Athea terhenti, Athea mengkerutkan dahi heran dengan sikap Rindia yang tiba-tiba saja berubah.

"Aku nggak bisa bantu kamu lagi, maaf." ucap Rindia lalu kembali melangkah meninggalkan Athea.

"Rin, bentar, Rin lo kenapa sih, please jelasin ke gue apa yang buat lo kayak gini." Athea kembali menghalau langkah Rindia.

"The, kayaknya kita nggak usah temenan lagi, kamu, gak baik buat aku." ungkap Rindia dengan suara tercekat lalu kembali melangkah pergi dengan cepat.

Athea terdiam tak mengerti dengan sikap Rindia, ia masih memandang punggung perempuan itu hingga hilang di belokan.

"Maafin aku The." gumam Rindia, yang terdiam tepat di belokan, menyandarkan punggung ke tembok sambil memeluk buku yang ia genggam.

                            ***

Rindia berjalan menuju toilet saat pelajaran olahraga selesai, setelah buang air kecil di bilik toilet ia mencuci tangan di washtafel sambil membersihkan wajah.

Suara langkah kaki terdengar, seorang perempuan berdiri di sebelah washtafel Rindia, Rindia melirik perempuan itu, dia Athena, adik Athea, pikirnya.

"Kamu, temennya kak Thea ya?" tanya Athena tiba-tiba.

Rindia tersenyum memandang Athena dari pantulan cermin besar dihadapannya, "iya."

Athena tersenyum kecil, lalu menatap Rindia dengan tatapan yang tak bisa di mengerti, "Udah lama kak Thea gak punya temen deket cewe, dalam sejarah hidupnya kak Thea, nggak pernah mau deket sama temen perempuan. Dia lebih seneng sama temen laki-laki, karena mereka nggak akan mengkhianati kak Thea dan berteman hanya karna memanfaatkan kak Thea hanya untuk urusan pribadinya, terutama," ucapan Athena menggantung, Rindia menautkan alis tak mengerti dengan ucapan Athena.

Athena menggeser tubuh, memandang langsung Rindia lalu bergerak mendekatinya.

"Terutama sama orang yang memaanfaatkannya hanya untuk menjadi tameng penghindar dari bullyan orang-orang. Kak Thea sangat benci sama orang seperti itu, kalau aku jadi kamu, aku bakal menjauh dari kak Thea dari pada bersikap munafik dan akhirnya membuat dia sakit hati sama tujuan kita berteman sama dia." jelas Athena sambil sedikit berbisik di telinga Rindia, dengan tangan bergerak memainkan anak rambut Rindia.

Mata Rindia membulat mendengar ucapan Athena, ia memandang Athena tanpa berkata lagi.

***

Sudah beberapa hari berlalu, setiap Rindia bertemu dengan Athea secara tak sengaja, ia pasti akan menghindar bagaimanapun caranya, membuat Athea semakin penasaran dengan kelakuan Rindia yang begitu misterius.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang