36

196 20 0
                                    

Sekarang, bagaimana?

Nasi telah menjadi bubur, sebuah kaca telah pecah berhamburan, tak bisa kembali utuh, semuanya telah terjadi.

Kesalahan, sebuah kesalahan besar ketika kita hanya mengikuti jalan pikiran kita. Sama halnya seperti apa yang sedang terjadi pada hidup Athea.

Hidupnya kini terasa sangat tidak berguna, ia kehilangan semuanya, sahabat, keluarga. Apakah ia semenyedihkan ini? Apakah di dunia ini ia lah orang termenyedihkan?

Athea merasa menjadi orang yang mengerikan ketika ia selalu berpapasan dengan Athena, ia tak bisa sekali saja mengucap kata maaf padanya.

Lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan itu semua, apa yang harus ia perbuat sekarang? Untuk kesekian kalinya ia harus mengorbankan perasaannya sendiri hanya untuk kata maaf yang begitu sulit itu, akhir-akhir ini Athea tahu, bahwa Athena tengah memendam rasa pada seseorang yang merupakan tempat sandaran Athea ketika semua orang menghilang.

Athea mulai bisa menerima lelaki lain di hatinya, menggantikan posisi Bastian, tapi cobaan selalu saja menghalanginya.

Derrel, adalah tempatnya berlindung dan berkeluh, Derrel mengerti dengan perasaan Athea, begitupun Athea pada Derrel. Tapi kali ini, Athea tak punya apa-apa untuk membuat Athena bisa kembali bahagia, perlahan ia sadar tentang sebuah pengorbanan yang selalu Athena lakukan untuknya. Dan inilah pengorbanan untuk Athena, melepaskan dan merelakan kembali seseorang yang ia cintai untuk orang lain.

***

Derrel membuka pintu ruang musik, terdengar alunan piano, yang pernah ia dengar dulu ketika Athea selalu memainkannya bersama Rindia.

Derrel mendekati Athea, persis ketika permainan piano usai. Athea melirik Derrel, lalu melambaikan tangannya untuk duduk di sebelahnya.

Derrel mengikuti intruksi Athea, lalu duduk tepat di sebelahnya.

"Gua keinget Rindia waktu mainin lagu ini, dia dulu seneng banget waktu gue ajarin." gumam Athea sambil menyentuh tuts piano.

Derrel terdiam sambil memandang gerak gerik Athea.

"Der, maaf kalo gue ganggu waktu lo." ucap Athea.

"Nggak, santai aja." sahutnya.

"Dulu, Rindia suka sama lo Der, dia curhat sama gue tapi katanya dia gak akan pernah dapetin lo, karna lo suka sama cewe lain." aku Athea sambil tersenyum.

"... lo suka sama siapa emangnya Der? Rindia nggak sempet ngasih tau gue." lanjut Athea sambil memandang mata hazel Derrel.

Derrel diam beberapa detik lalu memghirup udara, "Lo." ujar Derrel, membuat Athea mengangkat alis tak mengerti.

"Gue suka sama lo." ulang Derrel, membuat Athea mengatupkan bibir.

"Gue cerita sama Rindia kalo gue suka sama lo, dulu dia bakal bantuin gue buat deketin lo, tapi dia keburu pergi, dan akhirnya gue harus berjuang sendiri." aku Derrel dengan wajah dingin.

Athea menunduk lalu lama kelamaan meringis, air matanya keluar deras.

Kepala Athea bersandar di bahu Derrel, Derrel tak mengerti dengan perubahan sikap Athea.

"Kenapa?" Derrel mengangkat wajah Athea.

"Lo sayang sama gue kan Der?" tanya Athea.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang