33

193 21 0
                                    

"Athea ... Athea!" Ainun berlari dari luar meneriaki nama Athea lalu setelah sampai di pinggir bangkunya ia menggoyangkan badan Athea yang tengah berbaring tidur di atas bangku sambil mendengarkan musik.

Kepala Athea perlahan bangkit sambil membuka earphone yang bertengger ditelinganya.

"Apaan sih?" tanya Athea ketus karena merasa waktu tidurnya telah diganggu oleh Ainun.

"Itu Raka, Raka berantem tadi di ruang osis." jelas Ainun dengan napas memburu.

"Hah? Berantem? Sekarang dia dimana?" tanya Athea dengan ekspresi terkejut.

"Tadi dia keluar ruang osis, entah kemana." ucap Ainun.

Athea segera beranjak dan keluar dari kelas berlari mencari Raka menuju ruang UKS, bahkan lapangan belakang.

Dirasa Athea belum menemukan Raka, Athea mengingat suatu tempat yang sering ia dan Raka kunjungi, rooftop.

Athea segera berlari menuju tangga atas. Ia membuka pintu perlahan, dari tempatnya berdiri ia bisa melihat sosok Raka yang sedang berdiri menerawang ke arah depan.

Athea perlahan menghampiri Raka, "gue denger lo berantem tadi." Ia berdiri tepat disamping Raka, menyelidiki wajahnya yang datar tak berekspresi tanpa luka ataupun memar khas orang berkelahi.

"Lu kenapa sih Rak?" tanya Athea, namun Raka masih tak menggubrisnya.

Athea menarik tubuh Raka untuk menghadap ke arahnya.

"Dengerin gue Rak, lo nggak usah pertahanin harga diri gue sama pukulan lo. Urusan itu biar gue yang nanggung, lo masih ingetkan kejadian waktu lo berantem terus dikeroyok gara-gara gue, jangan nyakitin diri lo buat gue, udah cukup banyak orang yang berkorban buat gue, Rak, Rindi udah nggak ada sekarang sahabat terdekat gue cuman lo, dan gue nggak mau kehilangan lo." Athea mengenggam kedua tangan Raka, lalu sedetik kemudian memeluk Raka erat.

"Gue sayang sama lo, gue nggak mau kehilangan seorang sahabat untuk kedua kalinya." gumam Athea lirih.

Raka membalas pelukan Athea mendekapnya lebih erat, "maafin gue ya The. Gue egois, padahal lo butuh gue ketika lo kehilangan Rindi tapi gue malah menjauh."

Athea melepas pelukannya, "ya, gue ngerti lo kecewa sama gue, ini salah gue kok. Janji sama gue apapun yang terjadi jangan pernah jauhin gue lagi ya Rak, gue nggak bisa."

"Hm, gue janji."

***

"Kak," Riana mengetuk pelan pintu kamar Athea, tak ada sahutan dari sana, perlahan Riana membuka kenop pintu dan masuk ke dalam kamar.

Athea terlihat berbaring di ranjang, masih menggunakan seragam dengan earphone terpasang ditelinganya.

Riana mengusap pelan kepala anak perempuannya itu lembut.

Perlahan Athea terbangun, matanya kabur saat memandang bayangan Riana yang masih blur.

Athea bangkit mengerjapkan mata lalu memandang Riana dengan mata sayu.

"Kak, ganti baju dulu ya. Ada Bastian dibawah, besok dia mau pulang ke London." ucap Riana lembut.

Athea menghela napas kasar lalu segera beranjak membuka sepatunya dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka, dan mengganti baju.

Athea keluar dari kamar ketika ia sudah beres memakai bajunya.
Ia menghampiri Bastian yang terlihat menunggu di ruang tamu.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang