34

182 19 0
                                    

Athena p.o.v

Aku berdiri di depan cermin kamar, memandang keseluruhan bentuk tubuhku dari pantulan kaca.

Tak ada cacat.

Aku cantik, banyak orang yang berkata seperti itu, aku baik, banyak pula orang yang berbicara seperti itu pada ku.

Tapi, sebenarnya aku tak lebih dari seorang perempuan bermuka dua, persis seperti apa yang kak Thea selalu bicarakan.

Aku memang mengakuinya, aku bermuka dua, dulu, aku selalu ingin memiliki apa yang orang punya, seperti barang ataupun seorang lelaki. Tapi, dulu ya dulu. Sekarang aku sudah tak berminat dengan itu semua, aku hanya ingin merebut kak Thea dari orang lain, seperti Rindia dan Luna, dan akhirnya aku sudah bisa meraihnya.

Aku selalu ingin memiliki sahabat lelaki seperti kak Raka yang begitu menyenangkan, akhirnya ketika kak Thea dan kak Raka bermusuhan aku memakai peluang itu untuk mendekati kak Raka untuk membuatnya menjadi sahabat.

Kak Raka begitu menyenangkan, orang bilang dia menyukai ku, bahkan kak Thea pun memperkirakan seperti itu, tapi nyatanya salah, kak Raka tak pernah sedikitpun mempunyai rasa cinta padaku, sorot matanya selalu terlihat berbeda ketika ia membicarakan kak Thea ataupun sedang berada dengan kak Thea, dan pastinya perempuan yang ia cintai itu adalah kak Thea.

Kak Thea tak pernah menyadari itu sama sekali, beberapa berita burung sekolah membicarakan kak Thea yang sedang dekat dengan seorang lelaki di kelasnya yaitu Derrel.

Lelaki waktu itu yang pernah menginjak tangan ku hingga terluka, dan lelaki itu lah lelaki pertama yang membuat ku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Entah kenapa, aku selalu berpikir, bahwa dunia ini begitu rumit, sangatlah rumit. Perasaanlah yang membuat kehidupan ini rumit.

Perasaan cinta ini yang membuat pertahanan ku untuk mendekati kak Thea runtuh, aku mencintai Derrel, begitu ingin memilikinya, tapi apakah aku harus kembali merebutnya dari kak Thea sama seperti aku merebut Bastian dari Kak Thea, apakah harus semenyedihkan ini, apakah aku harus sejahat ini untuk selalu mengorbankan perasaan kak Thea? Aku memang adik yang sangat buruk, dan jahat, itulah kenyataannya.

***

Athea melangkah perlahan memasuki rumah, hingga suara Riana menghentikan derap langkahnya.

"Kak, tadi Raka nge line ke mama, sesudah Athea sampai dirumah buka line dari Raka ada sesuatu yang ketinggalan katanya." jelas Riana.

"Oh." sahut Athea sambil merogoh saku jaketnya mengeluarkan handphone.

Saat Athea sedang sibuk membalas chat dari Raka, tak sengaja Riana menemukan sesuatu terjatuh dari saku Athea, sebuah bungkusan plastik berisikan bubuk putih.

"Kak, ini apa?" tanya Riana sedikit terkejut.

Mata Athea membulat ketika melihat Riana tengah memegang bungkusan plastik itu.

"I, ini narkoba kak?" tanya Riana tak percaya.

Athea terperengah, tak bisa menjawab, tak bisa beralasan.

"Kenapa kamu menggunakan barang haram seperti ini?" tanya Riana dengan nada marah dan kecewa, matanya berkaca-kaca.

"Thea nggak make ma," jelas Athea.

"Mama, bener-bener kecewa Thea." ringis Riana.

Lalu beberapa menit kemudian Dani keluar dari ruangannya, mendekati Riana dan Athea yang terlihat ribut.

sisterhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang