Scene 144-150: Finding Her

147 8 0
                                    

144 INT. RUANG PASIEN - MALAM

Rizka terbaring di ranjang. Matanya perlahan mulai membuka dari tidur. Rizka bangun dari tempatnya, menyandarkan badannya ke dinding. Ia menemukan sesuatu di ruangan itu.

OVER THE SHOULDER:

Sesuatu yang dibalut dengan putih, seperti kanvas rahasia milik Ben, sedang duduk pada sebuah kursi. Iya yakin itu bukan manusia, seorang manusia yang sedang duduk jika ditutupi dengan kain putih seharusnya menampakkan tonjolan sebagai kepala mereka. Tetapi ini tidak. Jika memang ia adalah manusia yang sedang duduk pastilah seseorang telah memenggal kepalanya lebih dahulu.

Rizka beralih ke sisi ranjangnya yang lain. Seketika ia dikejutkan oleh seorang perempuan yang salah satu bahunya naik ke atas-wajahnya pucat. Rizka refleks menggeser tempatnya dari ranjang.

Rizka beralih. Sesuatu yang sebelumnya tertutupi kain putih kini bergerak, kejang seperti tubuh tersengat listrik. Dari atas lehernya yang tanpa kepala keluar darah yang membasahi kain putih. Benda-benda di ruangan itu mulai berjatuhan ke lantai.

CUT TO:

145 INT. LORONG RUMAH SAKIT - MALAM

Rizka keluar dari ruangan. Tidak ada siapa-siapa di luar. Rizka hanya sendiri dengan lampu-lampu lorong yang bercahaya terang. Sebuah suara keluar dari ujung lorong-suara lampu padam. Satu per satu lampu lorong mati, mendekat pada Rizka. Rizka yang ketakutan lari ke tempat yang masih tersisa cahaya sebelum semuanya menjadi gelap.

CUT TO:

146 EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT - MALAM

Rizka keluar dari pintu belakang rumah sakit. Malam itu ada ORANG-orang di parkiran dan di jalanan-hanya Rizka tidak ada keperluan kepada mereka. Rizka berjalan menjauhi rumah sakit menuju tempat yang menurutnya lebih aman.

CUT TO:

147 EXT. JALAN - MALAM

Rizka sedang buru-buru berjalan. Di sebuah lampu jalan di kejauhan ia melihat sesuatu. Begitu diperhatikan mereka adalah seorang wanita perempuan berambut panjang dengan pria paruh baya yang memegangi kepalanya yang lepas di pangkuan (di atas kursi roda)-menghadap sisi jalan.

CLOSE UP:

Kepala sang perempuan bergerak memandanginya.

CUT TO:

148 INT./EXT. TAKSI - MALAM

Dalam perjalanannya kembali ke rumah sakit, Ben menemukan Rizka di jalan.

BEN

"Pak, berhenti Pak."

Ben turun dari taksi.

CUT TO:

149 EXT. JALAN - MALAM

Ben bergegas menghampiri Rizka yang tampak ketakutan-sambil berjalan mundur. Rizka terduduk di tanah.

BEN

"Rizka, kamu tidak apa-apa?"

Rizka berbalik dengan sedikit terkejut.

BEN (CONT'D)

"Kamu kenapa di sini sendirian?

(Menatap sekeliling)

Ikut Kakak kembali ke rumah sakit, ya. Kamu harus istirahat."

RIZKA

"Kita pulang ke rumah saja ya, Kak. Jangan ke rumah sakit. Aku takut."

Jeda. Ben memegangi kedua lengan Rizka.

BEN

"Kakak di sini, Ka. Kamu tidak perlu takut. Kita kembali ke rumah sakit, ya?"

INSERT:

Adam menemukan Rizka dan Ben ketika dalam perjalanan pulangnya sendiri. Ia keluar dari mobil dan menghampiri keduanya.

Adam memukul Ben sekali di wajah. Ben terjatuh. Saat Ben ingin bangkit, Adam menginjak dadanya. Adam menodong pistol.

CUT TO:

150 INT. KAMAR AYAH - MALAM

Ibu sedang duduk di depan meja rias ketika mendapati bayangan lain di sana. Seorang perempuan berambut panjang dengan seorang yang lain di kursi roda.

Ibu membalikkan badannya, melihat mertua laki-lakinya yang sudah mati. Ibu bangkit.

IBU

"Bapak."

Sang perempuan berambut panjang dan kursi rodanya mendekat. Ibu mengamati dengan ketakutan. Setelah cukup dekat, sang perempuan berambut panjang meninggalkan kursi roda dan sang Kakek, lalu menghampiri Ibu.

CUT TO:

Cerita KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang