Scene 82-86: Say Hello to Grandpa and Auntie

175 7 0
                                    

82 INT. LORONG RUMAH SAKIT - SIANG

OVER THE SHOULDER: TRACKING SHOT:

Martin berjalan dengan tergesa bersama dengan seorang SUSTER di sampingnya.

CUT TO:

83 INT. KAMAR PASIEN - SIANG

Pintu kamar pasien terbuka dengan keras. Martin dan suster datang. Julie yang tadinya berjaga disana memandangi mereka.

MARTIN

"Apa yang terjadi?"

Martin memeriksa keadaan mata pasien dengan senternya.

JULIE

"Detak jantung pasien tiba-tiba melemah, Dok."

MARTIN

"Suster, siapkan DEFIBRILLATOR."

SUSTER

"Baik, Dok."

Suster meninggalkan ruangan dengan tergesa. Dan selagi menunggu, Martin memompa jantung pasien dengan menekan-nekan dadanya dengan telapak tangan.

MARTIN

"Suster, tekanan darah?"

Julie mendengarkan dan memeriksanya.

JULIE

"Enam puluh delapan, Dok."

Suster yang tadinya mengambilkan defibrillator kembali ke ruangan dengan alatnya.

MARTIN

"Siapkan 200 joule."

Suster mengisi defibrillatornya. Martin mengambil kedua paddle.

SUSTER

"Sudah, Dok."

Martin menempelkan alat itu di dada pasien. Tubuh pasien berguncang. Namun tidak terjadi apa-apa dengan denyut jantungnya di monitor.

MARTIN

"Naikkan 250."

SUSTER

"Terisi."

Alat itu diletakkan di dada pasien kembali, namun hasilnya masih sama.

MARTIN

"300."

SUSTER

"Terisi."

Alat pendeteksi jantung berjalan statis. Hening beberapa saat.

JULIE

"Waktu kematian ..."

Martin mengangkat kepalanya dari pasien, lalu mendapati pasien-dengan-wajah-yang-lebih-pucat berdiri di samping ranjang mereka, memandangi tubuhnya sendiri. Pasien-dengan-wajah-yang-lebih-pucat pergi.

CUT TO BLACK:

84 INT. RUMAH - SIANG 

WIDE:

Cerita KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang