Scene 60-66: Whispering People

201 7 1
                                    

60 INT. RUANG KERJA - MALAM

Adam menutup pintu ruangan. Mendekat pada Ayah yang menyandarkan sebagian tubuhnya pada pinggir meja kerja.

ADAM

"Ada apa, Pa?"

AYAH

"Kau sudah melihat tandanya?"

Adam mengangguk.

CUT TO:

61 INT. KAMAR MANDI

Adam masuk ke kamar mandi.

AYAH (O.S.)

"Itu berarti Kamis ini adalah harinya. Ritual pengorbanan akan segera dilakukan."

Adam berdiri menghadap wastafel. Perlahan ia mengangkat kaosnya. Terlihat sebuah goresan di sana. Sebuah luka panjang yang mirip dengan tarikan kuku.

AYAH(O.S.)

"Papa ingin kamu siap. Kamu ingat kan harus memilih siapa? Kita hanya perlu empat untuk menang. Pastikan juga Wina ikut. Kita tidak ingin terjadi masalah nanti."

CUT TO:

62 INT. KAMAR ADAM - MALAM

Wina sedang berbaring miring di tempat tidurnya-membelakangi pintu. Ia belum tidur, matanya masih membuka.

Pintu kamar terbuka, perlahan hingga benar-benar lebar. Wina bisa merasakan gerakannya. Wina berbalik. Ia pikir tadi itu adalah Adam namun tidak ada apa-apa di sana. Ia bangkit dari tempat tidurnya untuk melihat pintu kamarnya. Tidak ada siapa-siapa di depan pintu. Wina menutup pintu kamarnya. Ia berbalik ingin kembali ke tempat tidur namun sesuatu menahannya. Ia mendapati tirai jendela kamarnya berderak-derak, angin telah membuka jendela mereka. Wina bergegas menghampiri jendela. Saat tangannya ingin menutupnya ia melihat sesuatu di halaman depan rumah.

WIDE:

Seseorang tinggi yang memakai jas biru gelap, sepasang sarung tangan putih, kepala yang ditutupi kain karung membelakanginya di luar. Perlahan sosok itu berbalik menghadapnya.

Namun sebelum sosok itu menampakkan bagian mukanya, pintu kamar mendadak membuka. Wina terpaksa beralih dan di sana ada Adam yang baru saja masuk. Ketika Wina ingin memperhatikan kembali orang asing di halaman depan rumah mereka, ia tidak menemukan apa-apa selain halaman rumah yang kosong.

CUT TO:

63 INT. KAMAR RIZKA - MALAM

Rizka membaca buku And the Mountains Echoed lagi. Ia melakukannya dengan punggung yang ditegakkan pada kepala tempat tidur. Di tengah bacaannya itu, tiba-tiba bukunya jatuh dari pegangan-sementara tangannya tetap di depan dadanya seolah-olah buku itu masih berada disana. Rizka kehilangan kendali atas dirinya. Tangannya kaku, badannya pun. Tubuh Rizka yang tadinya duduk tegak kini jatuh ke samping (dengan kaku).

CUT TO:

64 INT. RUANG DI BAWAH TANGGA - MALAM 

Rizka menemukan dirinya (tergeletak miring) bukan di dalam kamar melainkan pada sebuah ruangan gelap yang tak ia tahu dimana.

POV:

Dari tempatnya Rizka bisa melihat sepasang suami-istri yang duduk berdampingan di sebuah meja panjang-menghadapnya namun ia tidak yakin mereka bisa melihatnya atau tidak. Sebuah kursi di hadapan mereka tampak jatuh ke belakang.

Rizka ingin mengatakan sesuatu, sebuah permintaan pertolongan, tapi ia tidak bisa.

POV:

Suami-istri berlalu dari kursi mereka. Rizka mendengar ada sesuatu yang bergerak di bawah tubuhnya, di arah kegelapan. Suara itu terdengar seperti orang yang berjalan TERTATIH. Kaki kiri. Kaki kanan.

Tanpa menggerakkan kepalanya yang memang tidak bisa bergerak, Rizka menggeser bola matanya ke bagian bawah mata berharap ia bisa melihat sosok yang sebentar lagi akan terlihat. Perlahan sebuah tubuh terlihat, dengan sebuah wajah yang terakhir terlihat.

POV:

Sosok itu adalah Rizka sendiri. Dengan wajah yang terluka parah dan hidung yang mengeluarkan darah, ia menatap dirinya yang lain. Rizka-yang-berbaring-di-lantai membelalak.

CUT TO:

65 INT. KAMAR RIZKA - MALAM 

Rizka tersentak di atas tempat tidurnya. Tubuhnya tegak di bagian kepala tempat tidur dengan tangan yang masih memegangi buku. Ia menarik tangannya (yang memegangi buku) ke tempat tidur, bingung dengan apa yang ia alami. Di tengah kebingungan darah keluar dari salah satu lubang hidungnya. Rizka bisa merasakannya. Ia mengelap darahnya dengan ujung jari untuk memastikan itu disana.

CUT TO:

66 INT. LANTAI DUA - MALAM

Rizka bergegas keluar dari kamarnya menuju kamar mandi di lantai itu. Martin mendapatinya ketika ia sendiri sedang ingin keluar dari kamarnya. Martin memperhatikan arah dimana Rizka datang, kamar Rizka. Ia bisa melihat seorang perempuan berambut panjang keluar dari sana. Tanpa memalingkan wajahnya wanita itu menuruni tangga, lalu masuk ke ruang di bawah tangga-yang pintunya terbuka dan tertutup sendiri.

Martin mendekati ruang itu, mencoba masuk yang ternyata terkunci. Martin mendekatkan telinganya disana. Ia bisa mendengar orang-orang BERBISIK.

CUT TO BLACK:

Cerita KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang