119 INT. KAMAR AYAH - PAGI
Ayah yang ditemani Ibu, berbaring di ranjang. Adam berdiri di samping dekat ayahnya.
AYAH
"Apa yang kau lakukan tadi disana-di meja makan? Memandangi kedua adikmu pergi membawa Rizka begitu saja?"
ADAM
"Aku sudah coba mengatakan pada mereka-"
AYAH
"Omong kosong! Kau bisa melakukan lebih daripada 'mengatakan'."
IBU
(Sambil mengelus bahu Ayah)
"Pa."
Ibu menenangkan Ayah.
AYAH
"Papa tidak percaya akhirnya kau mengecewakan Papa, Adam."
Jeda.
AYAH (CONT'D)
"Kita harus melakukan sesuatu. Rizka tidak boleh berada di luar rumah malam ini. Jika tidak ia tidak bisa ditumbalkan-dan kita akan memerlukan orang lain sebagai pengganti untuk itu."
ADAM
"Apa yang harus kita lakukan, Pa?"
AYAH
"Kita akan membawanya pulang."
Jeda.
AYAH (CONT'D)
"Kau akan membawanya pulang."
CUT TO:
120 INT. KAMAR ADAM - PAGI
Adam masuk ke dalam kamar. Wina terlihat sedang menemani Danu yang sudah tak menangis lagi melainkan sedang bermain robotan di lantai yang dilapisi karpet. Adam mencari-cari sesuatu di dalam lemari kamar mereka.
ADAM
"Malam ini sebaiknya kamu tidak di rumah. Bawa Danu pergi menginap di rumah Intan atau siapalah."
Adam sudah mendapatkan apa yang dicarinya; sebuah pistol. Wina melihatnya ketika Adam memasukkan ke belakang celana.
WINA
"Adam, apa ini?"
ADAM
"Wina, percaya sama aku. Aku akan pergi keluar sebentar, nanti aku akan menjemput kamu lagi."
Adam mencium Wina di kening, lalu pergi meninggalkan ruangan.
CUT TO:
121 INT. RUMAH SAKIT - PAGI
Rizka dibawa melewati lorong rumah sakit dengan bangsal beroda oleh Martin, Ben, dan dua orang SUSTER.
CUT TO:
122 INT. RUANG PASIEN - PAGI
Rizka berbaring di ranjang. Ben duduk di sebelahnya sementara Martin bersandar pada dinding dekat jendela.
BEN
"Aku tidak percaya ini terjadi. Bagaimana mungkin Papa melakukannya selama bertahun-tahun dan kita tidak pernah tahu? Pakai tumbal segala. Dan Rizka, dia menghormati laki-laki itu seperti seorang dermawan. Kenapa Kakak tidak bisa tahu ini lebih awal? Cerita keluarga ini? Apakah orang-orang mati itu tidak mencoba mengatakannya? Setidaknya kita akan punya banyak waktu berbicara dengan Papa dan Mama untuk meminta penjelasan."
MARTIN
"Kakak sudah terbiasa untuk mengabaikan mereka yang ada di dalam rumah, tanda-tanda kecil apapun yang ingin mereka tunjukkan. Lagi pula Kakak tidak benar-benar yakin telah melihat atau mendengar mereka selama bertahun-tahun sampai dua hari lalu. Bahkan Kakak baru tahu cerita seluruhnya kemarin malam ketika kau memergoki Kakak di kamar Rizka."
BEN
"Aku minta maaf soal itu."
Martin memandangi Ben.
BEN (CONT'D)
Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
MARTIN
"Mungkin Rizka bisa tinggal di rumah sakit malam ini. Mereka berkata bahwa yang ingin dikorbankan diharuskan hadir. Dengan tinggal di sini Rizka akan aman. Tapi kita berdua perlu pulang. Keturunan keluarga harus datang dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan."
BEN
"Bagaimana kalau tidak?"
Martin memandanginya.
MARTIN
"Dia akan menemukan dimana pun kau berada."
CUT TO:

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Keluarga
HororSCRIPT: FEATURE FILM. Setiap Keluarga Punya Cerita (Kelam) ---- Dengan penambahan lebih dari 20 halaman A4, baca edisi revisi cerita ini di bit.ly/naskahceritakeluarga. Gratis! Selamat membaca!