Cerita Keluarga

Scene 159-163: Death's Chosen Its Victims

159 INT. RUANG DI BAWAH TANGGA - MALAM - 2014

Ibu mengangkat tangannya ke atas.

CUT TO:

160 INT. KAMAR ADAM - MALAM

Wina sedang melamun memandangi Danu ketika suara tembakan terdengar di rumah tersebut. Satu tembakan lagi mengikuti belakangan.

CUT TO:

161 EXT. PEMAKAMAN - SORE

Adam, Martin, Ben, Wina, Danu, Bibi, Pak Sutrisno berpakaian hitam-hitam seperti para PELAYAT lainnya-tidak ada kesedihan yang tersedu-sedu, hanya wajah-wajah lesu dengan sedikit satu atau dua tetes air mata. Semuanya mengelilingi dua buah makam keramik yang berdampingan: ADRIAN DEWANTO (LAHIR: 8 MARET 1959 WAFAT: 30 OKTOBER 2014) dan WIDYA PUTRI (LAHIR: 28 JULI 1961 WAFAT: 30 OKTOBER 2014).

Satu per satu para pelayat pulang-termasuk Bibi dan Pak Sutrisno. Ben menghapus air matanya yang ingin jatuh dengan telapak tangan yang dikepalkannya sebelum akhirnya menepuk pundak Martin, lalu pergi. Adam (memayungi Wina dan Danu) mengangguk pada Wina-keduanya pun pergi. Martin menyusul.

CUT TO:

162 EXT. JALAN - SORE

Eka sedang berjalan bersama tiga TEMANNYA (posisi mereka kurang-lebih membentuk empat titik dalam belah ketupat). Mereka menertawakan sesuatu. Eka (yang berada di titik bawah belah ketupat) tanpa sengaja mendapati sesuatu di pinggir jalan, ia terhenti-sementara tiga temannya tetap pergi. Pada sebuah tiang listrik di hadapan Eka terpampang sebuah SELEBARAN orang hilang atas RIZKA ANGGINA.

Seorang teman kembali menghampirinya-dua lainnya menunggu di depan, mengawasi. Sang teman memandang apa yang dipandang Eka. Ia merangkul Eka, mengelus-elus bahunya. Eka dan sang temannya pergi.

CUT TO:

163 EXT. KEDIAMAN KELUARGA - PAGI

Dua buah mobil dan sebuah motor berjajar di depan pagar. Adam berada di balik kemudinya bersama Wina dan juga Danu. Martin sendiri di mobilnya. Ben mengunci pintu pagar rumah mereka, sebelum akhirnya menaiki motor besarnya. Satu per satu mereka melaju keluar, meninggalkan rumah dengan tanda DIJUAL.

CUT TO: