Sudah tidak terasa hampir 1 minggu aku telah disini. Sekarang aku banyak tau tentang bagaiamana orang disini bertahan hidup. Menurutku, hidup disini tidak lah gampang. Aku kembali masuk ke kamar Cia untuk merapihkan barang bawaanku.
"La, kamu yakin mau pulang aja ke Indonesia?" tanya Cia yang tiba-tiba sudah berada diambang pintu.
"Ya, memang nya kamu mau bayarin tiket aku? Atau kamu emang kesepian disini?"
"Enggak lah! haha. Sudahlah kalau begitu. Jangan ada yang tertinggal dikamarku ini!"
Lalu aku kembali memasukkan barang bawaanku. Lumayan banyak, karena aku membelikan barang yang unik dan lucu yang tidak ada di Indonesia.
Lalu aku turun untuk makan. "Cii, kamu ada makanan apa kali ini?"
"Aku ga ada makanan nih, gimana kalau kita keluar aja? Ajak juga tuh temen kamu si Hadi.''
Aku sama sekali tidak terfikirkan hal itu. Hadi sudah lama tidak berkomunikasi dengan ku.
"Ci, kalau dia gak angkat/bales Line dari aku, kita pergi berdua aja ya?"
"Kalau gitu kita ajak si Fandi. Dia juga ada disini kan?"
Hah? Manusia ini gila ya? Aku berusaha mati-matian untuk menjauh dari Fandi tapi dia malah ngajak Fandi buat makan bareng? Dasar aneh.
"Ci, kamu tau kan kalau aku ga mau ketemu dia?"
"Aku ga tau La. Kalau kamu gak mau yaudah kamu pergi aja cari makan sendiri.''
Aku tau Lala tidak mungkin menolak tawaran ku yang terakhir.
"Tunggu, aku akan menelefon Hadi dulu.''
Lalu aku melihat dia mulai menjauh dari kamar ku.
"....''
"....''
''Halo,''
"Iya, kamu mau makan diluar gak bareng aku sama Cia?"
"Oh, oke aku tunggu ya..''
''Ci! Hadi mau tuh makan sama kita, kamu mau makan dimana?"teriak aku dari lantai atas.
"Ci!!"Lalu karena tidak ada suara, akhirnya aku turun.
Aku melihat dilantai bawah sepi, lalu aku mencari dikamarnya."Astagaa ci!!!"
"Ci, kamu kenapa?"Aku melihat Cia sudah terbaring lemah disamping lemari dikasurnya, aku tidak tahu mengapa yang jelas dia terlihat kesakitan.
"Ci, kamu kenapa? Aduhh.. Aku bingung harus ngapain.. Disini rumah sakit ada dimana? Siapa yang kamu hubungin kalau kamu sakit?"
"Ehh.. I..itu.. Ambil saja obat didalam tas ku. Disitu ada 2cup, ambil cup yang tutup nya berwarna putih, to..tolong ya la."
Aku kemudian mencari cup itu, dan benar saja ada. Aku melihat bahwa disitu tidak tertulis apa-apa. Aku geran, obat apa itu?
"Ini.. Kamu minum juga ya." Akulalu memberi obat yang diminta.
"Ayo, kita ke kasur mu." Lalu aku membopong dia ke kasur.
"Kamu sakit apa sih ci? Sepertinya kemarin kamu sehat-sehat saja kan?"
"Aku sebenarnya punya penyakit pusing, cuman udah parah banget. Aku udah periksa ke dokter syaraf, dan cek semua. Tapi aku sehat -sehat aja. Aku ga tau kenapa la."
"Udah berapa lamaa kamu kayak gini?"
"Sebenarnya udah lama banget. Dari aku masih smp la."
"Tapi aku perhatiin, kamu gak kayak gitu kok dulu?"
"Aku udah seperti itu la, cuman velum terlalu parah."
"Kamu balik aja ke Indonesia, daripada kamu begini."
"No, i can' t."
"Disana aku udah gak dapet jaminan apa-apa la. I hope you can understand."
"Kamu gak kenapa-kenapa kan kalau lusa aku udah gak disini lagi?"
"Haha.. Tentu saja. Kita tidak jadi makan bersama?"
"Tentu jadi. Ayo!"
YOU ARE READING
Aku dan Sejuta Kenangan
Любовные романыCarla adalah seorang yang periang, namun satu saat terjadi pada dirinya. Ia tidak menjadi Carla yang dulu, dia menjadi pemurung dan terkesan agak cuek untuk menanggapi hal disekitarnya. Lalu, muncul lah Hadi. Dia yang merombak hidup Carla kembali se...