Aku kemudian bangun dari tidur ku. "Eunghh.. Sungguh nyaman sekali tidur seperti ini.. Haha apa karna susu yang tadi aku minum ya?"
"Ih, lucu banget sih Hadi tidurnya.." "Mm gimana kalau aku ambil foto dia ya.. Iseng-iseng.."
CEKREK
CEKREK
CEKREK"Engghh.."
"Aduh, aku ketauan gak ya?"kemudian buru-buru aku memasukkan handphone ku ke tas."La? Kamu ngapain tadi?"
"Itu, aku lagi foto-foto sekeliling aja.. Haha..""Bohong, coba aku liat!"
Lalu buru-buru dia mengambil handphone ku dari dalam tas. Rasanya lucu, tapi aku suka.
"Kan bener, fotoin aku. Ngapain sih?"
"Iya nanti diapus." Aku kembali membuang mukaku. Ya, muka ku memerah."Ini kok lama banget ya, padahal aku udah tidur 1harian mungkin.."
"Gak, kamu cuman tidur 1 malam aja tuh."
"Tau ah."
"Oh iya, kamu waktu pergi kebandara minggu lalu naik apa?"
"Kenapa? Minta dianterin ya kamu?"
"Eh.. Gak gitu, aku cuman nanya aja."
"Ya gak apa-apa kalau kamu mau dianterin."
"Serius?"
"Ngapain bohong sih.."
"Oke, anterin aku ya.."Dan, waktu pun berlalu. Kami tiba di Indonesia.
"Akhirnyaaa aku sampai juga disini!!" "1 minggu aku makan yang aneh-aneh. Hahaa"
"Kamu norak banget sih, gak usah teriak dong. Malu tau."
"Ih, biarin aja. Aku yang teriak kok kamu yang malu?"
"Y-yya deh.""Kamu udah bilang sama orangtua kamu?"
"Oh iya, aku lupa." Sambil menepuk jidat, kemudian aku mengambil handphone ku.Yah, aku udah sampai di Indonesia, aku pulang sendiri aja ya.. See you bos
Terkadang aku memanggil ayah dengan sebutan papa dan ibu dengan sebutan mama.
"Udah, makasih ya udah di ingetin. Hehe"
"La, ini kan hari minggu, gimana kalau kita gereja dulu?"
"Ah iya, tapi kan baru aja nyampe. Tuhan juga tahu kali.."
"Kamu ini gimanasih? Udah dikasih selamat sampai sini masih aja begitu."
"Bawel kamu ya, pantes kamu masih sendiri. Hahaha" ledekku.
"Capek, minggu depan aja lah."Lalu aku turun dari pesawat dan masuk kedalam bandara. Kok, panas banget ya? Ini memang aku yang gerah atau memang ada faktor yang lain? Yang membuat gerah?
Lalu kami mengambil koper kami. Lama, antrian nya panjang sekali. Walau begitu kami tetap bersabar.
TING!
"La, kamu serius gak mau ayah jemput?"Lalu aku melihat handphone ku, karna berdenting.
"Gak usah ya, Carla naik taksi aja nanti."
"Ayah kebetulan sama ibu lagi pergi. Mungkin pulang nya agak malam, tidak apa-apa?"
Wahh kesempatan bagus nih, berarti nanti ayah ga akan ketemu sama Hadi dong.. Hahaha
Lalu aku mulai menghampiri Hadi yang sedang membawa koper.
"Kamu tuh dari mana sih? Kok tiba-tiba ngilang?" Tanya Hadi pada Carla."Itu tadi habis sms-an sama ayah.."
"Ohh.."
"Had,, aku laper.. Kita makan yuk!"
"Kamu laper? Kan tadi baru makan juga?"
"Ya.. Terserah aku lah. Intinya aku mau makan."
"Makan aja sendiri!"
"Yaudah, mana koper aku? Oh ya makasih ya buat 1 minggu ini."
Kemudiaan aku mengambil koper ku dan membawanya sendiri.. Haha apa-apaan dia, begini saja tidak mau. Aku yakin dia hanya mempermainkan seseorang. Lalu buat apa dia 1 minggu itu seperti orang yang sedang jatuh cinta? Menjijikan.Aku terus berjalan, hingga akhirnya berada di pintu keluar.
"CARLA!"
Lalu aku melihat darimanaa datangnya suara itu. Fandi. Haduh kenapa sih orang itu selalu aja ganggu kehidupan ku?
Lalu dia berjalan mendekati ku.
"Ada apa?"
"Ayo pulang bareng aku."
"Gamau! Sana minggir deh."
"Ayo lah, sekali ini aja. Siapa tau aku udah gak bisa nganter/lihat kamu lagi gimana?"
"Bisa jadi sih."
"Yaudah bawain koper aku nih, berat." Lalu aku mulai melangkah berjalan di depannya. Sebenarnya aku tidak ingin seperti itu, cuman itulah balasan untuk nya yang paling tepat saat ini."La, jalan bareng dong! Masa aku bawain koper kamu, kamunya didepan?" Teriaknya.
"Gamau. Yaudah sini deh aku aja yang bawa."
Lalu aku melangkah mendekatinya dan mengambi koper ku.
"Sini!" Aku merebut nya dengan paksa.
"Eh tunggu!" Lalu dia memegang pergelangan tangan ku.
"Ih ga usah megang-megang dong. Kenspa?"
"La, aku mau nanya sama kamu. Emang gak ada kesempatan ke-2 buat aku?"
"Fan, yang udah lewat gak usah di inget-inget lah, aku yakin kamu juga udah punya incaran kamu, yakan?"
"La, aku tau kamu suka sama cowok itu."
"Kata siapa kamu? Jangan ngaco. Ayok pulang!" Ada rasa marah dan senang. Tapi aku lebih suka kalau Fandi tidak mengetahui apa yang aku rasakan saat ini.
Kami melaju dengan kecepatan yang minimal, harapan ku adalah aku tidak ingin ayah melihatku pulang bersamanya.
Kami akhirnya sampai di rumahku. "Makasih ya, tumpangannya."
"Enak aja, ini gak gratis."
"Terus kamu mau aku bayar berapa?"
"Aku ga mau kamu bayar aku. Temenin aku jalan-jalan hari minggu depan, gimana?"
"Liat nanti ya. Sibuk.""Aduhhh si non, makin bening aja ya."
"Non, ada temen non tuh didalem. Cowok."
"Ah siapa bi? Ibu sama ayah pergi kan?"
"Tadi sih pergi tapi tadi udah datang.""Eh, hai la!"
"Lah? Kamu ngapain kesini? Bukannya tadi di bandara kamu langsung pulang?"
"Pulang?"
Lalu aku melihat siapa yang berbicara dari arah belakangnya.
"Eh ibu.."
"Yaudah gak apa-apa. Ibu tau kok kalau niat kamu tuh memang mau ketemu sama sahabat kamu. Ya kan?"
"I-iya bu."Lalu kami bertiga masuk kedalam.
YOU ARE READING
Aku dan Sejuta Kenangan
RomanceCarla adalah seorang yang periang, namun satu saat terjadi pada dirinya. Ia tidak menjadi Carla yang dulu, dia menjadi pemurung dan terkesan agak cuek untuk menanggapi hal disekitarnya. Lalu, muncul lah Hadi. Dia yang merombak hidup Carla kembali se...