So Goodbye

228 6 0
                                    

''Ini gak mungkin," hiks hiks 

"GAKK!!" Carla kemudian berlari ke kamar lalu membanting pintu.

"KENAPA BISA BEGINI TUHAN? AKU BARU SAJA KESANA DAN SEKARANG DIA SUDAH GAK ADA?!"

"Ciaaaa.."  hiks hiks ..

Lalu bibi datang ke kamar Carla "Non, kenapa ?"

"Itu bi.. hiks hiks.. " " Temen Carla udah meninggal. Kemarin waktu Carla dateng kerumah nya dia masih sehat-sehat aja bi!!"

"Yang sabar ya non, kan umur gak ada yang tahu. Terus non mau kesana lagi atau gak?"

"A..aku gak tau bi. Mungkin ayah sama ibu gak akan izinin.."

"Ya sudah, sekarang non doain dia aja., yasudah si mbok ke belakang dulu ya non."

"Maksih ya bi.." hiks, ucap Carla sambil menyeka  air matanya.

Kring.. Kring..

"Halo bu, kenapa?"

"I.. iya bu.. ibu tau darimana?"

"Iya, itu juga kalau ibu izinin lagi.."

"Makasih banyak ya bu... Sekarang juga aku susun barang-barang ku lagi.''


"Ya, Tuhan aku mohon tolong untuk terakhir kalinya aku ingin melihat wajahnya sebelum dia masuk ke peristirahatan terakhirnya.. Ciaaa" hiks hiks..

Tidak bisa disembunyikan bahwa pertemanan mereka begitu terasa sampai sekarang. Tidak adil bukan? Seharusnya se-umuran kami masih bisa menikmati masa-masa kuliah, bercanda dengan orangtua, atau kekasih? Di usia nya yang masih sama denganku.. 

"Apa sebaiknya aku mengajak Hadi saja ya? Ah.. tapi dia pasti capek. Tidak-tidak usah biar aku saja pergi sendiri."

Aku sudah mengumpulkan barang-barang yang akan aku bawa. Sekrang bawaanku tidak terlalu banyak, ini bukan liburan. Mungkin ini terakhir kalinya aku akan pergi kesana.


RUANG TAMU

"Kamu yakin nak mau pergi kesana lagi?" kata ayah.

"Iya yah, ini terakhir kalinya aku bisa liat dia. Rasanya belum ada seminggu yah aku gak tau .. aku bingung yahh"

"Yaudah, tapi kami gak bisa ikut. Kami titip salam aja buat orangtua Cia yah.."

Carla hanya bisa menganggukkan kepalanya.

BANDARA 

"La, kamu hati-hati ya disana."

"Iya yah. Ayah sama ibu juga hati-hati yah di rumah.."

Aku melangkahkan kaki ku untuk masuk kedalam ruangan yang sama. Sedikit orang yang berlalu lalang, aku memandang sekitarku dan berkata apakah semua orang yang kita kenal/kita sayang akan pergi meninggalkan kita? Tidak bisakah mereka bertahan selamanya?

Apa lebih baik aku memberitahu Hadi ya soal keberangkatanku kali ini?

"Nomor yang anda tuju tidak menjawab.''

"Ah, kenapa sih disaat seperti ini dia tidak menjawab?"

"Ya sudah aku akan memberitahu dia lewat sms saja."

"Hadi, aku sudah mau pergi ke Amerika lagi karena Cia sudah tidak ada. Aku ingin melihat dia untuk terakhir kalinya."

Lalu aku memencet tombol kirim. Aku tidak tahu bahwa tindakan ku ini salah/benar yang pasti aku tidak ingin dia salah paham. Tunggu, kenapa aku jadi seperti ini? Sadarlah Carlaa

Aku menunggu pesawat hingga 3 jam. Aku memang sengaja untuk datang lebih cepat.

"Halo,"

"Eh.. iya, aku mau pergi. Gimana kabar kamu? Udah baikan?"

"Oh, bagus deh. Iyaudah kamu istirahat aja.."

"Hmm soal pernyataan kamu waktu itu.. bisa nanti aja aku balasnya?"

"Iya, makasih. Udah dulu yah, aku harus check-in."

Ah, aku seharusnnya tidak usah berkata seperti itu, toh dia juga pasti sudah tau apa jawabanku. Bodoh sekali dia kalau tidak tau.. Haha 

Aku melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan itu lagi, bedanya perasaan ini sama sekali tidak senang. I'm coming to looking to you for the last. 

LAX

"Sebelum aku pergi kemarin, kamu bilang datang lagi ya.. Tapi sekarang aku sudah datang kembali kamu malah pergi." keluhku dalam hati.

Memang benar kalau sekarang aku sudah tiba di bandara ini lagi. Suasananya masih ramai tapi perasaan ini sudah berbeda.

"Kenapa sihh kamu pergi duluann?"

CIA'S HOUSE

Sekarang aku sudah tiba di rumahnya. Suasananya sangat menyedihkan tapi banyak yang berlalu-lalang disini. 

Lalu aku melihat seorang yang rupanya tidak terlalu aku kenal datang dari arah yang berlawanan. 

"Excuseme, are you Carla?"

"Yes i am."jawabku. 

"Can we talk?"

Lalu aku menjawab dengan anggukan. Aku terlalu malas untuk membalasnya, sebenarnya siapa dia dan mau apa dia?

"Iam sorry, but who are you miss?"

"Saya maminya Cia."

"Oh.. maaf tante, saya gak tau."

"Iya, gak apa-apa. Tante cuman mau bilang, sebenarnya Cia itu sudah sakit sejak dia pindah kesini. Tapi tante juga baru tau kalau penyakitnya parah itu dari 2 tahun yang lalu."

Entah mengapa, airmata yang tadinya berada di pelupuk mata jatuh begitu saja. Mengapa dia tidak pernah memberitahu orangtuanya?

"Tante lupa, dia nitip sesuatu buat kamu. Ayo ikut"

Aku mengikuti langkah kakinya, kami menuju kamarnya. Masih sama. Aku mencoba untuk tidak mengingat apa yang telah kami lakukan waktu itu, karena mengingatnya kembali menyadarkan aku bahwa dia sudah tidak ada lagi sekarang. Selamanya.

"Ini.. Kamu bisa bukanya nanti aja ya? Tante tinggal dulu." perlahan orang itu menghilang.

"Ahh mengapa airmata ini jatuh lagi ya,Tuhan?" ucapku sambil mengusap mataku.

Aku melihat selembar kertas yang berada di meja di dekat tempat tidurnya. 

UNTUK CARLA

Hai la, aku tau kalau sekarang kamu pasti kaget baca surat ini. Aku sadar umur aku udah gak lama lagi, aku sebenarnya pengen banget bisa balik ke Indonesia dulu, cuman sakit ku bertambah parah la. Aku seneng deh kamu bisa dateng kesini. Jujur la, aku kesepian. Orangtuaku sibuk bekerja, mungkin mereka lupa. Tapi aku besyukur karena rasa sakitku sudah berkurang sekarang. Jaga diri baik-baik ya La, jangan lupa kalau mau ngelakuin sesuatu itu di pikir-pikir dulu, inget konsekuensinya apa. Kalau punya masalah sama ayah&ibu, kamu coba tahan emosi kamu ya .. haha kamu suka marah duluan sih.. iam happy if you are happy, so don't cry too long ya.. i love you LA...

Aku dan Sejuta KenanganWhere stories live. Discover now