Iam Happy For You

207 7 0
                                    

Semua itu akan terasa indah, bila kau dan orang-orang yang kau sayangi dapat menghabiskan waktu secara bersama.

Aku melangkahkan kaki ku kedalam rumah. Lesu, itulah yang ku rasakan sekarang. Aku melihat ada sebuah mobil yang terparkir diluar. Aku memang tidak sering untuk masuk melalui pintu utama.

"Aduhh si non baru pulang ya?" gaya bicara si bibi memang tidak pernah berubah.

"Eh, iya nih. itu mobil yang didepan rumah punya siapa bi?" tanyaku sambil meihat bingung kearah luar.

"Oh, itu iya bibi juga gak tau non. Sini barang nya bibi bawakan keatas." si bibi pun membawakan koper ku keatas.

"Ah. begitu rupanya. Nanti mungkin kalau Carla sudah sampai dirumah pasti saya sampaikan bu."  Aku mendengar jelas bahwa yang berkata seprti itu adalah ibuku. Aku tidak tahu bersama siapa dia disana, akutidak mau mengurusi hal itu.

Aku melangkahkan kaki ku keatas. Kamar ini masih sama, banyak hal yang masih teringat dalam ingatanku tentang bagaimana Cia dengan segudang tingkah lakunya yang aneh namun menyenangkan. Apa dia disana baik-baik saja?

Tiba-tiba Handphone ku bergetar.

-Hadi-

"eh iya, ada apa?"

"Engg.. engga kok"

"Sekarang? Aduh aku cepek banget nih. Besok aja bisa gak?"

"Oke deh."

Aduhh anak ibu lagi nerima telfon dari saiapa tuh?

"Eh, udah dulu ya. Ada ibuku. dah.."

"Kok diputusin sih? Padahal ibu pengen tahu itu siapa?" emang ibuku selalu seprti itu. Ingin tahu saja.

"Eh gak kok bu, itu tadi cuman temen.."

"Gimana? Ibu turut berdukacita ya."

"Iya bu. Makasih."

Heran, kenapa ibu tiba-tiba masuk kedalam kamarku ya? Apa ada yang ingin dia bicarakan?

Aku menarik selimut dan men-charge handphone ku. Aku sengaja tidka mencharge ditempatt yang jauh agar kalau ada pesna yang masuk dengan gampang aku baca.

Jangan terlalu capek, kamu baru pulang. Jangan sampe sakit ya! 

Aku tiba-tiba tersenyum mendapat pesan seperti itu. Tidak-tidak, aku tidak  membalasnya. Hahaha biarkan saja terkadang menjahilinya adalah hal yang mengasyikkan.

Aku bangun dipagi hari. Ini masih terlalu pagi. Mungkin tidur 10menit lagi adalah hal yang bagus.

Hoamm..

Aku melirik jam yang ada di meja disamping tempat tidurku.

"ASTAGA!! INI SUDAH SIANG!!"

Aku kemudian mengecek handphone ku

Aku jemput kamu sekarang aja ya?

Hey

Kamu belum bangun ya?

Aku sudah ada didepan rumah.

"APA?! DEPAN RUMAH?"

"Ah, emang kalau hari libur Carla pasti bangunya siang."

Aku membelalakkan mataku saat tau dia sedang mengobrol dengan ibuku. Aduh, pasti ibu ini seang mengintrogasinya.

"Ah itu orangnya nak!" Ibuku berteriak seolah dia bangga.

Aduh aku belum cucimuka lagi, aduh bernatakan sudah. Lagian dia ngapain sih kerumah ini. Pakai masuk segala.

"Ibu tinggal dulu ya La kedalam."

"Ehh i..iya"

Aku menyuruhnya untuk duduk didepan teras kami.

"Jadi kamu baru bangun ya?"

"hmm"

"kamu gak suka kalau aku kesini ya?"

"hmm aku belum siap aja. biasanya kan kamu ga pernah jemput aku disini.''

"ya sekali-kali gak apa-apa kan?"

"gatau juga deh ya. hmm jadi pergi atau gak?"

"jadi dong! yaudah kamu siap-siap aja dulu."

"Oke."

Nak Hadi masuk aja, kalau diluar gak enak diliat tetangga.

"Loh, ibu kayaknya tadi udah masuk deh. kok udah disini aja?"

"Ibu tadi lupa ada yang ketinggalan tapi kayaknya gakjadi, "

"Udah-udah sana kamu siap-siap, mau pergi kan?" ibuku lagi-lagi mengeluarkan nadanya yang aneh.

Aku meninggalkan mereka. Pagi ini terasa aneh untukku.

Mungkin setelah kurag lebih 30 menit aku bersiap-siap. Ibuku bertanya, "Mau pergi kemana sih nak? Ibu boleh ikut gak?"

Astagaa ibuku ini memang sedikit jahil sepertinya.

"itu bu, kami ingin pergi nonton." belum sempat aku membalasnya, dia sudah menjawabnya duluan.

"Oh, jangan pulang malam-malam ya nak. hati-hati."

Aku kemudian keluar dari rumah itu. Rasa penasaranku akan apa saja yang ibuku ucapkan padanya.

"Kita mau nonton apa? dimana? tadi ibuku bilang apa aja sama kamu?'

"Duh, kamu ini. Belum ada 1 jam kita ninggalin rumahkamu kamu udah nanya hal yang kayak gitu.''

"tadi ibukamu bilang kalau kamu bangun nya agak siang kalau hari libur. pasti kamu capek banget ya?"

"hmm sama dia bilang kalau kamu punya mantan pacar yang kadang masih kerumahmu dan gak kamu tanggepin."

"Yaampun, biarin aja ya?" ucapku padanya. Dia masih memandang lurus, tampan. hanya itu yang bisa aku bilang.

Hari ini dia menggunakan baju berwarna putih dan celana yang berwarna biru dongker. Badannya yang tegap membuat dia terlihat cukup menarik di depanku. Aku? tentu saja aku hanya menggunakan kaus dan celana serta sendal. Nyaman memang, tapi tidak sepadan dengannya.

"La?"

"ya, ada apa?"

"Apa jawaban kamu la tentang perasaan kamu ke aku?"

"ehh ituu.."

"Aduhh ak..aku.. bisa gakkita gausah bahas itu sekarang ?"

"Tapi aku mau nya sekarang."

"Aku juga suka sama kamu di."

Makasih ya. Kemudian entahkenapa aku sudah ada didalam pelukannya. Klasik memang tapi entah kenapa aku merasa nyaman dengannya.

Aku dan Sejuta KenanganWhere stories live. Discover now