Aslinya, lulus dan mengantongi izin praktek dokter umum dalam kurun waktu 6 tahun saja sudah membuat bangga orangtua.
Akhirnyaaaa... anakku diberi gelar dokter juga sebelum namanya dipanggil.
Pagi, dokter Jun. Apa kabar dokter Jun? Gimana pesta semalam dokter Jun?
Tapi kebanggaan itu luntur jika kamu anak Ken Hamizan.
Punya ayah prof. dr. Cardiologist yang paling dihormati sejagad raya membuat kemampuanmu hanya ternilai sebesar upil yang mengering saja.
Setelah berjibaku selama 2 tahun di puskesmas, Jun akhirnya menginjakkan kaki di Hope Medical Center yang sangat ternama. Rumah Sakit swasta yang dijadikan acuan pusat pendidikan specialist.
Dia bersama 5 orang lainnya menunggu dengan perasaan was-was di ruangan operasi yang juga dijadikan ruang observasi.
Terjebak di sana dengan para dokter bedah memandang mereka dari balik kaca. Bahkan ada beberapa dokter yang menunjuk terang-terangan sambil tertawa-tawa.
'Great!! Ini ternyata rasanya jadi ikan di akuarium!!' pikir Jun sebal.
Menunggu entah siapa yang akan datang bahkan hanya dalam waktu 10 menit saja jelas membuat gusar. Apalagi jika ada yang menyapa sok akrab seperti ini.
"Hey, baru sadar... nama kamu Jun Hamizan. Ada hubungan sama dr. Ken Hamizan gak?" tanya pria yang di name tagnya tertulis Ares.
Jun memutar bola matanya, tahu kalau menyandang nama sebesar itu di dunia kedokteran pasti akan memberi beban.
"Dia bapak saya," jawab Jun enggan.
Mata Ares langsung terbelalak seakan kagum. "Beneran anak Ken Hamizan?? Ken Hamizan yang ituuuu???"
'Ini kenapa sih?? Mau minta tanda tangan ayah?? Ntar gue copy dari buku rapot!!' gerutu Jun dalam hati.
"Iya, benar." Jun menjawab dengan nada datar.
'Coba bandingin sama fotonya, ada kemiripan kok walaupun gantengan gue.' tambah Jun lagi walaupun tak dia ucapkan.
"Andrea... look! Anak dr. Hamizan!" seru Ares excited sambil menarik-narik lengan temannya yang dari tadi menunduk dan diam saja.
Andrea menoleh dan tersenyum ke arah Jun.
"Hey, calm down, Res... gak usah norak. Sorry," Andrea memperhatikan name tag Jun sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "Jun... dia fans berat dr. Ken Hamizan walaupun sebetulnya gak perlu juga senorak ini kalau ketemu kamu doang. Toh kamu cuma mewarisi separuh DNA-nya." ucap Andrea sambil lalu.
WATDEFUK!!!
'Njirrrr... gak dianggap!!' maki Jun yang tertusuk harga dirinya.
Persetan dengan orang-orang yang nantinya membandingkan dia dengan ayahnya. Jun harus bersikap cool, calm and confident layaknya iklan parfum atau obat ketek, maka mereka semua akan menghormatinya.
Jun mengacuhkan baik Ares maupun Andrea. Terutama saat dr. Azha Bratayuda masuk ke ruangan dan memberikan arahan singkat.
Dia hanya bersikap cool... menjaga wibawa sampai saat pengarahan selesai dan mereka mulai beranjak meninggalkan ruangan. Namun dr. Azha menghampiri Jun, menahan lengannya dan berucap pelan.
"Jun, baju kamu terbalik."
NGIK!!!!!!
Wibawa!! Mana wibawa!!!!!
--------------
Luv,
NengUtie yang dari kemarin ditodong cerita Dedek diupload lagi donggggg....Ini ya... Ini... Awas aja kalau gak rame! 😤😤😤😤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
General Fiction"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry