Ga sanggup nulis banyak-banyak.
Neng tulis sesingkat mungkin. Ga sanggup nulis detail ternyata.
Sedih aku tuhhh....
Buat yang ga kuat baper, ga usah baca.
------------
Dingin....
Rasanya dingin....
Tubuhnya sulit untuk digerakkan.
Semua terasa gelap.
What exactly is going on?
Jun mencoba mengumpulkan kesadaran. Dia mengerjap-ngerjapkan mata agar bisa melihat jelas namun hal itu tak dapat membantu. Ada sesuatu yang menghalangi matanya hingga pandangannya kabur.
Dia mengangkat tangan, mencoba menghapus bayangan itu.
Cair, lengket....
It's blood.
What happen?
Kenapa dia bisa terluka?
Kenapa ada darah yang mengalir dari pelipisnya?
Jun tak tahu.
Dia diam sejenak, mencoba mengingat-ingat.
Apa yang terjadi hari ini?
Dia ingat saat Rere mencoba tersenyum walau raut wajahnya terlihat sangat khawatir, berpesan agar dia berhati-hati.
Ingat saat Kakaknya menarik baju suaminya yang membuatnya hampir terjatuh lalu menciumnya seakan tidak ada lagi hari esok.
Ingat pembicaraan singkat melalui telepon saat Azha berbicara dengan AJ.
Wait... Pesan Azha sebelum menutup telepon.
Terasa kabur.
Jun mencoba mengingat-ingat lagi.
Apa....
Apa itu?
It's personal namun terasa magis. It's too deep sampai bulu kuduk Jun meremang saat mendengarnya.
"Take...."
What is it?
Teruslah mengingat Jun!!!
"Take...."
Shit!! Apa lanjutannya?
"Take care of them... For me."
Deg!!! Seperti ada yang memukul kesadarannya.
Azha!!
Di mana Azha?
Jun mencoba bangkit walau tertatih, melihat ke sekeliling puing yang berserakan.
If something happen to Azha, dia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.
Karena ulahnyalah, mereka bisa berada di dalam sini.
"Za!!!!" teriak Jun saat berhasil menemukannya. Tubuhnya telungkup melindungi anak yang ada di pelukannya.
Ya, karena anak itu berteriak minta tolonglah yang membuat Jun datang ke tempat itu. Saat dia mendengar tangisan sayup-sayup dari anak yang memanggil-manggil mamanya.
He found him, kakinya terjepit reruntuhan yang membuat Jun berteriak meminta bantuan dari tim Search and Rescue, namun yang muncul adalah Azha, memberitahu kalau daerah ini masih belum aman.
Berdua mereka mengangkat puing, menarik anak itu menjauh, memberikan pertolongan pertama padanya. Tak mungkin mereka tega meninggalkan anak yang menangis ketakutan itu sendirian. Lalu Azha meminta Jun mengambil tandu dan meminta bantuan pada tim evakuasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
General Fiction"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry