Jun memarkirkan motor kesayangannya di parkiran kost Rere. Setelah diamuk oleh Shane yang bisa mengomel berentet ala petasan ronceng hanya karena Jun iseng menggodanya. Dia mengantarkan si Kakak cerewet kembali ke kantor diiringi toyoran berkali-kali di belakang kepala yang untungnya masih terlindungi oleh helm sehingga Jun tidak mendadak idiot kebanyakan dipukul oleh Shane yang bertenaga kuda."Re, Rere...." Jun memanggil berkali-kali. Sepertinya Rere sedang tidur sehingga dari tadi tidak menjawab telponnya.
Setelah mengetuk pintu lumayan lama, pintu terbuka. Rere muncul hanya mengenakan tank top dan celana pendek, rambut acak-acakan, juga mata yang masih setengah terpejam membuat Jun berdecak kesal. "Buka pintu pake tank top doang!" protesnya.
"Masih mending daripada pakai bra doang," jawab Rere asal, berbalik lagi ke dalam kamar.
Jun mengikuti masuk, menutup pintu di belakangnya, tak lupa menoyor kepala Rere atas jawaban ngaconya.
Rere rebah di kasurnya, memeluk guling, tak mempedulikan Jun yang malah ikut berbaring dan memeluk Rere yang membelakanginya.
Jun menggigit bahu Rere gemas. "Jangan begitu lagi! Pakai baju yang bener kalau buka pintu."
"Aku tahu itu kamu kok. Kan cuma kamu yang gedor-gedor pintu kamar aku pakai irama 4/4," balas Rere setelah menguap lebar.
Jun terkekeh di lekuk leher Rere, memeluknya semakin erat.
"Bukannya kamu makan sama Kakak kamu?"
"Udahan. Mau pulang tanggung, nanti kan jaga malam, aku males juga balik tidur ke ruang residen. Mending di sini, ada guling yang wangi kalau dicium-cium."
"Receh, Jun...." gumam Rere, mencubit tangan Jun yang melingkari tubuhnya.
"Ketahuan banget modusnya ya? Tarik lagi deh omongannya," kekeh Jun.
Rere mendengus sebal. Batal sudah acara tidur siangnya kalau Jun sudah kumat onengnya.
"Aku ngantukkkkk," protes Rere. "Nanti malam diminta jaga NICU sama dr. Gina, aku harus fokus kan." Rere merajuk. Kesal karena dia baru tidur satu jam.
"Aku juga jaga IGD. Ini mau ikutan tidur kok," sahut Jun.
"Hmmmm...." gumam Rere yang memeluk gulingnya semakin erat.
Jun beringsut, mengecup pipi dan bahu Rere sekilas, berbisik di telinganya, "Sleep, Princess... Love you...." Lalu melepaskan pelukannya dan berbalik tidur memunggungi Rere.
Sekitar 2 jam kemudian, Jun terbangun dan mendapati Rere sudah tak ada di sampingnya. Dia duduk, menguap sambil mengusap-usap rambutnya dengan mata yang masih terasa berat untuk dibuka.
"Akhirnya bangun juga...." tegur Rere yang baru keluar dari kamar kecil.
"Kok kamu bangun duluan?"
"Susah tidurnya kalau kamu makan tempat! Tidur kok grasak-grusuk gak bisa diem!" gerutu Rere.
Jun tertawa. "Aku tinggi, Re, kasur kamu kelewat sempit!"
Jun beranjak ke kamar mandi, mencuci muka agar lebih segar, tak lupa menggosok gigi dan berkumur. Dia memang meninggalkan peralatan mandi dan juga beberapa potong pakaian di tempat Rere karena tak jarang, dia ikut menginap di sana.
Kost Rere termasuk bebas. Tak akan ada yang peduli apa yang dilakukan para penghuninya selama mereka membayar sewa tepat waktu.
Keluar dari kamar mandi, dia mendapati Rere sudah kembali tiduran. Jun beranjak ke kulkas, mengambil minum, baru setelahnya menghampiri Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
Fiksi Umum"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry