Jun melangkah ke ruang operasi. Dia bersemangat menghadapi operasi kali ini, namun, dia mendadak terdiam saat melihat siapa yang akan membantunya untuk mengoperasi.Dr. Ken dan dr. Bagus.
Where the hell is his resident?
"Errr, dokter Ken, Anda yang mengoperasi?" tanya Jun ragu-ragu menatap wajah dingin ayahnya.
"Nope! Bukan dokter Bagus juga. Sekarang kami yang jadi asisten kamu dr. Jun."
Ya Lord, ini lebih parah dari ujian 9 bulan lalu.
Jun saat ini sudah menyandang status sebagai dokter bedah jantung. Sudah mengganti seragam hijau menjadi biru tua seperti para senior lainnya. Bahkan sudah mendaftarkan diri menjadi salah satu pengajar di RS ini.
Lumayan buat nambahin modal beli rumah. Tak perlu sebesar rumah Al, Cakra, apalagi rumah AJ. Yang itu jelas dia tak sanggup. Bahkan ayahnya saja tak akan sanggup membeli rumah enam kamar tidur dengan indoor swimming pool dan satu swimming pool lagi di atap!
Setidaknya dia membeli rumah sendiri untuk dia tempati nanti bersama Rere yang sanggup bertahan di sampingnya since forever!
Entahlah, Jun tak pernah menghitung berapa lama waktu yang dia habiskan bersama Rere. Yang dia tahu, he can't imagine living without her.
"Dr. Jun, ayo mulai ...." tegur Ken tak sabar.
Jun menarik napas panjang untuk meredam rasa gugupnya. Dia sudah melakukan banyak operasi selama ini. Tingkat kegagalannya hanya 7% saja. Itu prestasi yang bisa dia banggakan terutama karena rekornya jauh lebih baik dari senior-seniornya kecuali mungkin rekor sang ayah yang tingkat kegagalannya dalam setahun pernah mencapai 3%.
Impossible? Yes ... Itu sebabnya sang ayah dijuluki tangan dewa dan Jun bertekad akan mengalahkannya suatu saat nanti.
Jun bekerja keras untuk memenuhi janjinya pada sang kakak. Dia pergi terapi, mencoba menghilangkan traumanya dan dalam setahun pertemuan, segala sesuatu kembali seperti semua. Bahkan dia bisa jauh lebih fokus setelah terapi.
It's true what Grace said to him saat di Salzburg.
So, do it. Decide. What kind of life that you want to live. You want to be a surgeon or not? Is this the best that you can be? Can you be stronger? Kinder? More compassionate? Breath in, Jun... then decide!"
She's right! Breat in, breath out... and he's finally made his decision. He wants to be a surgeon, as great as his father and also his mentor. And he made a promise that he will never ever disappoint them.
"Ayo mulai," ucap Jun mantap.
Pasien dari Trauma Center. Laki-laki 35 tahun dilihat dari kartu identitasnya. Profesinya fotografer alam menurut keluarga yang sudah dihubungi oleh pihak Rumah Sakit. Motornya menabrak pembatas dan jatuh terlempar dari jembatan. Hasil CT mengindikasikan kalau dia terkena traumatic pneumothorax. (kondisi di mana udara dari paru-paru bocor dan berhenti di rongga dada)
Saat pemeriksaan lanjutan, ternyata katup jantungnya robek dengan total lima kerusakan. Korda tendinea tidak bergerak karena putus. Dua katup mitral, juga tiga katup trikuspid.
Gagal jantung akut dan edema paru juga sudah mulai terjadi.
Thoracotomy (tindakan membuka rongga dada untuk menyambung kembali katup korda tendinae) harus segera dilaksanakan atau pasien akan mati.
"Lets start with midline incision. Pisau bedah!
Stiker.
Tolong refractor-nya"
![](https://img.wattpad.com/cover/98938026-288-k759550.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
Narrativa generale"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry