Jun tersenyum senang saat mengalungkan stetoskop ke lehernya. Akhirnya setelah di-suspend selama 5 hari yang membuat dia mati kutu, dia bisa kembali mengenakan seragam residen hijau dibalik jubah dokternya.
"Good to see you...." tegur suara familiar di belakang Jun.
Jun berbalik dan melihat Rere tersenyum lebar. Jun balas tersenyum, menarik tangan Rere, menggenggamnya, mengusap pelan jemari Rere dengan ibu jarinya. "It's good to be back!"
"Mau sarapan? Aku lihat di kantin lagi ada menu strawberry yogurt sama cereal selain ada juga salad dan sandwich yang biasa," ajak Rere.
Jun mengangguk, masih tak melepaskan genggaman tangannya dia membawa Rere ke kantin.
"Ah, two lovebirds is back!" ledek Ares saat Jun dan Rere duduk di hadapannya.
Jun mengacuhkan Ares, sibuk mengunyah sandwich yang tadi dia ambil sementara Rere memilih menu cereal dengan yogurt.
"Hari ini sama siapa, Wi?" Rere bertanya ke Dewi yang duduk di sebelah Ares.
"Udah seminggu ini di Trauma Center sama dr. Grace. Hari ini jadwal rotasi baru keluar kan?" Dewi membuka tablet RSnya, mengecek jadwal.
"Res, masih sama dr. Azha, aku sama dr. Mathew, Rere tumben nih dipisah dari dr. Gina. Gantian jaga di Trauma sama dr. Grace."
"Ughhh, belum apa-apa udah kangen galaknya dr. Gina," ucap Rere dengan raut wajah muram.
Jun tertawa, menoyor kening Rere. "Galak kok dikangenin!" serunya tak habis pikir.
"Kadang ngomelnya lucu soalnya. Kalau lagi di OR suka nyanyi-nyanyi ga jelas. Untung suaranya bagus."
"Re, muji pun ga akan aku kasih hadiah loh...." Suara dr. Gina mengagetkan mereka semua.
Rere menoleh ke belakang dan tertawa. "Pagi dok!" sapanya sekaligus ke arah Azha dan Grace juga.
"Res, hari ini jadwal saya apa saja?" tanya Azha.
Ares menarik setumpuk karte yang dia taruh di sandaran kursi, menaruh di meja dan mencocokkan dengan tabletnya.
"Ada konsultasi untuk pasien VSD (Ventricular Septal Defect, terbukanya lubang antara bilik jantung kanan dan bilik jantung kiri karena kelainan sejak lahir) sebelum operasi pukul 9.00, lalu operasi untuk mengatasi WPW (Wolff Parkinson White Syndrome, salah satu gangguan konduksi jantung), terakhir bypass surgery, dok!" ucap Ares sambil membolak-balik karte dan catatannya.
Azha menatap Ares tajam. "Kamu bawa-bawa karte pasien ke kantin?" tegurnya. Wajah Ares langsung memucat.
"Errrr, saya... Saya datang terlalu pagi, dok. Maksudnya biar saya pelajari dulu... Ehhh... Enggg...."
"Azha cuma mau bilang, jangan buat kesalahan yang sama kayak dia dulu, Res. Numpahin kopi ke karte pasien pas masih jadi residen," sambar Gina membuat Grace yang ada di sebelahnya tertawa sementara Azha memelototi Gina.
"Mau jaim jadi gagal ya, Za?" ledek Gina lagi dan Grace menepuk-nepuk bahu Azha, ikutan meledek.
"Sudah selesai makan? Langsung ikut saya!" ucap Azha ke Ares yang bergegas bangkit.
Azha mengecup puncak kepala dan juga pipi Grace ringan sebelum pergi bersama Ares.
"10 minutes ya, dr. Rere, nanti langsung ke Trauma. dr. Dewi, you better hurry, dr. matthew suka ngasih pengarahan panjang sebelum mulai berkeliling!" ucap Grace dengan nada tajam.
"Dr. Grace, saya sama siapa?" tanya Jun yang dari tadi belum tahu ditugaskan dengan siapa, tadi dia melihat tablet Dewi sekilas dan namanya tidak terdaftar di manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
Genel Kurgu"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry