Eight

19.8K 3K 268
                                    


Jun turun dari mobil kemudian mendorong pagar sebelum kembali lagi dan memarkirkan mobilnya ke garasi.

"Yuk, " ajak Jun setelah dia menutup pintu pagar kembali.

"Mobil Azha udah ada, mobil Cakra di luar. Artinya udah pada lengkap semua." Jun membukakan pintu mobil dan Rere turun dengan ragu-ragu.

Keningnya berkeringat. Dia gugup sekali diajak ke rumah Jun. Dari pagi saja dia sudah bolak-balik berganti pakaian yang dirasanya pantas untuk bertemu dengan keluarga 'tak biasa' ini.

Ketika Jun datang menjemput saja, dia masih belum siap. Sampai akhirnya Jun mengambil asal baju batik dari lemari Rere dan menyuruh Rere memakainya daripada jeans, kemeja putih, sepatu boot dan fedora hat yang Rere tunjukan dengan tampang bingung.

"Kita mau makan siang bareng, Re... Bukan mau berkuda. Udah cepetan! Nanti telat!" omel Jun.

Rere mendengus namun mengakui kalau pakaian pilihan Jun sudah sangat tepat.

Jun meraih tangan Rere, menggenggam erat saat mereka masuk ke rumah. Di ruang tamu mereka bertemu Cakra dan Azha yang asik mengobrol.

"Kok lama?" tegur Azha sambil tersenyum ramah.

"Rere susah cari kostum!" sahut Jun yang langsung mendapat cubitan mematikan dari Rere.

Azha dan Cakra tertawa melihat ekspresi kesakitan Jun.

"Dok, Pak," sapa Rere ke arah Cakra dan Azha.

"Serius laki gue dipanggil Bapak? Panggil Om aja, Re, biar lebih akrab," sambar Shane yang datang menghampiri mereka.

Rere tersenyum malu-malu, bersalaman dengan Shane, "Kak...."

"Makanan udah siap tuh. Makan yuk," ajak Shane.

Di meja makan sudah ada Ibu Rein, Ayah Ken dan juga Grace serta Ardi.

"Aska mana, Kak?" tanya Jun.

"Baru tidur. Semoga aja anteng ya, gak ganggu makan," jawab Grace. "Duduk di sini, Re." Grace menarik kursi di sebelahnya mempersilakan Rere untuk duduk setelah dia bersalaman dengan ayah dan ibu Jun.

Mereka bersantap sambil bercakap-cakap ringan. Kadang bertanya-tanya tentang kehidupan Rere, soal tempat kostnya, rumah orang tuanya, dan di mana dia menghabiskan waktu saat koas.

"Gimana penelitian kamu soal porta vein*, Grace?" tanya Ken. (Vena/pembuluh darah yang port (mampir) terlebih dahulu di organ sebelum jantung.)

"Good, walau agak sulit bagi waktu juga untuk penelitian karena Aska masih kecil dan aku juga harus mengajar residen.

"Aku roaming nih Kakak ngomongin apa sama Ayah," keluh Shane.

Grace tersenyum. "Pembuluh darah, Shane. Kakak lagi buat penelitian soal itu. Contohnya vena porta hepatica. Itu loh, yang kaya akan makanan yang sudah diserap dari usus."

"Tetep gak paham. Ganti topik, boleh? Biar gak loading lama dan biar Rere tau kalau nama belakangku juga Hamizan."

Semua tertawa mendengar ucapan Shane.

"Ardi tumben weekend minggu ke dua ini gak di apartment Papa?" tanya Cakra.

"Papanya dinas ke New Delhi, hari ini baru pulang. Katanya nanti mau jemput di sini aja. Udah jalan dari Bandara kok, sebentar lagi juga sampai," jawab Azha.

"Papa mau ajak ke Mall!" seru Ardi riang.

"Nanti nginep, Di?" tanya Shane.

"Iya, Ardi udah bawa baju. Nanti diantar sekolah sama Papa."

Kang JunedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang