"Kak, kamu cantik banget!!!! Mama sampai pangling."
Aku hanya bisa tersenyum malu-malu mendengar pujian mama.
Kulihat pantulan diriku di cermin. Riasan pengantin bergaya sunda yang terlihat serasi dipadukan dengan kebaya modern namun tak menghilangkan rasa khas daerah.
Aku menarik napas dalam-dalam. Dadaku terasa sesak oleh perasaan bahagia dan juga cemas yang mendadak melanda.
Sebentar lagi ....
Ya, hanya sebentar lagi aku akan menjadi bagian dari keluarga Hamizan.
Pintu kamarku ada yang mengetuk. "Ma, besan sudah sampai, tuh ...." Suara lantang adikku terdengar dari balik pintu.
Mama memerhatikan wajahku sekali lagi, matanya terlihat berkaca-kaca. Aku tahu dia menahan air mata agar tidak terjatuh karena putri satu-satunya harus pergi meninggalkan rumah, menjadi bagian dari keluarga lain.
Mama, trust me, aku yakin aku tidak salah menentukan pilihan. Jun adalah orang yang kupercaya akan menjaga diriku dan terutama hatiku dengan sangat baik.
"Mama ke bawah ya, Kak. Sambut keluarga Jun dulu."
Aku mengangguk kaku karena hiasan konde dan juga ronceng melati agak mengganggu kepalaku. Namun, aku tahu juga kalau senyum seakan tak bisa lepas dari bibirku.
Kutarik napas dalam-dalam sekali lagi saat mendengar sambutan dari masing-masing keluarga. Didengar dari nada suaranya yang tegas namun ramah, sepertinya keluarga Hamizan memilih Kak AJ sebagai juru bicara.
Jantungku berdegup semakin keras. Kenapa aku jadi segugup ini, sih?
Mungkin ini efek karena tak lama lagi aku akan menjadi bagian dari keluarga elit yang seperti dongeng si kaya dan si biasa saja!
Bertahun-tahun kami menjalin kasih, aku masih bisa menghitung berapa kali aku datang ke acara keluarga Jun.
Alasannya standar, hanya karena aku sungkan.
Walau Jun sering kali berkata, 'Keluargaku normal-normal aja, kok. Kenapa sih malu-malu terus kalau diajak?'
Ingin kujitak kepalanya.
Jun, sepertinya hanya kamu yang gak sadar kalau keluarga kamu itu luar biasa!
Saat aku menyebar undangan ke teman-teman lamaku saja, mereka mendadak membombardirku dengan berbagai macam pertanyaan seputar keluarga calon suamiku.
Yang satu profesi denganku berdecak kagum karena aku akan menikah dengan anak dari Prof. Dr. dr. Ken Hamizan yang terkenal di seantero dunia medis.
Sisanya kepo akan ipar-ipar Jun yang termasuk orang-orang berpengaruh dan terkaya bukan hanya di negara ini, tapi sudah go international, Dr. Adrian Ardhani dan Dr. Cakra Pramudya.
Jangan lupakan juga Kak Grace yang merupakan dokter bedah handal dan pendapatnya sangat berpengaruh di tempat aku bekerja, Kak Shane yang stay low, tapi aku tahu, kunci sukses Pak Cakra itu ada di tangan dia.
Ya, sampai sekarang aku selalu memanggil ipar Jun yang satu itu dengan sebutan Bapak Cakra hanya karena aku sungkan jika harus memanggil orang yang menggajiku setiap bulan dengan sebutan kakak atau namanya saja sesuai permintaan orang yang bersangkutan.
Lupakan kehebatan keluarga asli Hamizan. Coba tengok orang-orang di sekeliling Jun juga. Aldebaran Ardhani yang nyentrik merupakan pewaris dari perusahaan Star and Co serta Gemma Bratayuda yang anak dari ilmuwan nuklir ternama serta bagian dari keluarga Pramudya.
Sementara keluargaku??? Mamaku PNS, Papaku fotografer. Sudah, titik. Tak ada tambahan embel-embel harta keluarga yang tak akan habis tujuh turunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Juned
Fiction générale"Soon, you will find a man who will ruin your lipstick, not your eyeliner." -Jun Ryuji Hamizan, si calon dokter bedah.- Cover by : CurioCherry