Twelve

19.7K 2.6K 276
                                    

"Again?" Rere memutar bola matanya saat merasakan kejantanan Jun yang kembali menegang, menggesek tubuhnya.

"One last time before we go home." Jun menjawab sambil melarikan jarinya menelusuri lekuk tubuh Rere yang tidur membelakanginya.

"Kamu udah bilang begitu tadi!" Rere menepis tangan Jun yang membuatnya merinding saat jemari jahil itu mulai meraba dadanya.

Jun tertawa, kemudian berguling sehingga posisi tubuhnya ada diatas Rere, menahan bobot dengan tangan di sisi kepalanya. Jemarinya yang satu membelai pelan pipi Rere sampai ke bibirnya. Jun mengusap lembut kemudian menciumnya. 

"It's not that I'm horny all the time, Re. It's just that you're always fucking sexy," bisiknya.

Rere tersenyum, berganti jemarinya menelusuri wajah Jun, dan berhenti tepat di sudut bibirnya. 

Rere mengusap pelan bibir bagian bawah Jun. "You know that I fall for your smile every single time?"

"Just like I fall for you," jawab Jun yang kemudian mendaratkan ciuman di keningnya.

Rere selalu menyukai saat Jun mengecup keningnya. Dia dapat merasakan kasih sayang yang besar dari cara Jun menyentuhnya. Dari cara Jun menginginkannya. Semua bagian dari dirinya.

What they are doing is not only sex. It's called making love. Saling memberi dan menerima. Saling ingin memuaskan satu sama lain.

Jun menciumnya lagi. Pelan kemudian semakin intens, saling merapatkan diri seakan tidak rela ada jarak di antara tubuh mereka. 

Rere mendesah, terengah saat Jun menggigit kecil telinganya lalu tiba-tiba memutar posisi sehingga Rere berada di atasnya. 

"This is my ideal body weight, Re... Yours on mine."

Rere tertawa. "I like this position too...."

"Well, stop talking and start moving, Honey. I wanna hear you scream my name again."

----------

Jun menghampiri Rere yang asyik berkutat dengan ponselnya. Mereka sudah bersiap-siap untuk pulang. Tadi Jun baru saja menghampiri orang yang mengurus rumah opanya untuk berpamitan. 

Jun mengecup pipi Rere. "Siap, Sayang?"

"Aku tidur sepanjang jalan, boleh? Capek banget deh...."

Jun tertawa kecil, mengacak ringan rambut Rere. "Maaf deh. Boleh kok kamu tidur sepanjang jalan nanti."

Rere meninju bahu Jun lalu bersandar di bahunya. "Ga nyangka kamu ga ngasih aku jeda sama sekali. Yakin kamu tadinya perjaka? Kok ahli?"

"Aku dokter. Aku kan belajar anatomi tubuh baik-baik.Terutama anatomi tubuh wanita," sahut Jun diplomatis membuat Rere berdecak kesal.

Suara dering Thomas and friend yang familiar mendadak mengganggu mereka. Rere melirik ponsel Jun dan mendapati nama Gemstone menghubungi kekasihnya.

"Dedek Juned kesayangan akohhhhh...." Suara nyaring terdengar dari seberang sana saat Jun mengangkatnya.

"Buset deh! Ga pake teriak juga, Gemstone!!" omel Jun yang kupingnya mendadak pengang.

"Dedek, kok kamu ga nengokin Tante sih? Tante atit nih...Atit malarindu sama Dedek!"

Jun bergidik, "Najis!"

Gemma tertawa kencang. "Kamuh liburan ga ngajak-ngajak, Tante... Sedih dehhhh...."

"Loe liburan ke New York juga ga ngajak-ngajak!" balas Jun.

"Taik, Juned! Tiket mahal. Itu uang komisi dari ngerenovasi apartment Al tau. Masa cuma bisa dipake buat jalan-jalan seminggu. Tau gitu kemaren gue naekin lagi bayarannya," keluh Gemma.

Kang JunedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang