Prolog

18.4K 724 14
                                    

Bias hujan memantul dari rerumputan di pemakaman, orang orang telah beranjak pergi meninggalkan batu nisan dan gundukan tanah yang baru saja dihuni, terdengar bisik bisik dan isak tangis kesedihan. masih terasa sakit di hati Nora, rasa kehilangan , penyesalan dan air mata yang mengalir tiada henti.

Angin semilir memberikan rasa dingin di ujung senja, Nora melihat laki laki itu belum beranjak pergi, masih duduk termenung di depan makam,wajahnya menunduk menyimpan kedukaan, setelah datang semalam Nora baru melihat wajahnya sekarang, masih rupawan seperti sembilan tahun lalu bahkan kedewasaan membuatnya makin terlihat tampan.

" sembilan tahun berlalu dan musim hujan telah datang ribuan kali tapi hatiku masih disini" Nora menerawang sedih

" ketika yang lain telah bahagia, menemukan orang yang telah nyaman untuk di ajak bersama aku masih disini"

" penantian sia sia, entah untuk apa"

sembilan tahun dalam penantian dan kemuraman! Renung Nora dalam hatinya.

Setelah mengelus kedua nisan secara bergantian Nora beranjak dari tempatnya. Merasakan hentakan dingin dari semilir angin senja menembus tulangnya, mengencangkan syal di bahunyaNora mulai melangkah pergi meninggalkan makam dan lelaki itu sendiri.

Tiba tiba Nora merasa tangannya di tarik kebelakang, dan tubuhnya masuk dalam dekapan kuat dan hangat.

"Nora" hanya itu yang di ucapkan olehnya

Ketika air mata bercucuran dari mata mereka

Ketika mereka berpelukan menahan kesedihan

Dan temaram senja berganti menjadi malam

Sembilan tahun telah berlalu, akankah kami masih tetap sama?

Malam datang menyongsong tangis kedukaan

Aku ingin bahagia, Nora meratap sedih!

FORBBIDEN WISH ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang