Chapter 7. Hujan, kau menyakitiku!

3.3K 248 4
                                    

Setelah pertengkaran mereka berdua malam itu, tak ada lagi canda atau tawa mereka dirumah . Mama dan papa berpandangan tak mengerti melihat anak anaknya hanya saling diam, acuh atau selalu menghindar untuk bertatapan. Puncaknya saat makan malam Jason secara sengaja menumpahkan air ke piring nasi Nora membuatnya marah!

"Sengaja ya kamu ngajakin ribut?" Nora berdiri dari tempat duduknya.

"Mau lewat nggak sengaja kesenggo!" Jason cuek tetap dengan makanannya.

Nora berjalan memutar dan menuangkan cuka ke sop Jason.

Jason tersentak kaget, berdua saling berhadapan dengan marah.

"Mau kamu apa jadinya?" Jason balik menghardik

"Nora, Jason kalian berdua ngapain?" mama bertanya kaget melihat kelakuan mereka.

"Stop! Kalian berdua seperti anak Tk, Ada masalah apa kita bicarakan dan kita carikan jalan keluarnya!" Papa berkata lantang menghentikan hardikan mereka.

Nora dan Jason hanya terdiam , saling berpandangan dengan garang . Jason tak menyelesaikan makan malamnya langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Malam hari saat di kamar Mama yang kuatir berkata sama papa bagaimana mendamaikan anak anak mereka dan papa hanya tersenyum menjawab.

"Biarkan saja ma, namanya juga anak anak. Nanti mereka akan baikan sendiri."

Namun nyatanya tak secepat itu, di sekolah juga mereka berdua terlihat bermusuhan. Andre yang berusaha untuk mendamaikan mendapat dengusan dingin dari Jason dan tatapan maut dari Nora, akhirnya mengangkat tangan menyerah!

Yang paling bersyukur atas keadaan ini adalah Kalila, dengan wajah cantiknya terus menerus tersenyum dan menempel erat pada Jason kemanapun dia pergi. Nora yang melihat mereka berdua berkata dengan sebal.

"Mereka berdua seperti tikus dengan perangkapnya."

Belinda dan Tania yang mendengar hanya diam tak berkomentar.

Rossa yang penasaran mencoba berbicara dengan Nora, Namun jawaban Nora singkat dan jelas bahwa Jason adalah makluk paling menyebalkan di muka bumi.

Setelahnya Rossa mencari tahu dari Jason tentang pertengkaran mereka, jawaban Jason cuma dengusan singkat

" Nggak usah ikut campur."

Akhirnya Rossa juga menyerah. Suasana hati Nora yang panas berpengaruh pada performa latihan. Dia memaksa para anggota tim berlatih sampai nyaris kehabisan nafas. Setelah timnya bubar dia akan berlatih sendiri, menari terus menari hingga kemarahan dan kesedihannya pergi terbawa angin. Keadaan Nora membuat teman temannya kuatir tapi tak bisa berbuat banyak.

Jason juga sama situasinya, pertengkarannya dengan Nora membuatnya menjadi mudah uring -uringan. Siapapun yang membuatnya kesal akan mendapat perlakuan tak menyenangkan darinya. Dia juga merasa sebal karena Kalila terus menerus menempel padanya dan berceloteh tanpa henti membuat kepalanya sakit.

==========================================

Suasana sekolah sedang bergairah, demi kebahagiaan anak murid pihak sekolah akan mengadakan acara pesta tahun baru yang terbuka untuk murid- murid tertentu. Dan mereka yang boleh hadir hanya murid yang menduduki peringkat 1-15 di kelasnya pada saat pembagian nilai akhir semester.

Karena tuntutan yang keras dari pihak sekolah, Nora dan kawan kawan yang ingin ikut hadir dipesta terpaksa meliburkan latihan menari. Waktunya di habiskan untuk belajar dan belajar. Gino dan anggota tim cowok yang melihat tidak ada gunanya ikut pesta sekolah hanya bisa pasrah melihat tempat berlatih selalu kosong tiap sore.

Hubungan antara Jason dan Nora belum juga ada perubahan, masih saling membuang muka saat bertemu dimanapun, di rumah atau di sekolah.

Rossa masih gigih berusaha mendamaikan, tak ada yang tak mungkin bagi Rossa selama mau berusaha. Itulah prinsipnya, sengaja dia datang ke rumah Nora untuk makan cake dan mengobrol dengannya.

"Ehm..cake ini benar-benar enak ya?" Rossa makan dengan nikmat.

"Iya, red velvet. Kesukaanku." Nora memakan kuenya menggunakan sendok kecil dan makan dengan perasaan senang.

"Nora, jujur saja.Ada masalah apa kamu sama Jason?"

"Sepertinya sudah lama kalian perang dingin?"

"Ayuk, ceritalah!" Rossa terus mendesak agar Nora bercerita.

Meletakan kuenya, menghela nafas Nora bercerita lirih.

"Aku juga nggak tahu apa masalahnya, hanya saja selesai acara perlombaan itu."

"Waktu aku di jemput Toni untuk main, sampai di rumah Jason marah marah."

"Bilang katanya aku nggak prioritas dan nggak apalah, padahal aku udah pamitan baik-baikkan? Lagian juga dia seharian sama Kalila. Apa masalahnya kalau aku main sebentar dengan Toni?" Nora mengakhiri ceritanya dengan cemberut.

"Udah? Masalah gitu doang?" Rossa membelalak tak percaya.

"Iya gitu doang tapi kamu harus lihat itu sikap Jason, Arogan luar biasa." Nora marah membanting sendok yang dia pegang.

Mendengar omongan Nora, Rossa hanya bisa termenung.

"Kirain masalah besar apa, ternyata." Rossa membatin dalam hati.

"Ehm, kalian berdua seperti pacar yang saling cemburu."

Uhuk! Uhuk!

Mendengar omongan Rossa, Nora yang sedang minum teh jadi terbatuk batuk.

Matanya berair dan tenggorakannya sakit. Rossa dengan tenang menepuk pelan punggung Nora.

"Kamu bicara apa Rossa? Bikin aku kaget aja."

"Aku sama Jason sepasang kekasih? Yang ada anjing dan kucing."

Nora mengelap mulutnya dengan tissue, masih merasakan tenggorokannya sakit.

"Ya sudah kalau tak percaya, jika suatu saat kalian jadian bagaimana ya?"

Tiba tiba Rossa menerawang, wajahnya memerah.

"Seperti dalam novel, kisah cinta terlarang." Ucapnya sambil terkikik

"Ihh..ngaco Rossa!"

"Kebanyakan ngayal nih anak."

Suara tawa mereka terdengar sampai ke dalam rumah, di lantai 2 dari balik jendela kamarnya Jason mengamati dua gadis itu. Ada satu kerinduan samar di hatinya tentang tawa Nora yang sudah lama tak di dengarnya.

Terbawa perasaannya Jason melangkah masuk berbaring di ranjangnya, pikirannya melayang bagaimana manisnya Nora saat tersenyum atau lucunya dia saat marah.

"Damn...dia adikku!"

"Bisa di rajam di neraka kalau sampai aku jatuh cinta dengan adikku!"

Merasa kesal dengan pikirannya Jason melemparkan bantal kearah pintu. Dari luar jendela suara tertawa dua gadis itu masih terdengar samar- samar.

 Dari luar jendela suara tertawa dua gadis itu masih terdengar samar- samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FORBBIDEN WISH ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang