Setelah kepergian Jason suasana rumah tak seramai biasanya, Nora lebih banyak mengurung diri di kamar setelah pulang sekolah. Begitu juga di sekolah Nora merasa ada berbeda tanpa kehadiran Jason.
"Entah imajinasiku atau memang tanpa Jason sekolah jadi sepi ya?" Nora bertanya sambil melamun, matanya menerawang ke halaman sekolah yang sepi.
"Buat aku sih nggak ya? Karena aku nggak ngaruh apa-apa ada Jason atau tidak." Tania menjawab, dengan muka menunduk menatap buku yang terbuka di hadapannya.
"Santai saja sayang, dia baru pergi satu minggu dan kamu lemes gitu." Belinda menjawil dagu Nora. Membuatnya menarik nafas panjang.
"Kepalaku pusing, pingin tidur." Merebahkan kepalanya di meja, Nora menutup matanya. Berharap sekarang ada di kamar bukan di dalam kelasnya yang panas. Beruntung siang ini pelajaran terakhir kosong, seluruh kelas bisa bermalas-malasan.
"Tidur saja, nanti kami bangunkan. Eih kalian tahu nggak tentang situasi Osis sekarang?" Belinda mengambil alat pengikir kuku dari dalam tasnya dan mulai mengikir kukunya yang putih.
"Emang kenapa sama Osis?" Tania bertanya tanpa minat, masih menunduk memandang bukunya.
"Aku dengar dari Andre ya, itu ketua Osis yang baru sering bentrok sama anggota yang lain. Jadinya suasana nggak enak gitu. Apalagi Kalila."
"Memangnya kenapa dengan Kalila? Toh mereka tinggal lanjutin program Jason aja. Apa susahnya sih?" Nora berkata heran.
"Itu masalah terbesarnya, Andra menganggap program Jason itu terlalu banyak main-main dan kurang belajar."
"Dasar kutu buku, susah. Heran Rossa bisa suka sama dia." Nora berpandangan dengan Belinda dan sama-sama tidak mengerti.
"Apa Jason ada ngasih khabar kekamu Nora?" Tania memalingkan wajahnya dari buku dan sekarang memandang Nora lekat-lekat.
"Ehm, nggak ke aku secara langsung tapi ke papa. Dia bilang mamanya sudah perawatan di rumah sakit dan dia juga sudah mendapatkan sekolah yang cocok."
"Apa kamu merasa sakit hati say? Tak diindahkan?" Nora berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Belinda.
"Tentu saja Bel, hanya saja aku nggak bisa apa-apa. Kami sudah sepakat untuk putus. Lebih tepatnya dia memutuskanku, aku bisa apa?"
"Cup..cup..jangan sedih. Waktu masih panjang dan kamu akan jatuh cinta lagi nantinya." Tania memberi semangat.
Nyatanya semua tak semudah seperti perkataan teman-temannya, Nora menjalani hari-harinya dengan tingkat kemurungan yang parah. Semua teman dekatnya berusaha membantunya melewati patah hatinya, bahkan Rasmi sekarang menjadi sahabat terbaik yang mendengarkan semua tentang rindunya saat mereka berdua ada di butik mama Setiap malam Nora mengecek facebook Jason, namun tak ada aktifitas disana. Sedih rasanya, sakit.
Kehamilan mama semakin besar ketika Nora naik kekelas tiga dan Rossa lulus lebih cepat. Mengikuti jejak Jason, Rossa memutuskan kuliah di Amerika. Nora merasa sedikit terhibur dengan khabar yang di bawa Rossa soal Jason, bagaimana sekarang dia menjadi sangat mandiri atau dengan wajahnya yang tampan menjadi murid popular. Nora cemberut membaca pesan Rossa," Kamu nggak akan mengerti Nora, risih lihat bule-bule itu nggak tahu malu mengejar-ngejar Jason."
Saat mama melahirkan adik laki-laki bagi Nora, suasana rumah kembali ceriah. Dengan adanya celoteh dan tangisan bayi, semua terhibur. Papa memberi nama Daniel untuk adik Nora. Siapa yang tak suka dengan wajah bulat atau mata cerah Daniel. Dengan cepat waktu berlalu, Nora masih membawa perasaan rindu menggayut hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBBIDEN WISH ( tamat )
ChickLitTersedia di google playbook : https://play.google.com/books/details?id=ljODwAAQBAJ Nora jatuh cinta dengan teman sekolah yang paling tampan dan populer, Jason. Siapa sangka permainan nasib membawanya ke dalam satu cerita yang menyedihkan. Saat cint...