- Still Niall pov -
" Apa maksudnya ini? " Lanjutnya, dia bertanya sangat lembut.
" Hanya ingin memposting nya saja. " Ucapku.
" Aku tidak bertanya tentang foto nya, aku bertanya tentang caption nya. "
" Tidak tau, tanganku yang mengetiknya. "
Barbara mengangguk.
" Aku tidak mau kita lebih dari kata sahabat. " Ucapnya yang membuatku terdiam.
" Ya, aku mengerti. "
Suasana menjadi hening.
Aku membawa Barbara ke salah satu pantai.
Aku turun bersama Barbara.
Barbara daritadi diam saja.
" Barbara. " Panggil ku.
Dia tidak menghiraukan ku.
Dia duduk di pasir sambil memandangi laut.
Aku duduk di sebelahnya.
" Jangan melamun saja. " Aku mencipratkan air ke muka nya.
Dia hanya tersenyum.
" Aku menyayangi mu. " Dia memeluk lengan ku.
" Sebagai sahabat. " Lanjutnya.
" Aku juga. Aku beruntung mengenalmu. "
Barbara memeluk lenganku semakin erat.
" Aku hanya menjadikan mu sahabat,karena aku tidak ingin kehilangan mu. " Ucap nya.
Aku hanya mengangguk.
" Aku juga tidak mengharapkan itu. " Ucapku bohong.
Aku ingin Barbs, aku ingin.
" Aku ingin pulang, besok sekolah kan? " Barbara bangkit dari duduknya.
" Masih siang bukan? "
" Aku malas melihat muka jelek mu. " Barbara menjulurkan lidah dan dia berlari.
" Mengejek. " Aku mengejarnya.
Barbara berhenti dan menulis sesuatu di pasir.
Niall ❤ Barbara
Best Friends forever.Best friends, ya best friends.
Aku menulis juga di pasir.
Barbara ❤ Niall.
Aku lalu bangkit dan menarik Barbara menuju tempat parkir.
Di mobil Barbara hanya memainkan ponselnya.
" Fotoku yang ini bagus tidak? "
Barbara menunjukkan foto itu, aku membelokan mobilku dan berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone • niall h
FanfictionTidak perlu menjadi baik untuk dicintai. Semua orang berhak dicintai, tetapi semua orang juga berhak untuk tidak mencintai. Cinta yang dipaksakan tidak akan menimbulkan sebuah kebahagiaan. - Barbara Palvin - Mencintai dan menyayangi itu berbeda. Jan...