Zayn semakin tergila-gila dengan wanita bernama Emma itu. Setelah menjenguk keluarganya yang terkapar lemah, Ia pasti menjenguk Emma yang sedang koma dian juga menemukan Emma jadi-jadian di pojok ruangan dengan senyum kecilnya.
"Kau cantik." Ucap Zayn kepada Emma yang sedang koma.
"Aku mencintaimu. Kau berhasil membuatku melupakan Barbara. Kemana saja kau dari dulu? Kenapa kau baru menampakan diri sekarang? Aku sangat mencintaimu." Lanjut Zayn membuat Emma yang berdiri di pojok ruangan ikut tersenyum.
Perlahan tangan Zayn menyentuh kelopak mata Emma yang tertutup, lalu ke hidung Emma, dan yang terakhir adalah telinga Emma.
"Aku mencintaimu." Bisik Zayn.
Tiba-tiba terbukalah pintu dan terpampang Niall yang langsung menarik Zayn keluar karena Niall mulai panik dengan keadaan Zayn yang sering berbicara sendiri dan tersenyum sendiri.
"Zayn, jauhi wanita itu." Perintah Niall.
Zayn menyerngit dan terkekeh, "Aku tidak pernah melarangmu untuk mendekati Barbara bukan? Mengapa kau melarangku untuk mendekati Emma?"
"Kau tergila-gila dengan wanita kelahiran Paris itu, astaga. Silahkan kau ambil Barbara dibandingkan kau tergila-gila dengan wanita yang sama sekali--"
"Diam kau!" Bentak Zayn membuat Niall terdiam.
Beginilah sikap Zayn semenjak menemukan Emma. Jika ada yang berbicara buruk tentang Emma, Ia jadi mudah sekali marah dan bisa saja Ia memukuli orang tersebut.
"Barbara ingin bertemu denganmu. Jangan pernah kau untuk membentaknya seperti tadi. Jika kau membentak Barbara, aku akan membuat Emma yang berada di pojok ruangan itu tidak kembali ke tubuh aslinya." Ucap Niall dingin.
Kaki Zayn melangkah ke tempat yang diperintahkan Niall untuk menemui Barbara dan Ia melihat Barbara yang sedang memainkan ponselnya.
Saat Zayn baru saja duduk, mata Barbara langsung menatap Zayn tajam karena sahabatnya sendiri menjadi gila seperti ini.
"Apa yang Emma lakukan sehingga kau tergila-gila dengannya?" Tanya Barbara.
"Apa salah mencintai seseorang yang sedang melewati masa dimana Ia harus mati atau harus hidup?" Tanya Zayn balik dengan tatapan kosongnya.
"Wanita di dunia ini bukan hanya Emma. Banyak wanita seperti--"
"Kumohon jangan katakan itu." Ucap Zayn memotong ucapan Barbara.
Barbara mendengus kesal dan tangannya menarik kepala Zayn agar menatapnya, "Bodoh untuk mencintai makhluk aneh yang berdiri di pojok--"
"Justru kau yang bodoh. Larangan mu tidak akan membuatku menjauhinya." Potong Zayn dengan nada dingin nan tajam yang menyertai.
"Kepala sekolah menunggu mu karena pemukulan para murid yang kau lakukan." Ucap Barbara lalu dirinya berlalu meninggalkan Zayn.
•
"Aku tidak akan memukul mereka jika mereka tidak membuatku marah." Jelas Zayn kepada kepala sekolah yang baru saja Ia temui.
"Penyebab kau marah karena mereka mengejek murid yang bernama Emma Watson?" Tanya kepala sekolah tersebut.
"Sir-" ucapan Zayn terpotong oleh seseorang yang sedang berdiri di pojok ruangan sembari meletakan telunjuknya di depan mulutnya.
Zayn yang mengerti apa yang dimaksud oleh kekasihnya itu langsung mengangguk dan menarik nafasnya panjang.
"Yes sir, forgive me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone • niall h
FanfictionTidak perlu menjadi baik untuk dicintai. Semua orang berhak dicintai, tetapi semua orang juga berhak untuk tidak mencintai. Cinta yang dipaksakan tidak akan menimbulkan sebuah kebahagiaan. - Barbara Palvin - Mencintai dan menyayangi itu berbeda. Jan...