27

78 13 4
                                    

"Aku ingin pergi menemui kekasihmu," Ucap Safaa.

Kekasih?

"Apa maksudmu Safaa?" Aku mengangkat satu alisku.

"Foto yang berada di ponselmu?"

Ah sial, itu foto Barbara. Sungguh aku tidak bermaksud menjadikan nya foto lock screen.

"Dia bukan kekasihku, Safaa,"

"Aku mau kau membawaku ke perempuan itu. Aku tidak mau tau!" Safaa melepaskan pelukannya dariku dan berjalan menjauh, tetapi Waliyha tetap berada di pelukanku

"Biarkan aku berbicara dengan adikmu itu Waliyha." Aku mencium puncak kepala Waliyha sekilas dan melepaskan pelukannya.

Aku langsung berjalan ke kamar Safaa.

Tok tok tok...

Ketukku pelan.

"Safaa, Zayn disini." Ucapku.

Safaa tidak menjawabnya. Safaa marah hanya karena aku tidak mau membawa nya kepada Barbara? Anak itu memang lucu.

Aku memutuskan untuk turun kebawah lagi, kamar Safaa berada di atas.

"Bagaimana Zayn?" Tanya Waliyha yang sedang duduk di sofa dengan makanan ringan nya.

" Adikmu marah padaku. " Ucapku dengan kekehan kecil.

Aku keluar dari rumah dan mencari sebuah tangga. Setelah mendapat tangga itu, aku posisi kan tangga itu agar berdiri tepat di jendela kamar Safaa. Setelah pas, aku menaiki tangga itu dan membuka jendela kamar Safaa, lalu aku masuk dan melihat Safaa yang sedang tengkurap dengan wajah yang ditutupi bantal.

"Hi Safaa Malik." Sapaku. Aku masih berdiri di dekat jendela.

Safaa menaikkan sedikit kepalanya untuk melihatku lalu menaruhnya lagi di tempat semula.

"Safaa, kau sangat cantik!" Aku berusaha menggoda Safaa namun tidak berhasil.

"Ayo aku belikan cotton candy." Rayuku. Kuharap ini berhasil.

"Nah" Tolaknya.

" Oh c'mon Safaa, "

"Nah nah nah, aku ingin bertemu kekasihmu!" Safaa mengambil posisi duduk.

" Aku tidak mempunyai kekasih. "

" Bawa aku sekarang Zaynie! "

" Huh baiklah, aku tunggu kau di mobil. "

Dengan malas aku berjalan menuju ruang tengah tempat berada nya Waliyha yang sedang memakan makanan ringannya.

" Ayo cepat ikut aku! " Ucapku menarik tangan Waliyha.

Di mobil, Waliyha duduk di kursi depan bersama ku, tapi Waliyha duduk di kursi penumpang.

" Lama sekali adikmu itu. " Ocehku kepada Waliyha.

" Dia adikmu juga Zain. "

Beberapa menit kemudian Safaa datang dengan menggunakan kaos tipis dan celana yang menurutku sangat pendek.

Safaa masuk di kursi penumpang yang ada di belakang.

Aku dan Waliyha menoleh ke arah​ Safaa.

" Tidak ada yang lebih tipis dan lebih pendek lagi? " Tanyaku.

" Tidak ada, Zayn. " Jawabnya.

" Ganti bajumu, aku tidak suka! " Perintah ku.

" Tidak mau. " Safaa menolak lagi.

Friendzone • niall hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang