Sleepover, pt 2

1 1 0
                                    

  Keheningan pun terjadi. Kate memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, anda siapa ya?"

  "Calon suami kamu," jawab laki-laki itu dengan serius. Kate dan yang lainnya hanya melongo.

  "Aduh, maaf ya! Adek gue ngomong aneh-aneh! Gapapa kan dia ikut?" tiba-tiba Will datang. Tammy adalah orang pertama yang sadar dari keanehan yang terjadi.

  "Adek? Ini adek lo? Gapapa kokk, makin rame makin bagus." jawab Tammy. Will hendak menjawab, namun adiknya mendahuluinya.

  "Charles," dia memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya. Tammy awalnya kebingungan, namun lalu mengalaminya.

  "Hi guys!!" Caleb pun mendatangi mereka juga. Charlie segera menoleh ke arahnya. Di belakangnya, ada Dennis yang mengikuti. Seketika itu juga Charlie langsung unmood. Lalu Brad menyusul dan segera mendekati Kate.

  "Yah, lo udah punya pacar toh? Tapi nggak apa-apa, selama janur kuning belom ada gue masih ada kesempatan." kata Charles jahil. Brad hanya melotot. Terakhir, Michael dan Vincent datang sambil membawa banyak cemilan. Mereka pun segera masuk.

  "TOD yuk!!" Caleb mengajak yang lain. Ada yang bersemangat, ada yang tidak.

  "Males ah." jawab Charlie singkat. Dia malas karena dia tidak terlalu dekat dengan Dennis, Michael, Vincent, dan adik Will, Charles, dan dia malas berbagi rahasia dengan mereka. Belum lagi para laki-laki pasti akan memberi dare yang aneh-aneh.

  "Kenapa? Takut yaa? Emang kamu sembunyiin apa sih dari aku?" tanya Caleb usil. Charlie hanya diam tidak menjawab. Sialnya, mayoritas dari mereka setuju untuk bermain dan Charlie pun kalah suara.

  "Jangan yang mengarah ke ngeres ya! Awas aja." Charlie mengingatkan. 

  "Siap ibu bos!" Caleb menjawab. "Siapa yang mau muter duluan?"

  "Gue!" jawab Dennis bersemangat sambil mengambil botolnya. Dia memutar botolnya, dan semuanya menunggu dengan gugup. Lalu, botol pun mengarah ke Charlie. Charlie terkejut, sekaligus jengkel karena dia harus meladeni Dennis. "ToD?" tanyanya.

  "D." jawab Charlie ketus. Dia sangat tidak mau membagikan rahasianya.

  "Gue tantang lo buat gigit biskuit ini..." Dennis berhenti sejenak, "...dari mulut gue." baik Caleb dan Charlie tersentak mendengarnya.

  "Ih, kan gue bilang jangan ngeres!" Charlie memprotes. Caleb juga terlihat tidak setuju, tapi hanya diam.

  "Kayak gini doang mah nggak ngeres. Ayo buru, kalo lo nggak ngelakuin dare-nya, lo harus jawab pertanyaan dari kita semua masing-masing satu!" Dennis menantang. Charlie mengumpat dalam hati, dan berharap suatu meteor jatuh saat itu juga atau terjadi tsunami supaya dia tidak usah melakukan hal itu. "Ayo, mau gimana?"

Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang