Break up, pt 1

0 1 0
                                    

  Charlie tersenyum bahagia. Hari ini dia sedang dikelilingi orang-orang yang dia sayangi, bersama-sama sedang bercengkerama dan makan di tempat yang sudah lama ingin ia coba. Dua hari sudah berlalu dari hari ulang tahunnya, namun dia baru bisa menraktir teman-temannya hari itu. Charlie sangat senang karena perayaan ulang tahunnya yang ke-17 ini bisa berjalan dengan baik. Dia berharap ini tidak berakhir. Dia dan teman-temannya, terus bersama dan bercanda. Namun tentu saja segala sesuatu ada akhirnya. Jam menunjukkan pada angka 9, dan satu per satu teman-temannya mulai pulang. Charlie pun akhirnya juga pulang bersama Caleb. Karena sedang berbahagia, dia tidak menyadari wajah muram Caleb. Sesampainya di rumahnya, Charlie baru menyadari keanehan Caleb.

  "Kamu kenapa?" Charlie bertanya khawatir. Caleb bukanlah orang yang sering bersedih. Maka dari itu Charlie bingung melihatnya murung.

  "Gapapa," Caleb tersenyum kecil. Charlie hanya menatapnya tidak percaya.

  "Jangan kayak cewek deh, ada apa-apa tapi bilangnya gapapa." Charlie berkata sarkastik. Caleb hanya tersenyum geli.

  "Serius deh, gaada apa-apa," Caleb mencoba untuk lebih meyakinkan. Tapi Charlie tetap tidak percaya.

  "Boong. Ada apaan sih??" Charlie pun makin penasaran. Caleb terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab.

  "Kemaren Katherine sempet confess ke aku.." Caleb berkata dengan ragu-ragu. Charlie hanya menaikan alis.

  "Confess..?" Charlie bertanya ragu, berharap confess yang dimaksud adalah confess yang berbeda dari yang dia pikirkan.

  "Iya, confess, dia bilang dia suka sama aku." Caleb menjawab. Lalu terjadi keheningan untuk beberapa saat.

  "Trus, kamu ngomong apa?" Charlie bertanya, hatinya berdebar menunggu jawaban Caleb.

  "Gak jawab apa-apa, dia ngomong abis itu langsung pergi." Caleb menjawab santai. Charlie merasa lega, tapi dia harus menanyakan satu pertanyaan lagi.

  "Trus, sekarang kamu ngerasa gimana?" tanya Charlie, menggigit bibirnya pertanda dia gugup. Caleb mengerjapkan matanya.

  "Jujur? Gatau juga." Caleb menjawab dengan suara pelan. Charlie hanya memandang lurus dengan tatapan kosong.

  "Kamu suka sama dia?" walau tidak ingin tau jawabannya, Charlie tau dia harus menanyakannya. Caleb hanya menggeleng. "Enggak artinya gak suka atau gak tau?" Charlie bertanya lagi. Caleb hanya menatap Charlie. Charlie sudah mengerti. "Kita gimana?" tanya Charlie pada akhirnya. Caleb hanya memandang ke bawah dan tidak langsung menjawab.

  "Aku butuh waktu." jawabnya kemudian. Charlie hanya terdiam, lalu keluar dari mobilnya. Charlie berhenti sesaat dan memandang Caleb, menunggunya untuk mengatakan sesuatu. Tapi Caleb hanya terdiam. Charlie sendiri tidak tahu harus berkata apa, maka dia pun memutar badannya dan berjalan lunglai ke rumahnya.

Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang