Break up, pt 2

0 1 0
                                    

  Di waktu yang sama di lain tempat, Tammy sedang diantar pulang oleh Will. Sebagai pria yang dibesarkan oleh orang tua-nya dengan benar, dia tidak akan membiarkan seorang perempuan pulang sendiri ke rumahnya. Sudah cukup sering Tammy dibonceng motor besar Will, bahkan mungkin lebih sering daripada pacar Will sendiri.

  "Gimana kabar Marley? Baik-baik aja kan?" Tammy bertanya, memang tulus ingin menanyai kabar Marley, walau terkadang dia sakit melihat mereka berduaan.

  "Gue yakin dia baik-baik aja, tapi kita udah putus, Tam," jawab Will santai. Tammy terkejut mendengarnya.

  "Wah, kok bisa? Sayang banget?" Tammy bertanya penasaran. Untungnya Will tidak marah ditanya seperti itu.

  "Yah, dia cemburu ngeliat gue deket sama Briana. Padahal gue cuma ngebantuin dia sama tugas seni aja." jawab Will. Mendengar itu, Tammy langsung mengerti.

  "Hmm, bukannya ngebelain Marley ya, tapi emang terkadang lu terlalu baik sama semua cewek, gue garis bawahi, terlalu! Jadi wajar aja kalo Marley cemburu ngeliatnya." Tammy menasihati Will. Will sampai menoleh ke arah Tammy.

  "Iya apa? Gue kayak gitu? Masa sih?" tanya Will tak percaya. Tammy hanya menggelengkan kepala.

  "Jadi selama ini lo nggak nyadar? Parah! Lo tuh jadi bahan modusan semua cewek, tau!" seru Tammy. Will pun jadi bingung, namun lalu tersenyum jahil.

  "Berarti lo juga modus ke gue dong?" tanya Will usil. Will kira Tammy akan menjawabnya dengan jawaban yang menggoda juga, atau mungkin marah. Tapi Tammy malah menjadi gugup dan malu, mukanya memerah. Will jadi merasa canggung juga.

  "Makasih ya Will, udah nganterin! Bye, see you tomorrow!" Tammy segera mengalihkan pembicaraan dan memasuki rumahnya. Will hanya menatapnya heran, tapi tersenyum juga karena dia menyadari sesuatu hal yang baru. Suatu perasaan.

Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang