February 14th, part 2

2 1 0
                                    

  Kate sedang mencari Brad, lalu menemukannya tengah bercakap-cakap dengan Zoe, seorang cheers. Namun lalu langkahnya terhenti ketika ia melihat Brad sedang memberikan cokelat pada Zoe. Kate mematung dan terbelalak. Zoe pun menerima coklat itu dengan senang hati lalu memeluk Brad dengan cepat, lalu meninggalkannya. Kate hanya mematung dan tenggelam dalam pikirannya, sampai ia tidak sadar kalau Brad sudah mendatanginya.
  "Nih, buat kamu. Aku bikin sendiri loh, tadi malem." Brad tersenyum manis sambil memberikan sebuah coklat yang dibungkus rapih dengan kertas kado. Kate hanya terdiam dan memandangi cokelat itu.
  "Tadi ngapain sama Zoe?" Kate bertanya dengan ketus. Brad pun tersentak lalu mengerti.
  "Aku cuma kasih sebagai teman kok, aku juga ngasih semua orang. Lagian aku cuma ngasih dia Kitkat, kalo yang buat kamu spesial aku yang bikin susah-susah," Brad berusaha membujuk Kate dan menggenggam tangannya. Kate menepis tangan Brad.
  "Semuanya? Perasaan kamu nggak ngasih ke Charlie? Atau temen-temenku yang lain? Lagian bukannya dulu kamu dulu pernah deket sama Zoe? Maksud kamu apa sih? Clbk lagi?" Kate bertanya dengan emosi. Brad terkejut melihat Kate marah.
  "Ya buat apa aku ngasih Charlie? Dia juga ikut bikin coklat sama aku tadi malem kok. Temen-temenmu juga udah dapet coklat dari Tammy kan? Buat apa aku ngasih lagi?" Brad berusaha menjelaskan. Kate hanya menggeleng-geleng lemah dan tersenyum sedih.
  "Tapi kenapa harus Zoe? Ternyata emang bener ya kamu belom bisa move on dari dia? Aku cuma pelampiasan?" tanya Kate dengan sedih. Brad berusaha menjelaskan tapi Kate langsung memotongnya, "Tau gitu mending aku sama Michael aja, dia jelas-jelas serius sama aku." mendengar itu Brad menjadi tersulut amarahnya
  "Ya udah, kamu balik aja lagi sama dia." jawab Brad dengan ketus. Brad berharap Kate akan meminta maaf, tapi malah yang terjadi sebaliknya.
  "Ya udah, bagus. Kita udahan ya." jawab Kate lalu pergi meninggalkan Brad dengan segera. Brad pun terkejut dan berusaha mengejar Kate, tapi Kate sudah berlari dengan cepat meninggalkannya.

  Gabby mengunyah coklat pemberian Tammy dengan kesal.
  "Cewek, sendirian aja?" seorang cowok berkulit gelap duduk di sampingnya. Gabby hanya mendiaminya. "Gimana? Tadi gue liat lu ngomong sama Noel? Apa yang lo berdua omongin? Dia nembak lo?" orang itu melemparkan banyak pertanyaan. Gabby hanya menghela nafas.
  "Dia justru mau nembak Melissa, Isaac!" Gabby menjawan dengan kesal. Raut muka Isaac berubah menjadi menyesal.
  "Wah, sorry Gab, gue nggak tahu. Ya udahlah, mungkin emang bukan dia yang terbaik." Isaac berusaha menghibur Gabby. Gabby hanya mengangguk dan tersenyum sedih. Lalu mereka duduk dalam keheningan.
  "Isaac, kalo hari ini di tahun depan kita masih jomblo, mending kita jadi each other's date. Gimana menurut lo?" Gabby mengusulkan. Isaac mengangkat alisnya.
  "Ga jelek juga ide lo. Gue setuju." Isaac tersenyum. Gabby pun juga tersenyum. Dia bersyukur dia mempunyai teman, lebih tepatnya sahabat, seperti Isaac.

Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang