CALEB

1 1 0
                                    

  Caleb berkutat mengenakan dasinya. Sudah 2 menit sendiri dia mencoba untuk membuat simpul dasi yang baik, tapi gagal. Dia benar-benar membutuhkan bantuan. Sekarang masih jam 6 pagi, dan jam 8 nanti dia dan teman-temannya akan menghadiri pernikahan seorang guru,  Mrs. Teresa. Walau masih beberapa jam lagi, tapi lebih baik ia bersiap-siap dari sekarang. Kini, dia masih kesusahan di depan cermin di toilet gereja di mana Mrs. Teresa akan menikah.

  "Sini, gue bantu." terdengar suara seorang perempuan. Caleb menoleh. Dia terkejut ketika melihat sesosok perempuan tinggi dan ramping. Katherine. Caleb mengahadapkan tubuhnya ke arah Katherine, pertanda dia menerima bantuan Katherine. Katherine pun segera memperbaiki dasi Caleb. Hanya dalam beberapa detik, dasinya sudah rapi. Katherine lalu tersenyum manis (sesuatu yang jarang dia lakukan, dia lebih sering tersenyum sinis) dan menatap Caleb.

  "Makasih," Caleb membalas tersenyum lalu menghadapkan badannya ke cermin. Namun Katherine tetap berdiri di sampingnya. "Kenapa?" tanya Caleb heran. Katherine awalnya hanya diam.

  "Lo.. Udah bilang ke Charlie kalo kita pernah pacaran?" tanya Katherine dengan suara kecil. Caleb hanya menatapnya melongo.

  "..pacaran? Kita cuma jalan 2 kali, Kath!" jawab Caleb. Air muka Katherine pun berubah, terkejut lalu geram.

  "Emang ternyata lo sama aja kayak cowok yang lain." jawab Katherine dengan marah lalu berbalik pergi. Caleb segera mencegahnya dengan menarik tangannya.

  "Ehh, tunggu dulu. Apa maksud lo?" Caleb bertanya, kali ini dengan khawatir. Katherine menatapnya kesal, namun kemudian rautnya berubah menjadi sedih.

  "Lo satu-satunya cowok yang nganggep gue sebagai real human being. Cowok lainnya yang pernah pacaran sama gue cuma mau pacaran demi status doang. Setelah mereka bosen, mereka buang gue. Cuma lo doang yang tulus sama gue." Katherine menjelaskan dengan lelah. Caleb tertegun.

  "Tapi.. Kita kan emang bener cuma jalan 2 kali? Nggak lebih.." Caleb merespon setelah terdiam sesaat. Katherine hanya tersenyum sedih.

  "Paling enggak lu bela-belain dateng ke rumah gue buat memperjelas hal itu. Cowok lain cuma mutusin gue lewat chat." jawabnya sedih. Caleb pun terdiam kembali. "Dan jujur, itu yang membuat gue suka sama lo. Bahkan sampe sekarang ini. Gue waktu itu bikin gossip ga enak biar lo putus sama Charlie. Tapi ternyata enggak berhasil. Lo beneran suka banget sama dia ya?" Caleb tidak menjawab. "Gue juga suka banget sama lo, tapi nggak apa-apalah. Yang penting lo bahagia." Katherine lalu memalingkan badannya dan pergi. Kali ini Caleb tidak menghentikannya.

  "Caleb? Ngapain di sini?" suara Charlie terdengar. Caleb mendongak, tapi tidak menjawabnya. "Yok, gabung sama yang lain." Charlie menggenggam tangan Caleb dan menariknya. Namun selama itu juga pikiran Caleb tidak menuju ke Charlie, melainkan ke Katherine.

Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang