Chapter 7

24.1K 1.6K 35
                                    

Alex POV

"Maukah kau menjadi kekasihku?"

Aku baru saja mengungkapkan rasa yang ada dalam hatiku. Isi hatiku. Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi aku tak bisa jika sehari pun tak dekat dengannya.
Viona terlihat begitu bingung saat aku menanyakan hal itu kepadanya. Aku maklum. Ya, bahkan dia belum mengenalku. Argghh!!

"Tidak apa kalau kau belum bisa menjawab. Aku beri waktu sampai besok. Aku pergi dulu."

Setelah itu aku mengecup pipinya cepat lalu pergi darinya. Mukanya mungkin merah saat ini. Sangat lucu.
Aku bahagia walaupun dia belum menjawabnya. Setidaknya dia tahu perasaanku.

Selama pelajaran berlangsung aku terus memikirkannya. Dia gadis paling cantik yang pernah ku temui. Aku gila! Ya, gila karenamu, Viona! Ku usap rambutku kasar.

"Alex. Jangan lepaskan dia."

"Dad, apa kau tahu tentangnya?

"Ya, dia mate mu."

Aku berbicara dengan ayah lewat pikiran.
Tidak salah lagi. Aku memang merasakan itu setiap berada di dekatnya. Aku sudah memiliki firasat sejak dulu. Dan ternyata memang benar. Dia MATE ku. Aku harus mendapatkannya! Harus!

***

Malam ini aku sangat 'haus'. Aku butuh darah. Sudah seminggu ini aku tidak minum darah. Persediaan darah hewan di rumahku habis. Aku benar-benar haus! Terpaksa aku harus minum darah manusia sekarang.

Cepat-cepat aku pergi dari rumah. Malam ini sulit juga mencari mangsa yang cocok. Tiba-tiba aku mencium bau manusia di sekitar sini.

Hmmm. Baunya seperti bunga lavender. Harum. Aku segera mencarinya. Yes dapat! Dia berjalan seorang diri. Aku terus saja mengikutinya.

Beberapa kali ia menoleh ke belakang. Untung saja dia tidak mengetahuiku. Aku tak bisa menunggu lagi. Rasa haus ini begitu menyiksaku! Aku butuh darah sekarang!

Dengan kekuatan vampire yang ku miliki, aku berlari secepat kilat ke arahnya dan langsung menggigit lehernya.

"Ahhhh... Sakit!!"

Aku tak peduli. Aku haus! Darahnya sangat manis. Nikmat sekali. Hingga tak sadar aku terus menghisap darahnya.

"Sa.. Sakiit."

Tunggu! Aku seperti mengenal suara ini. Seketika ku lepaskan gigitanku di lehernya. God! Dia Viona! Apa yang telah aku lakukan?!
Tubunya lemas dan seketika itu jatuh bersimpuh di jalan.

"Viona!"

Dia tak sadarkan diri. Aku segera membawanya ke rumahku. Hanya dalam hitungan detik, aku telah sampai di halaman rumah. Cepat-cepat ku bawa dia ke dalam.

"Kakak, itu siapa?" Anna melihatku dengan tatapan bingung, lalu ia berjalan mendekatiku.

"Astaga! Viona! Apa yang kau lakukan padanya kak?!"

Aku hanya bisa diam. Tak mampu berkata-kata. Seketika itu juga aku merasa bersalah. Karena aku, dia seperti ini.

"Cepat! Obati dia!"

Aku pergi ke kamar dengan cemas. Bagaimana kalau Viona tak selamat? Bagaimana kalau dia mati? Bagaimana kalau.. Argh aku tidak boleh berpikiran buruk.

***

Viona POV

Aku baru pulang dari sekolah. Selarut ini? Iya, aku baru saja menyelesaikan tugas di sekolah.

Baru beberapa meter jauhnya dari sekolah, aku merasa ada yang mengikutiku. Ku coba menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Mungkin hanya perasaanku saja, batinku.
Tapi setelah lama aku berjalan, terdengar langkah kaki di belakangku. Belum sempat aku menoleh, ku rasakan leherku sakit. Ada yang menggigit leherku kuat. Darahku terasa ditarik keluar. God! Ini sangat sakit! Tubuhku sangat lemas dan akhirnya jatuh lunglai di jalan.

My Mate Is A VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang