Chapter 17

15.9K 941 7
                                    

Seperti biasa, tiap hari update kalo gak sibuk 😁
Oh iya, Author sebenernya lagi banyak tugas nih
Tapi disempet-sempetin nulis dah, padahal bentar lagi kelulusan juga. Eh kok? Curhat nih hihi
Penasaran kelanjutan ceritanya? Oke
Cekidot!

"Hai, aku Dinand. Boleh aku tahu namamu?" dia mengulurkan tangannya.

"Eh aku Viona. Namaku Viona Crystabella." balasku.

"Ohh Viona. Senang berkenalan denganmu." dia terus saja menatapku. Sungguh aku tidak nyaman.

"Baiklah, anak-anak. Kita mulai pelajaran hari ini."

"Iya, Bu." jawab kami serentak.

***

Viona POV

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas masing-masing. Aku merapikan buku di atas meja dan bergegas pergi dari kelas.

"Vio! Tunggu!"

Siapa ya? Mengganggu saja.

"Apa?" aku berbalik menghadapnya.

"Eh maaf, aku hanya ingin memintamu mengajariku tentang materi yang belum aku ketahui. Maukah kau membantuku?"

"Ohh lain kali saja ya, aku harus pulang sekarang."

"Ohh baiklah. Oh iya kau pulang dengan siapa?"

"Aku pulang sendiri." jawabku singkat.
Aku harus cepat pergi dari sini sebelum Alex melihatku. Aku langsung pergi dari hadapannya.
Namun, ia mencekal tanganku.

"Tunggu, Maukah kau ku antar pulang? Aku akan merasa senang kalau kau mau pulang denganku." ucapnya. Ia tersenyum ke arahku.

"Maaf, aku bisa pulang sendiri. Lepas!" aku mencoba melepas cekalannya di tanganku. Namun, ia terlalu kuat.
Bagaimana ini? Jika Alex melihatku pasti dia akan sangat marah. God! Aku harus bagaimana?

Tak disangka, tiba-tiba Alex datang. Oh my God!

"Lepaskan dia!" bentaknya.
Alex menarik tanganku cepat. Seketika aku sudah didekapnya.
Aku panik, cemas. Tidak tahu apa yang harus ku perbuat.

"Sudah, Alex. Tak usah hiraukan dia." ucapku pelan.

"Memangnya kau siapa, huh?!"

Alex menggeram marah. God! Tolong!

"Kau yang siapa?! Dia kekasihku! Menjauh darinya kalau kau tak ingin mati!"

No Alex! Jangan lakukan itu sekarang. Dinand hanya diam menahan amarah. Dia hanya menatap Alex sinis.

"Kau tak berhak melarangku untuk mendekati Viona. Kau hanya kekasihnya, dan aku tak peduli itu." ucapnya tersenyum miring.

"Jika kau berani mendekati Vio, aku akan membunuhmu!" ancamnya.

"Lakukan saja kalau kau berani." tantangnya.

Aku bergidik ngeri. Bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Tuhan! Aku tak bisa membayangkannya.

"Sudah, Alex. Lebih baik kita pergi dari sini." ucapku.

Aku segera menarik tangan Alex menjauh. Aku tak ingin masalah ini menjadi semakin rumit. Segera kami masuk ke mobil.

Selama di perjalanan, aku hanya diam. Tak berani berbicara sedikitpun. Aku tahu Alex marah.

"Bagaimana kau bisa kenal dengan dia, Vio?" tanyanya dingin.
God! Dia kembali seperti dulu. Aku tidak suka itu.

"Dia anak baru. Baru pindah tadi pagi." jawabku singkat.

"Jauhi dia, Viona." pintanya.

"Kenapa? Apa kau mencemaskanku?"

"Ya, dia ingin merebutmu dariku."

Alex menarik nafas panjang dan menghembusnya kasar. Ferdinand menyukaiku? Ku harap tidak. Tapi bagaimana Alex tahu tentang itu? Apa Alex mengenal Dinand sebelumnya? Seribu pertanyaan datang di otakku.

"Alex," ucapku lirih.

"Apa?"

"Kau mengenal Dinand sebelumnya?"

Alex tidak menjawab pertanyaanku. Dia mengacuhkanku? Huh sabar Viona, sabar! Aku hanya bisa diam menatapnya.

"Ayo turun. Kita sudah sampai."

Tak terasa, aku dan Alex sudah sampai di halaman rumahnya. Kalian tahu? Rumahnya memang benar-benar mewah.
Aku mengangguk lalu mengikutinya masuk ke dalam.

"Pelayan! Tolong ambilkan minum untukku. Aku haus."

Haus? Mungkin aku tahu maksudnya.
Tak lama kemudian, seorang pelayan membawa sebuah gelas berisi cairan berwarna merah pekat. Darah! Alex segera meneguknya sampai habis. Tak tersisa sedikit pun. Ada sedikit darah mengalir dari ujung bibirnya. Setelah selesai, aku akan bertanya padanya.

"Alex, kau masih marah denganku?" tanyaku serius.

"Apa aku terlihat marah?" katanya sambil mengusap noda darah di bibirnya.

"Ya, kau sangat dingin terhadapku." jawabku pelan.

Alex terkejut. Lalu menatapku tanpa henti.

"Ya, aku marah. Aku marah karena kau dekat dengan laki-laki itu."

"Maksudmu Ferdinand?"

"Ya, aku tidak akan membiarkan dia mendekatimu."

"Tapi kenapa?" tanyaku lagi.

"Aku tak perlu mengatakannya padamu. Yang harus kau tahu, aku akan membunuhnya jika dia berani mendekati bahkan menyentuhmu. Ku mohon, jauhi dia. Aku tak ingin kehilanganmu."

Aku mengangguk. Sebenarnya aku tak mengerti apa yang dikatakan Alex padaku. Tapi ya sudahlah. Lebih baik aku menurut saja. Aku harus menjauhi Dinand. Ya, aku harus!

***

Alex POV

Aku benci dia, Ferdinand. Dia werewolf. Keturunan dari para werewolf yang telah membunuh adikku. Aku tahu maksudnya saat dia mendekati kekasihku, Viona. Dia ingin balas dendam dengan merebut Viona dariku. Werewolf yang ku bunuh waktu itu adalah orang tuanya.
Tidak logis memang. Harusnya aku yang balas dendam karena ayahnya telah membunuh adikku, Tania. Kali ini tak akan ku biarkan dia merenggut kebahagiaanku lagi. Tak akan! Aku harus melindungi Viona darinya. Aku bersumpah, akan ku bunuh dia jika berani menyentuh Viona apalagi sampai merebutnya dariku.
Aku terus melamun memikirkan hal ini. Ya, aku harus segera menikahi Viona. Secepatnya. Aku akan katakan pada Dad nanti.

"Alex, kau memikirkan apa?"

Spontan aku terkejut lalu menoleh.

"Ah tidak, aku hanya ingin mandi. Ini sudah sore." kataku berbohong.

Aku mengambil handuk yang tergantung di dinding lalu pergi ke kamar mandi. Viona hanya bingung melihatku. Maafkan aku, Vio. Aku tidak mungkin memberitahumu tentang hal ini. Terlalu berbahaya. Untuk sementara biar aku saja yang tahu. Aku tak ingin membebani pikirannya.

**

Pendek banget, hihi
Vote ya 😊

My Mate Is A VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang