Chapter 13

18.4K 1.1K 21
                                    


Update lagi nih. Horeee 😂😂
Bosen ya?
Request boleh kok
Gimana? Lanjut? Okeh

Happy reading! 😚

"Vio, kau tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

"Aku baik-baik saja. Jangan terlalu menghawatirkanku." aku berusaha tersenyum di depannya. Alex memandangku. Dahinya berkerut.

"Baiklah, sebaiknya kita pergi dari sini." aku mengangguk pelan.

***

Alex menarik tanganku menuju kelasku. Aku meringis kesakitan. Ah tanganku sakit! Aku terus saja memegang tangan kananku.

"Kau kenapa, Vio?"

"Tanganku, rasanya sakit sekali."

"Astaga! Oke kita pulang sekarang. Aku akan obati lukamu di rumah."

"Tapi, ini masih jam sekolah, Lex."

"Kita bisa izin, sayang. Sudahlah, kau sedang sakit. Pasti mereka akan mengerti keadaanmu. Jangan khawatir. Aku akan memberitahu guru yang mengajarmu hari ini. Ok? Kita pulang."

Aku hanya diam. Setibanya di kelas, Alex cepat-cepat mengambil tasku yang masih menempel di kursi tempat dudukku. Alex tak peduli dengan anak-anak yang terus memanggilnya sejak tadi.

"Eh kak Alex kenapa di sini?"

"Kak Alex, lihat aku!"

"Kak Alex, kau tampan sekali."

Alex hanya tersenyum pada mereka tanpa menanggapi ucapannya. Aku menggeleng-gelengkan kepala.
Ya ampun! Kenapa dia seperti itu? Itu malah membuat mereka lebih gencar mengejarmu! Aku tidak suka kau seperti itu Alex!
Eh kenapa aku marah?! Apa aku cemburu? No!

"Ayo kita pergi." ucapnya mengejutkanku.

"Iya iya." jawabku agak kesal.

"Masuklah," Alex berdiri membukakan pintu mobil untukku. Setelah pintu mobil tertutup, Alex segera duduk di sampingku. Lalu ia menyalakan mesin mobilnya.

***

Alex POV

Aku mengajak Viona pulang karena kejadian tadi membuat tangannya terluka. Aku menyesal. Aku terlambat menolongmu. Maafkan aku!

Aku dan Vio sudah sampai di tempat mobilku di parkir.

"Masuklah,"

Aku membuka pintu mobil untuk kekasihku. Ia pun masuk dan aku menutup pintunya. Cepat-cepat aku masuk dan duduk di sampingnya. Aku pun menyalakan mesin mobilku.

Selama di perjalanan pulang, tak ada salah satu dari kami yang membuka bicara. Diam. Ya, kami saling diam.

"Viona," kataku pelan sambil mengelus pipinya.
Rupanya Vio sudah tidur.

"Aku minta maaf. Aku gagal menjagamu," ucapku sedih.

Setelah ini aku berjanji. Tak ada seorang pun yang bisa menyakiti gadisku! Aku akan selalu menjagamu, Vio. Aku akan selalu ada di sampingmu. Aku akan membunuh siapa pun yang berani menyakitimu! Aku sangat mencintaimu.

Tak terasa kami sudah sampai di depan rumah. Ku lihat Viona masih saja tertidur. Aku turun dari mobil dan segera menggendong Viona ke dalam. Aku baringkan tubuhnya di ranjang tempat tidurku. Maksudku, tempat tidur kami. Aku mengelus rambutnya pelan takut ia terbangun dari tidurnya. Lalu aku mengecup bibirnya yang harum itu. Ah! Kau sudah membuatku gila!

Aku mengambil obat untuk menghilangkan lukanya. Hanya dalam waktu beberapa detik lukanya hilang tak berbekas. Aku bersyukur, obat ini aku dapatkan dari Dad sewaktu aku terluka dulu.

Tak berselang lama, Viona bangun. Ia terlihat sangat lelah. Ia membuka matanya perlahan.

"Alex," ia memelukku.

"Maafkan aku sayang," ucapku sambil mengusap punggungnya perlahan.

"Maaf? Untuk apa?" Viona melepas pelukannya lalu memandangku lekat-lekat.

"Maaf, aku tak bisa menjagamu." aku menunduk.

"Kau sudah menjagaku, Alex. Jangan berkata seperti itu," ia mengusap pipiku.

"Tapi aku terlambat menolongmu,"

"Sudahlah, jangan terlalu kau pikirkan tentang itu. Aku tak menyalahkanmu," katanya tersenyum.

Aku mengangguk dan memeluknya erat. Rasa ini. Aku selalu merasa nyaman seperti ini saat berada di dekatnya. Aku tak bisa membayangkan apa jadinya aku tanpa dirimu, Viona!

"Sekali lagi, maafkan aku."

Ia mengangguk sekali.

"Alex, apa lukaku sudah sembuh?" tanyanya.

"Lihat saja di tanganmu."

Lukanya memang sudah hilang. Ia hanya terkejut melihatku.

"Terima kasih, Alex."

"Dengan senang hati aku akan lakukan apa pun untukmu. Kau milikku yang paling berharga."

Lagi-lagi Viona tersenyum. Bibir itu. Aku ingin bibir itu! Aku menangkup wajahnya dan mendekatkan wajahku. Bibir kami saling menempel. Aroma bibirnya membuatku ketagihan.
Uhh aku tak tahan! Aku terus memagut bibirnya. Ia tak berontak sama sekali. Aku menyukainya. Aku cinta padamu, Vio! Kau milikku seutuhnya!

***

Dan.. Dan.. Ceritanya Gaje banget
Dilanjut lain waktu ya 😊

Thanks guys. Jangan lupa vomments 😊😉

My Mate Is A VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang