Chapter 24

14.6K 819 22
                                    

Ini POVnya Alex semua. Kalo ada yang bingung, coment aja 😁

Akhirnya kami sampai di halaman rumah Viona. Kini kami sudah turun dari mobil. Aku tahu Viona merasa sangat yakin kalau Mommy tak akan memberi izin untuknya. Apa ia lupa kalau aku ini seorang vampire? Ralat. Pangeran vampire? Apa dia tidak sadar kalau vampire memiliki banyak keistimewaan dibandingkan manusia? Haha. Lihat saja nanti. Dia belum tahu bahwa aku memiliki banyak kekuatan yang manusia pun tak mengetahuinya. Tunggu saja.
Kuberanikan diri untuk mengetuk pintu. Lalu tak lama pintupun terbuka. Mommy menyambutku dengan hangat.

"Eh ada nak Alex. Silahkan masuk." ucapnya ramah.

Aku masuk diikuti Viona di belakangku. Lalu Mommy menyuruhku duduk di sofa ruang tamunya.

"Silahkan duduk." ucapnya lagi.

"Terima kasih Mom."

"Mom, aku ke atas dulu ya. Mau ke kamar sebentar." kata Viona.

"Iya, sayang."

Viona beranjak pergi ke kamarnya. Aku masih tetap di sini dengan Mommynya. Ya, untuk apa lagi kalau bukan untuk membujuknya agar ia mau mengizinkan Viona tinggal bersamaku.

"Ada hal apa nak Alex datang kemari?" tanyanya.

"Saya hanya ingin berkunjung. Sudah lama saya tidak datang ke sini." ucapku tersenyum.

"Memang benar. Sejak Viona pulang ke rumah, kau jarang sekali datang kemari. Sering-sering saja Alex datang kemari. Mom selalu menerimamu dengan senang hati. Bahkan sudah Mom anggap sebagai anak sendiri. Kalau Alex sering datang, Mom pasti punya teman untuk mengobrol seperti ini. Biasanya rumah ini sepi."

"Memangnya ayah Viona di mana, Mom?" tanyaku asal.

"Ayah Viona sudah tidak ada." jawabya tersenyum miris.

Sepertinya aku salah bertanya. Bodoh. Jangan sampai rencanaku gagal hanya karena pertanyaan bodohku.

"Maaf, Mom. Saya tidak tahu." jawabku menyesal.

"Tidak apa-apa, itu sudah takdir. Kita tidak bisa merubah takdir." ucapnya berusaha tersenyum.
Mungkin pertanyaanku membuat hatinya terluka.

"Sekali lagi saya minta maaf, Mom. Saya sudah lancang bertanya seperti itu."

"Iya, sudahlah. Tidak usah dibahas. Oh iya, Mom lupa. Sebentar, Mom ambilkan minum dulu untukmu."

"Eh tidak usah Mom."

Ku cegah dia sebelum pergi ke dapur. Sepertinya ini waktu yang tepat. Aku harus menjalankan rencanaku sekarang, sebelum Viona datang dan rencanaku akan gagal.

"Loh kenapa?"

"Alex tidak haus, Mom. Biar nanti saja." ucapku.

"Baiklah."

"Mom ..." ucapku lirih.

Dia beralih menoleh ke arahku.

"Ada apa?"

Aku tak menjawab. Ku tatap matanya lama. Ini saatnya. 'Kau harus turuti setiap perkataanku. Kau harus tunduk padaku.'
Dia mengangguk. Berhasil.

"Bolehkah Viona tinggal bersamaku, Mom? Aku akan sangat berterima kasih pada Mommy jika Mommy memberikan izin untuk Viona."

"Tentu saja, Alex. Kau boleh membawa Viona. Mom juga senang jika Viona bersamamu."

Aku tersenyum puas. Rencanaku benar-benar berhasil. Kalian pasti tahu apa yang aku lakukan, kan? Kurasa kalian sudah tahu. Katakan aku jahat. Haha. Aku tak peduli, yang ku mau hanya Viona. Akan kulakukan segala cara untuk mendapatkan Viona, apapun itu.

Tak berselang lama, Viona datang. Ia berjalan mendekat. Lalu duduk di sampingku.

"Alex, kau sudah katakan pada Mommy?" ucapnya berbisik.

"Sudah. Kau tidak perlu khawatir. Aku sudak mendapat izin dari Mommy."

"Apa?! Tidak mungkin. Apa benar yang dikatakan Alex, Mom? Bukannya Mom tidak akan mengizinkanku pergi?" tanyanya.

"Alex, benar. Mom memberimu izin. Pergilah dengan Alex."

"Bagaimana bisa?"

"Sudah kubilang kan? Mom pasti memberimu izin. Kau terlalu berlebihan." ejekku.

"Mom..." rengeknya.

"Sudah, tinggallah bersama Alex. Lebih baik kau tinggal dengannya. Dia akan menjagamu." kata Mommy.

"Tapi Mom-"

"Jangan membantah! Turuti saja kemauan Alex. Nak Alex boleh membawa Viona. Viona akan bahagia denganmu."

"Baik, Mom. Saya akan menjaga Viona dengan baik. Kalau begitu saya permisi. Kau Viona, ikut denganku. Saya pamit, Mom." ucapku sambil menggenggam tangan Viona.

"Ya, pergilah. Hati-hati di jalan."

"Iya, Mom. Kami pergi dulu."

Kuajak Viona masuk mobil. Kulihat sekilas raut wajahnya masih terlihat kaget. Haha. Ini kejutan untukmu, sayang.
Selama di perjalanan, Viona diam. Tak mengeluarkan suara sedikitpun. Apa dia kesal denganku?

"Viona," panggilku.

Dia tak menjawab. Pandangan matanya masih fokus ke depan. Tak mau menoleh sedikitpun.

"Apa kau kesal padaku?" tanyaku.

"Tidak." jawabnya singkat.

"Lalu kenapa?"

"Aku hanya memikirkan perkataan Mommy tadi. Tidak seperti biasanya. Dia berbeda. Apa yang kau lakukan pada Mommy sampai seperti itu?" tuduhnya.

"Aku tak melakukan apapun, Vio. Aku tak mungkin berani berbuat macam-macam dengan Mommymu." ucapku berbohong.

"Katakan yang sejujurnya, Alex!" Nadanya mulai meninggi.

"Kau tahu aku sangat menyayangimu."

"Hmm iya aku tahu. Maaf aku telah menuduhmu." katanya menyesal.

"Tidak apa-apa. Kita sudah sampai. Ayo turun."

***

Sudah waktunya tidur. Kulihat jam menunjukkan pukul 21.18.

"Sayang, kemarilah. Kita harus tidur." panggilku.

Viona sedang duduk membaca novel koleksiku. Sengaja kutaruh di meja agar Viona dapat membacanya sewaktu-waktu. Aku tahu Viona senang membaca buku. Untuk itu aku belikan buku cukup banyak untuknya tempo hari yang lalu.
Setelah kupanggil, akhirnya ia menghampiriku. Viona membaringkan tubuhnya di sampingku. Segera kuraih pinggangnya. Kupeluk erat tubuhnya.

"Aleex,"

"Kenapa sayang? Kau malu?" godaku.

"Ah Alex! A-aku hanya.." ucapnya gugup.

"Hanya apa?"

"Ah sudah. Lebih baik kita tidur." ucapnya mengalihkan pembicaraan. Lalu berbaring membelakangiku.

"Tunggu dulu, aku hanya ingin memberitahumu. Sekitar 3 minggu lagi aku ada ujian. Tolong bantu aku ya,"

"Bantu apa?" tanyanya bingung.

"Bantu belajar sayang, aku tahu gadisku ini sangat pintar. Untuk itu aku memintamu untuk membantuku."

"Emmm ada syaratnya." katanya tersenyum jahil.

"Apa syaratnya?" tanyaku penasaran.

"Kau harus membelikanku buku terbaru yang belum pernah kubaca. Satu lagi, belikan aku ice cream yang banyak."

"Kau ini lucu sekali. Tenang saja, itu bukan hal yang sulit bagiku. Baiklah, sekarang kita tidur ya, Tuan Putri."

***

TBC

My Mate Is A VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang