"Viona!"
Seseorang berteriak memanggil Viona. Namun terlambat, Viona sudah tergeletak di tengah jalan. Tubuhnya penuh luka dan darah.
"Shit!" umpatnya. "kenapa bisa seperti ini?"
Lelaki itu segera membawa Viona ke rumah sakit terdekat. Sampai di sana, Viona dibawa masuk ke ruangan yang entah apa itu namanya. Dokter pun telah datang.
"Maaf, Tuan. Anda tidak boleh masuk," ucap seorang suster padanya.
Lelaki itu hanya bergerak dengan cemas. Ia takut akan terjadi hal buruk pada Viona. Dalam hati ia bersumpah, siapapun yang telah menabrak Viona tak akan mendapat ampunan darinya.
Nama lelaki itu Nathan, Jonathan Yoseph. Ia adalah sepupu Viona yang tinggal di kota tetangga.
Sudah setengah jam ia menunggu depan ruangan itu dengan gelisah. Kenapa lama sekali? batinnya frustasi.
Tak lama, dokter yang menangani Viona keluar dengan ekspresi yang sulit diartikan. Kemudian, ia menghampiri Nathan."Maaf, Tuan. Apakah anda keluarga pasien?"
"Benar, Dokter. Bagaimana keadaan sepupu saya?" tanyanya tak sabar.
"Mari ikut ke ruangan saya." ujar dokter muda itu.
Akhirnya Nathan bersedia mengikuti ke ruangannya. Di sana mereka membicarakan bagaimana keadaan Viona sebenarnya.
"Apa?! Dokter bilang apa? Tidak mungkin."
"Ya, sebenarnya saya berat mengatakan hal ini, tapi itulah kenyataannya. Sepupu anda akan koma sekitar 1 minggu ke depan. Luka di kepalanya cukup parah. Kemungkinan, setelah dia sadar dia akan kehilangan ingatannya untuk jangka waktu yang cukup lama. Saya mohon maaf, akan saya usahakan semampu saya." tutur dokter itu tanpa jeda.
Nathan menatap dokter itu dengan pandangan tak percaya. Namun, setelah mendengarkan ucapan dokter, ia hanya dapat menghela napas. Ia tidak tahu apa yang harus diperbuat. Di satu sisi, ia sangat khawatir terhadap Viona dan ingin menghubungi mommy Viona. Namun, di sisi lain ia tidak ingin membuat Meira cemas akan keadaan Viona. Entah apa yang ada di pikirannya. Akhirnya ia memilih diam, menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu hal ini padanya.
Drrtt ... Drrtt ...
Ada getaran di saku celana. Ia melihat ada satu panggilan dari kekasih hatinya.
"Nathan! Kau di mana? Kenapa kau baru mengangkat telponku?" tanya seorang di seberang sana.
"Aku ada urusan. Sekarang aku di rumah sakit." jawabnya lemas.
"Siapa yang sakit? Kau baik-baik saja, 'kan?"
"Ya, aku baik. Sepupuku, dia kecelakaan."
"What?! Oke, aku segera ke sana. Tolong kirim alamatnya."
Sambungan telepon terputus. Nathan segera mengirim alamat lewat ponselnya. Ia masih saja memikirkan Viona. Bagaimana keadaannya? Nathan ingin sekali melihat Viona. Sudah lama tidak tidak bertemu, tapi kenapa malah seperti ini?
"Nathan!" panggil seorang gadis yang kini berada di depannya.
Nathan mendongak, ia menatap kekasihnya dengan wajah sendu.
"Sabar sayang, aku yakin sepupumu pasti akan sembuh." ucapnya mencoba menenangkan Nathan. Dielusnya pundak Nathan dengan lembut. Namun, Nathan tetap diam.
"Anna, aku sangat cemas. Aku sangat menyayanginya." ucap Nathan sedih.
"Aku tahu, kau harus percaya kalau tak akan ada hal buruk yang terjadi padanya."
"Tapi, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Dokter bilang dia akan koma selama satu minggu ini. Dan kau tahu? Viona akan kehilangan ingatannya setelah ia sadar." ujarnya frustasi.
"Apa? Siapa nama sepupumu tadi?"
Anna memang tak asing mendengar nama itu, tapi dia harus yakin kalau dia salah dengar atau tidak.
"Viona, Viona Crystabella. Dia sepupu sekaligus adikku satu-satunya. Aku tak tahu harus mengatakan apa pada ibunya." jelasnya.
"Astaga! Jadi, kau sepupu Viona?! God! Kau harus sembuh Viona!" Anna sudah menangis. Ia sangat terpukul dengan keadaan Viona. Sahabat sekaligus kakak baginya kini terbaring lemah tak berdaya.
"Kenapa kau menangis, Anna? Kau mengenal Viona?"
"Di-a sa-habatku. Aaaaa!!" Anna terisak dalam pelukan Nathan. "siapa yang tega mencelakai Viona?" imbuhnya.
"Aku pun tidak tahu, sayang. Sudahlah. Seperti yang kau bilang tadi, kau harus yakin kalau Viona akan sembuh."
"Tapi, bagaimana kalau Vio tidak bisa mengingatku? Aku takut. Aku harus menghubungi kak Alex sekarang." Anna merogoh ponsel di tas yang dia bawa. Segera ia menelfon kakaknya.
Satu
Dua menit
Tak kunjung diangkat. Ia kembali mencoba.
Satu
Dua
Tiga
Tiga kali ia menghubungi Alex tapi tetap tak ada jawaban. Mungkin ini yang terakhir, ia mencoba sekali lagi.
Nihil, hasilnya tetap sama. Sebenarnya kakaknya sedang apa? Kenapa tak bisa dihubungi dalam keadaan genting seperti ini? Teriaknya dalam hati."Kak Alex, kau di mana?" erangnya.
"Sudah, sayang. Mungkin dia sibuk."
"Tidak mungkin, dia pasti di rumah. Aku harus menjemputnya sekarang. Nathan kau tunggu di sini. Aku harus pergi."
"Baiklah,"
Anna bergegas menuju parkiran rumah sakit. Kini mobilnya sudah melaju meninggalkan area rumah sakit.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah karena jarak tumah mereka dekat dengan rumah sakit. Segera ia masuk ke rumah dengan tergesa-gesa. Kakinya bahkan tak sengaja menubruk kaki kursi di sebelahnya.
"Sial!" umpatnya.
"Kak Alex! Kau di mana? Kak! Kakak!" teriaknya dengan keras. "Kath, di mana kak Alex?" Akhirnya ia bertanya pada pelayan.
"Di taman belakang, Tuan Putri." jawabnya.
Ia terus berjalan, tak lagi memikirkan rasa sakit di kakinya. Sampai akhirnya, ia berhasil menemui Alex di sana. Alex sedang duduk di kursi taman sambil menerawang ke langit. Tatapannya kosong. Anna menepuk pundak Alex perlahan.
"Kak," panggilnya.
Alex bergeming. Ia masih saja asik dengan pikirannya.
"Kak," panggilnya sekali lagi.
Akhirnya Alex tersadar dari lamunannya. Ia menoleh, lalu berdiri menghadap Anna yang ada di belakangnya.
"Ada apa?" tanyanya acuh.
"Viona, kak ..." kata Anna lirih.
"Ada apa dengan Viona? Cepat katakan!" sergahnya. Seketika raut wajahnya berubah khawatir.
"Viona, kecelakaan."
Duarr!!
Bagai tersambar petir hatinya remuk seketika. Ini semua salahnya, seharusnya ia mengejar Viona tadi, bukan malah membiarkan Viona pergi dan berakhir seperti ini.
"Apa?! Di mana Viona sekarang?!"
****
Ini, sudah ya. Ide Author mentok. Banyak pikiran, bentar lagi UN 😁
Tapi tenang, setiap hari Minggu akan selalu update kok, beri kritik dan sarannya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is A Vampire
VampireTim Author : widiyheni #1 [25/03/17] #1 [02/04/17] #1 [18/04/17]